Konflik Iran Vs Israel
Usai Israel Perang dengan Iran, IDF Sebut Terlalu Dini untuk Nilai Kerusakan Program Nuklir Teheran
Juru bicara IDF mengatakan masih terlalu dini untuk menilai kerusakan pada program nuklir Iran pascaperang Israel dengan Teheran.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Garudea Prabawati
Serangan Israel terhadap Iran telah menewaskan sebanyak 974 orang dan melukai 3.458 lainnya, menurut kelompok Aktivis Hak Asasi Manusia yang bermarkas di Washington.
Kelompok tersebut, yang telah memberikan angka korban terperinci dari kerusuhan Iran, mengatakan dari mereka yang tewas, mereka mengidentifikasi 387 warga sipil dan 268 personel pasukan keamanan.
Diberitakan AP News, AS telah mengevakuasi sekitar 250 warga negara Amerika dan anggota keluarga dekat mereka dari Israel melalui penerbangan pemerintah, militer, dan charter yang dimulai selama akhir pekan, kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri.
Ada sekitar 700.000 warga negara Amerika, sebagian besar dari mereka memiliki kewarganegaraan ganda AS-Israel, yang diyakini berada di Israel.
Sebagai informasi, Trump sempat menelepon Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setelah pengeboman Amerika pada Minggu (22/6/2025) dan mengatakan kepadanya untuk tidak mengharapkan serangan militer AS tambahan dan bahwa ia harus mencari solusi diplomatik dengan Iran.
Posisi Trump adalah bahwa AS telah menghilangkan ancaman langsung apa pun yang ditimbulkan oleh Iran, menurut pejabat Gedung Putih, yang tidak berwenang berkomentar secara terbuka tentang pembicaraan diplomatik yang sensitif dan berbicara dengan syarat anonim.
Baca juga: Trump kepada Netanyahu: Misi AS Berakhir setelah Bantu Israel Ngebom Fasilitas Nuklir Iran

Israel menindaklanjuti serangan udara AS dengan memperluas jenis target yang diserangnya.
Setelah Teheran melancarkan serangan balasan terbatas pada Senin (23/6/2025) terhadap pangkalan militer AS di Qatar, Trump mengumumkan gencatan senjata.
Konflik yang berkepanjangan dapat berdampak ekonomi yang luas jika Iran menutup Selat Hormuz, jalur pelayaran utama.
China, yang merupakan mitra dagang terbesar Iran dan satu-satunya pelanggan minyak yang tersisa, mengecam serangan AS dan mengatakan khawatir tentang "eskalasi spiral" tanpa gencatan senjata.
Trump mengisyaratkan gencatan senjata akan memungkinkan minyak Iran terus mengalir, dengan mengatakan di media sosial bahwa China dapat terus membeli minyak mentah dari Iran.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.