Konflik Iran Vs Israel
Sempat Bertemu, Netanyahu Akui Sudah Bilang ke Trump soal Rencana Serang Iran: Tak Minta Lampu Hijau
Netanyahu mengatakan, selama kunjungannya ke Gedung Putih pada Februari 2025, ia telah memberitahu Trump soal rencana serangan ke Iran.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengklaim Israel mencapai “kemenangan besar” dalam perang melawan Iran.
Israel dan Iran sebelumnya saling serang dalam konflik mereka, yang dimulai pada Jumat (13/6/2025).
Namun, kini Israel dan Iran sepakat melakukan gencatan senjata sebagaimana diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, Selasa (24/6/2025).
“Dengan kemenangan ini, kami telah menyingkirkan dua ancaman eksistensial langsung untuk memastikan eksistensi Israel,” kata Netanyahu dalam pertemuan kabinet di Yerusalem, Rabu (25/6/2025), dikutip dari The Times of Israel.
Netanyahu mengatakan, selama kunjungannya ke Gedung Putih pada Februari 2025, ia telah memberitahu Trump soal rencana serangan ke Iran.
“Kami menyampaikan rencana serangan di Iran dengan melibatkan Amerika, dan juga tanpa melibatkan Amerika. Inilah yang akan kami lakukan — keputusan ada di tangan Anda," kata Netanyahu.
"Israel tidak meminta lampu hijau," lanjutnya.
“Trump terlibat dan memutuskan untuk melakukan serangan,” kata Netanyahu, menurut laporan Israel Hayom.
Trump Nyatakan 'Kemenangan untuk Semua Orang'
Sementara itu, Donald Trump bersuka cita atas berakhirnya perang antara Iran dan Israel dengan cepat.
Ia sekarang mengharapkan hubungan dengan Teheran yang akan menghalangi pembangunan kembali program nuklirnya, meskipun ada ketidakpastian atas kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan AS.
Baca juga: Keluarga dan Pekerjaan Jadi Alasan WNI di Iran Memilih Menetap, Tidak Ikut Evakuasi ke Indonesia
Trump, yang berbicara di Den Haag tempat ia menghadiri pertemuan puncak NATO pada Rabu, mengatakan bahwa keputusannya untuk bergabung dengan serangan Israel dengan menargetkan situs nuklir Iran dengan bom besar yang dapat menghancurkan bunker telah mengakhiri perang, dan menyebutnya sebagai "kemenangan bagi semua orang."
Ia mengabaikan penilaian awal oleh Badan Intelijen Pertahanan AS bahwa jalan Iran untuk membangun senjata nuklir mungkin telah mundur hanya beberapa bulan, dengan mengatakan bahwa temuan tersebut "tidak meyakinkan" dan ia yakin situs tersebut telah dihancurkan.
"Itu sangat parah. Itu adalah pemusnahan," katanya, Rabu, dilansir Arab News.
Trump pun yakin Teheran tidak akan mencoba membangun kembali fasilitas nuklirnya, dan sebaliknya akan menempuh jalur diplomatik menuju rekonsiliasi.
“Saya katakan, hal terakhir yang ingin mereka lakukan adalah memperkaya apa pun saat ini. Mereka ingin memulihkan,” katanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.