Rabu, 3 September 2025

Konflik Iran Vs Israel

Iran Tegaskan Tidak Ada Negosiasi Gencatan Senjata Jika Gempuran Israel Terus Berlanjut

Sikap keras Iran muncul setelah Israel melancarkan serangan militer mendadak pada Jumat (13/6/2025) pagi yang melumpuhkan situs nuklir.

khaberni/tangkap layar
RUDAL IRAN - Penampakan rudal-rudal Iran di langit Tel Aviv, Israel pada Sabtu (14/6/2025). Iran menolak untuk merundingkan gencatan senjata dengan Israel selama serangan Tel Aviv terus menggempur wilayahnya. 

TRIBUNNEWS.COM, DUBAI - Iran menolak untuk merundingkan gencatan senjata dengan Israel selama serangan Tel Aviv terus menggempur wilayahnya.

Informasi mengenai sikap Iran ini diungkapkan oleh seorang pejabat yang mengetahui langsung komunikasi tersebut kepada kantor berita Reuters pada hari Minggu.

Baca juga: Mengenal Fasilitas Nuklir Fordow, Situs Rahasia Iran yang Dibangun di Dalam Gunung

Penolakan Iran menandai potensi eskalasi konflik yang lebih luas di Timur Tengah.

"Iran memberi tahu mediator Qatar dan Oman bahwa mereka (Iran dan Israel) hanya akan melakukan perundingan serius setelah Iran menyelesaikan tanggapannya terhadap serangan pendahuluan Israel," kata pejabat tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim kepada wartawan Reuters karena sensitivitas konflik.

Baca juga: Bantu Iran, Pasukan Hizbullah Lebanon Berpotensi Serbu Masuk Israel: IDF Kurangi Pasukan di Gaza

‘’Iran menegaskan bahwa negaranya tidak akan berunding saat diserang," lanjutnya, seperti dikutip dari Reuters pada Senin (16/6/2025).

Sikap keras Iran muncul setelah Israel melancarkan serangan militer mendadak pada Jumat (13/6/2025) pagi yang melumpuhkan situs nuklir Iran serta menewaskan Kepala Intelijen Korps Garda Revolusi Islam, Brigadir Jenderal Mohammad Kazemi dan wakilnya Jenderal Hassan Mohaqiq.

Menyikapi agresi ini, Iran bersumpah akan membuka "gerbang neraka" untuk membalas musuh bebuyutannya dalam konfrontasi yang kini menjadi pertempuran terbesar kedua belah pihak sejauh ini.

Lebih lanjut, pejabat yang merupakan narasumber Reuters itu juga membantah laporan media yang menyebutkan kalau Iran meminta Oman dan Qatar untuk melibatkan Amerika Serikat sebagai mediator gencatan senjata dan perundingan nuklir.

Ia menegaskan bahwa laporan media tersebut tidak akurat.

Sebagai informasi, Oman memang aktif memediasi perundingan nuklir antara Amerika Serikat dan Iran selama beberapa bulan terakhir.

Namun, peran Oman sebagai mediator ini tampaknya harus tertunda setelah putaran perundingan Iran-AS terakhir batal karena serangan besar-besaran Israel di Teheran.

Baca juga: Laporan Terbaru Israel: Serangan Rudal Iran Tewaskan 5 Orang, 92 Terluka

Qatar, disisi lain, berhasil memediasi kesepakatan pertukaran tahanan antara Iran dan Amerika Serikat pada tahun 2023.

Kedua negara Teluk ini dikenal memiliki hubungan baik dengan Iran dan AS.

Oman dan Qatar juga diketahui beberapa kali berkomunikasi langsung dengan Israel, menjadikan peran mereka sangat krusial dalam diplomasi regional. (Grace Sanny Vania)

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan