Cina Tutup Lagi Impor Perikanan Jepang, Industri Lokal Alihkan Pasar
Pasar perikanan Jepang ke China baru dibuka, tapi ditutup lagi. Industri Jepang terguncang, meski dampak nasional disebut masih terbatas
Ringkasan Berita:
- Ekspor produk perikanan Jepang ke China baru dibuka 7 November lalu, namun ditutup kembali 18 November akibat ketegangan diplomatik.
- Dampak nasional relatif kecil, hanya 0,038 persen dari total ekspor, tapi industri lokal yang tergantung pasar China merasakan tekanan.
- Banyak pengusaha kini mengalihkan ekspor ke Vietnam, Asia Tenggara, dan Amerika Serikat untuk mengurangi ketergantungan.
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Pada hari Jumat (7/11/2025) lalu, Sekretaris Kabinet Jepang, Minoru Kihara mengumumkan, ekspor produk perikanan Jepang ke China dibuka kembali.
Langkah ini dilakukan setelah kasus pembuangan air limbah radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi yang terdampak tsunami beberapa waktu lalu.
Namun, Selasa lalu (18/11/2025), China menutup kembali pasar tersebut yang dipicu ucapan Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi.
Keputusan ini mengejutkan kalangan perikanan Jepang.
Meski begitu, sumber dari Kementerian Perikanan Jepang menyatakan bahwa dampaknya relatif kecil.
“Dampaknya hanya 0,038%, tidak sampai 1?ri total ekspor,” ujar sumber Tribunnews.com, Kamis (20/11/2025).
Baca juga: Di Tengah Lonjakan Inflasi, Pemerintah Jepang Berencana Berikan Uang Subsidi Rp2,12 Juta Tiap Anak
Jepang mencatat bahwa ekspor produk perikanan ke China memang sudah menurun sejak larangan impor diberlakukan pada Agustus 2023.
Nilai total ekspor produk pertanian, kehutanan, dan perikanan Jepang pada 2024 mencapai 1, 5 triliun yen dengan produk perikanan saja bernilai sekitar 360,9 miliar yen atau 24?ri total ekspor.
Meski dampak secara nasional relatif kecil, kerugian dapat signifikan bagi industri perikanan di prefektur yang sangat tergantung pada pasar China jika larangan berlangsung lama atau menjadi permanen.
Contohnya, Kyuichi, perusahaan pengolahan makanan laut di Kota Hakodate, Hokkaido, yang fokus pada pengolahan kerang, menyumbang seperempat penjualan produk untuk China.
Presiden Kyuichi, Tatsuhiko Baitori, mengatakan dirinya kaget dan sangat kecewa bahwa ekspor yang baru dimulai harus dihentikan lagi.
Isamu Takayashiki, manajer umum Koperasi Perikanan Kota Yokohama, Prefektur Aomori, yang mengekspor teripang ke China mengatakan, pihaknya baru mengambil langkah maju tapi sangat disayangkan harus dihentikan lagi.”
Akibat pemblokiran produk perikanan di tahun 2023, banyak pengusaha Jepang mulai mengalihkan ekspor ke Vietnam, Asia Tenggara lainnya, serta Amerika Serikat.
Nilai ekspor kerang ke dunia tercatat 68,9 miliar yen pada 2023, 69,5 miliar yen pada 2024, dan hingga September 2025 mencapai 60,2 miliar yen, meningkat 38% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Perusahaan pengolahan makanan laut di pantai Laut Okhotsk, pusat penangkapan ikan kerang, juga memperkuat ekspor ke Amerika Serikat.
Pimpinan perusahaan perikanan Jepang menyatakan, “Kami tidak akan lagi bergantung pada China, jadi saya tidak khawatir.”
Pejabat pemerintah Jepang menilai bahwa dampak dari penangguhan impor ini terbatas dan tidak terlalu mempengaruhi ekonomi nasional.
| Konflik China-Jepang Buat PM Takaichi Merugi: 500 Ribu Tiket Dibatalkan, Demon Slayer Tunda Rilis |
|
|---|
| Koasa International Indonesia Dapat Suntikan Dana Bank Jepang Sebesar 100 Juta Yen |
|
|---|
| Ini Jawaban Menlu Motegi Soal Pengiriman Kapal Abukuma Jepang Buat Indonesia |
|
|---|
| Jadwal Perempat Final Piala Dunia U17 2025: Brasil Lawan Kuda Hitam, Jepang Diadang Ujian Berat |
|
|---|
| Bagan 8 Besar Piala Dunia U17 2025: Penakluk Timnas Indonesia Lolos, Jepang Satu-satunya Wakil Asia |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.