Konflik Iran Vs Israel
Ali Khamenei: Tubuhku Ini Tidak Berharga, Bahkan Jika Musuh Berhasil Membunuhku, Iran Tak Akan Rugi
Netanyahu terang-terangan mengungkapkan niatnya membunuh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Apa reaksi pemimpin Iran ini?
Penulis:
Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terang-terangan mengungkapkan niatnya membunuh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Netanyahu yang sempat "menghilang" saat Iran melakukan serangan balik kini mengatakan, kematian Ali Khamenei akan mengakhiri perang kedua negara.
Belum ada tanggapan resmi dari pemerintah Iran terkait ancaman pembunuhan yang diarahkan kepada pemimpin tertinggi mereka.
Namun beredar di media sosial maupun sejumlah channel di Telegram dari pihak Iran, yang mengungkapkan, Ayatollah Ali Khamenei sudah merespons ancaman pembunuhan tersebut.
Sosok yang menggantikan Imam Khomeini sebagai pemimpin spiritual Iran sejak 1989 itu mengaku tidak mempersoalkan bahaya yang bisa menimpanya.
Menurutnya, jika pun dirinya terbunuh, perlawanan Iran tidak akan berhenti.
Kematiannya akan digantikan dengan ulama-ulama Iran lainnya.
"Tubuhku tidak berharga, hidupku tidak berarti. Bahkan jika mereka membunuhku, jangan anggap itu sebagai kerugian kami (Iran) selama, kami tetap teguh pada prinsip-prinsip Imam Hussain," ujar Ali Khamenei.
"Kami akan memenangkan perang ini selama kami tidak tunduk pada para diktator, pada kekuasaan dan keserakahan, selama kami menjunjung tinggi cita-cita Imam Hussain."
Sebagai informasi, Imam Hussain yang dimaksud Ayatollah Ali Khamenei dalam pernyataannya itu adalah cucu Nabi Muhammad SAW dan putra Imam Ali bin Abi Thalib.
Imam Hussain merupakan tokoh penting dalam sejarah Islam, terutama bagi kaum muslim Syiah.
Imam Hussain juga dikenal dengan keberaniannya dan komitmennya terhadap kebenaran.
Ia secara berani menentang pemerintahan Yazid bin Muawiyah, yang dianggap tidak adil dan korup.
Pada akhirnya rombongan Imam Hussain dan keluarganya dikepung dan dibantai oleh belasan ribu pasukan Yazid.
Peristiwa pembantaian itu dikenal dengan tragedi Karbala, yang terjadi pada tanggal 10 Muharram 61 H (680 M).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.