Senin, 8 September 2025

Konflik Iran Vs Israel

Saudi Kecam AS Serang Iran! Tak Izinkan Wilayahnya Dipakai untuk Perang dan Serukan De-Eskalasi

Arab Saudi tolak agresi terhadap Iran, serukan de-eskalasi, bantu jemaah Iran, dan tegaskan tak akan izinkan wilayahnya jadi pangkalan serangan.

Canva/Tribunnews.com
PERANG IRAN ISRAEL - Ilustrasi perang Iran dengan Israel yang dibuat pada Sabtu (21/6/2025). Arab Saudi menegaskan larangan penggunaan wilayahnya untuk keperluan militer pihak mana pun. 

TRIBUNNEWS.COM - Arab Saudi mendesak dihentikannya eskalasi militer antara Amerika Serikat dan Iran.

Riyadh menegaskan larangan penggunaan wilayahnya untuk keperluan militer pihak mana pun.

Analisis ini disampaikan Pemimpin Redaksi Arab News, Faisal J Abbas.

Dalam tulisan opini editorial tersebut, Abbas menyoroti sikap diplomatik dan kemanusiaan Kerajaan.

Menurut Abbas, Riyadh secara eksplisit menolak serangan terhadap Iran.

Riyadh menyebut agresi terhadap Teheran sebagai provokasi berbahaya yang mengancam stabilitas kawasan.

"Arab Saudi tidak memandang Iran sebagai musuh, tetapi sebagai sesama negara Muslim yang saat ini menghadapi pelanggaran serius terhadap kedaulatannya," ungkap Abbas.

Serangan yang dilancarkan terhadap fasilitas nuklir Iran juga dikhawatirkan akan menggagalkan negosiasi sensitif antara Teheran dan Washington.

Riyadh melihat upaya diplomasi sebagai jalan terbaik untuk menyelesaikan isu nuklir yang menjadi salah satu tantangan geopolitik utama di Timur Tengah.

Sejak perjanjian rekonsiliasi yang ditandatangani di Beijing pada Maret 2023, hubungan Saudi-Iran telah membaik secara bertahap.

Komite bilateral telah dibentuk untuk memperkuat kepercayaan dan mencegah eskalasi konflik di masa depan.

Abbas menekankan bahwa langkah de-eskalasi harus dikedepankan agar proses perdamaian yang rapuh tidak hancur karena drum perang.

Baca juga: Ada Perang Iran-Israel, Pemerintah Diminta Mitigasi Lonjakan Harga Minyak, Segera Modernisasi Kilang

Ia juga mengingatkan bahwa kerja sama antarnegara Muslim adalah kunci menjaga stabilitas regional jangka panjang.

Di tengah meningkatnya ketegangan, Putra Mahkota Mohammed bin Salman aktif melakukan diplomasi dengan pemimpin dunia, termasuk dari AS, Inggris, dan Asia Timur.

Ia juga berbicara langsung dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian untuk menyampaikan kesiapan Arab Saudi dalam memediasi ketegangan.

Di lapangan, Arab Saudi memberikan bantuan kepada lebih dari 70.000 jemaah Iran yang terdampar akibat konflik.

Kerajaan menyediakan akomodasi, layanan medis, dan memfasilitasi kepulangan mereka sebagai bentuk komitmen kemanusiaan.

Menteri Luar Negeri Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, terus menjalin komunikasi intensif dengan mitra internasional.

Ia juga bertemu langsung dengan Menlu Iran untuk menjajaki jalur diplomatik dan menyerukan respons positif terhadap tawaran Washington.

Arab Saudi menegaskan bahwa tidak ada pihak bertikai yang diizinkan menggunakan wilayah udara, darat, atau lautnya untuk tujuan militer.

Menurut Faisal J Abbas, ini mencerminkan bentuk netralitas aktif yang dilakukan dengan disiplin, niat damai, dan tujuan strategis yang jelas.

Ia juga mengecam segala bentuk kejahatan perang, termasuk serangan terhadap warga sipil, rumah sakit, media, dan ancaman terhadap pemimpin negara lain.

Abbas menutup analisanya dengan harapan bahwa pemimpin dunia masih memiliki akal sehat untuk menghentikan konflik sebelum melewati titik tanpa kembali.

(Tribunnews.com/ Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan