Jumat, 12 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

AS Ngamuk 5 Negara Barat Beri Sanksi ke 2 Menteri Israel, Sebut Bisa Hambat Gencatan Senjata

AS ngamuk setelah dua menteri Israel, Itamar Ben Gvir dan Bezalel Smotrich dijatuhi sanksi oleh lima negara Barat yang dipimpin Inggris.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nuryanti
Tangkapan Layar Video X/Twitter
AS TAK TERIMA - Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio. Di saat lima negara Barat memberi sanksi kepada dua menteri Israel, yakni Itamar Ben Gvir dan Bezalel Smotrich pada Selasa (10/6/2025), Marco Rubio tak terima dengan keputusan tersebut. 

Ia pun kembali mendesak kepada lima negara Barat untuk segera mencabut sanksi kepada Ben Gvir dan Smotrich.

"Amerika Serikat mendesak pencabutan sanksi dan berdiri bahu-membahu dengan Israel," tegas Rubio.

Dalam sebuah postingan di X, Menteri Luar Negeri Israel, Gideo Sa'ar mengucapkan terima kasih kepada Rubio.

"Kata-kata Anda seharusnya menjadi kompas bagi masyarakat internasional, bagi semua orang yang mengkhotbahkan Israel, mengabaikan kenyataan," kata Sa'ar.

Baca juga: Alasan Inggris Jatuhkan Sanksi kepada Dua Menteri Israel dan Kronologi Ketegangan Inggris-Israel

Duta Besar Israel untuk Australia Amir Maimon menulis di X bahwa sanksi tersebut “sangat memprihatinkan dan sama sekali tidak dapat diterima”.

Ben Gvir dan Smotrich mengecam sanksi terhadap mereka, begitu pula Sa'ar dan MK Benny Gantz, ketua partai oposisi Persatuan Nasional.

Sebagai balasan, Smotrich memerintahkan kantornya untuk mencabut ganti rugi yang diberikan kepada bank-bank Israel untuk berkorespondensi dengan bank-bank Palestina — sebuah kebijakan penting yang menopang ekonomi Palestina.

Sementara itu, Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese menanggapi tanggapan Israel dan AS terhadap sanksi tersebut dengan menyebutnya “dapat diprediksi”.

"Pemerintah Israel perlu menegakkan kewajibannya berdasarkan hukum internasional dan beberapa retorika ekspansionis yang telah kita lihat juga jelas bertentangan dengan retorika yang dikeluarkan oleh anggota sayap kanan garis keras dari pemerintahan Netanyahu," kata Albanese dalam sebuah wawancara dengan ABC Radio Sydney.

"Komentar dari kedua pria tersebut telah membantu menciptakan hambatan serius bagi solusi dua negara," tambah Albanese.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan