Kamis, 21 Agustus 2025

Perang Dingin Elon Musk dan Trump Berlanjut, Begini Nasihat Sang Ayah ke Pendiri Tesla

 CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk diyakini akan kalah dalam konfliknya dengan Presiden AS Donald Trump.

Penulis: Choirul Arifin
Fox News
KALAH - CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk diyakini akan kalah dalam konfliknya dengan Presiden AS Donald Trump, yang mendapat dukungan luar biasa dari rakyat Amerika Serikat. 

 

TRIBUNNEWS.COM - CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk diyakini akan kalah dalam konfliknya dengan Presiden AS Donald Trump, yang mendapat dukungan luar biasa dari rakyat Amerika Serikat.

Pertikaian antara dua mantan sekutu atas RUU pajak dan pengeluaran Trump yang "Besar dan Indah" meningkat menjadi serangkaian sindiran di media sosial hari Kamis, 5 Juni 2025.

Prediksi tersebut disampaikan Errol Musk yang tak lain adalah ayah kandung Elon Musk sendiri.

Elon Musk sebelumnya mengundurkan diri sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) minggu lalu.

Dia menuduh Presiden Donald Trump "tidak tahu berterima kasih", mendukung gagasan pemakzulannya, dan mengancam akan melumpuhkan program luar angkasa AS dengan menonaktifkan pesawat ruang angkasa Dragon.

Di sisi lain, Donald Trump mengatakan bahwa Elon Musk telah menjadi "gila" dan mengklaim bahwa Musk benar-benar marah karena Trump "mencabut Mandat EV-nya."

Errol Musk mengatakan kepada Al Arabiya pada hari Jumat bahwa dalam konflik dengan putranya,

"Trump tentu saja akan menang karena ia telah dipilih oleh mayoritas orang di Amerika. Saya baru tiga minggu di Amerika - orang-orang, saya ingin mengatakan, 80 persen, tetapi sebenarnya 100 persen mendukung Trump," ujar Errol Musk.

Errol Musk mengatakan bahwa setelah keretakan itu pecah, ia mengirim pesan kepada Elon "mengatakan kepadanya untuk memastikan ini segera berakhir."

"Apa yang terjadi adalah, Anda tahu, para alpha telah... menyingkirkan oposisi dan seperti kebanyakan hewan, gajah... singa dan sebagainya, dan manusia, sekarang ingin saling berhadapan. Tampaknya agak konyol bagi saya," kata Errol Musk.

Baik Trump maupun Elon Musk “telah melalui banyak tekanan… Anda dapat mengharapkan hal semacam ini, Anda tahu, ketika Anda menjadi pusat perhatian siang dan malam."

"Pada akhirnya, orang-orang mencapai titik di mana mereka melampiaskan kemarahan mereka... Saya pikir ada sedikit kelelahan di sini,” katanya, menjelaskan pertengkaran tersebut.

Baca juga: Trump Masih Marah dan Tolak Bicara dengan Elon Musk: Dia Kehilangan Akal Sehat

Menurut Errol, jika Elon Musk dapat mengakhiri konflik dengan cepat, itu hanya akan menjadi “rintangan kecil” dalam hubungannya dengan sang presiden.

Ketika ditanya apakah ada kemungkinan Trump dan Musk akan berteman lagi, ia menjawab: “Ya, tentu saja. Ya, tentu saja.”

Kekayaan Elon Musk Amblas Gara-gara Perseteruan dengan Trump 

Gara-gara perseteruannya dengan Donald Trump, kekayaan Elon Musk dilaporkan susut sebanyak 34 miliar dollar AS pada akhir Kamis (5/6/2025).

Menurut laporan Bloomberg Billionaires Index, amblasnya kekayaan Trump terjadi akibat dari anjloknya saham Tesla tepat setelah Elon Musk terlibat perang terbuka dengan presiden AS Donald Trump di media sosial.

Ketegangan dimulai ketika Trump menyerang Musk karena ia mengkritik rancangan undang-undang (RUU) anggaran terbaru.

Trump menyebut miliarder itu "gila" dan mengancam akan membatalkan kontrak federal perusahaannya.

Baca juga: Perang Kata Trump Vs Elon Musk Meledak, Saling Tuduh Soal Epstein hingga Ancaman Potong Kontrak

Musk yang sebelumnya menyebut dirinya sebagai "sahabat utama" Trump, langsung membalas cuitan Trump lewat media sosial di platform X-nya.

Musk mengunggah cuitan, menyebut bahwa Trump tidak akan pernah memenangkan kembali Gedung Putih tanpa bantuannya.

Elon Musk juga berjanji akan menonaktifkan wahana antariksa Dragon yang sangat penting yang menopang Stasiun Luar Angkasa Internasional, yang selama ini menjadi andalan pengiriman kargo dan kru ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Pertikaian ini memicu kekhawatiran investor terhadap masa depan Tesla dan bisnis-bisnis lain di bawah kendali Musk, terutama di tengah ketidakpastian regulasi kendaraan otonom.

Saham Tesla kini rontok 14 persen dan membuat kapitalisasi pasar Tesla menyusut sebesar 152 miliar dollar AS atau sekitar Rp 2.400 triliun (asumsi kurs Rp 16.000 per dollar AS).

"Politik Elon terus berdampak buruk terhadap saham. Dulu dia mendukung Trump, sekarang berbalik melawan. Dua-duanya mengasingkan banyak calon pembeli," ujar Dennis Dick, pemegang saham Tesla, dikutip dari Reuters.

Terbaru, nilai perusahaan kini berada di bawah ambang batas 1 triliun dollar AS, dan ditutup pada posisi 916 miliar dollar AS.

 

Sumber: Russia Today/Reuters

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan