Senin, 25 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Alasan Trump Sangat Getol Membela Netanyahu dalam Kasus Tuduhan Korupsi: Merasa Senasib

Inilah alasan Presiden AS Donald Trump sangat membela Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam menghadapi kasus tuduhan korupsi.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nuryanti
X/@netanyahu
TRUMP DAN NETANYAHU - Foto yang diunggah Netanyahu di platform X pada Kamis (26/6/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) dan Presiden AS Donald Trump (kanan) berjabat tangan. Berikut ini alasan Trump sangat getol dalam membela Netanyahu di kasus tuduhan korupsi. 

Pernyataan jaksa mengacu pada pembayaran sebesar $130.000 yang dilakukan Michael Cohen kepada bintang film dewasa Stormy Daniels untuk membeli kebungkamannya atas tuduhan hubungan seksualnya dengan Trump.

Ganggu Proses Negosiasi

Masih mengutip Anadolu, menurut Trump, sidang kasus tuduhan korupsi yang menyeret nama Netanyahu ini dapat mengganggu proses negosiasi dengan Hamas dan Iran.

Trump juga bahkan menyebut apa yang dilakukan oleh jaksa yang menyelidiki Netanyahu adalah "kegilaan".

"Amerika Serikat menghabiskan miliaran dolar setiap tahun, jauh lebih banyak daripada negara lain, untuk melindungi dan mendukung Israel."

"Kami tidak akan menoleransi ini. Kami baru saja meraih Kemenangan Besar dengan Perdana Menteri Bibi Netanyahu sebagai pemimpin — dan ini sangat menodai Kemenangan kami. LEPASKAN BIBI, DIA PUNYA PEKERJAAN BESAR!" tegasnya.

Trump sebelumnya meminta agar sidang korupsi Netanyahu pada hari Senin dibatalkan sebagai ganti jasa yang telah dilakukannya bagi Israel.

Namun, bak tak mendengar pernyataan Trump, Kejaksaan Negeri Israel menolak permintaan pengacara Netanyahu untuk menunda sidang lanjutan kasus korupsi.

Penolakan mentah-mentah itu diutarakan kejaksaan karena permintaan Benjamin Netanyahu tidak dapat membenarkan pembatalan sidang selama dua minggu, terutama menjelang masa reses.

Dikutip dari The Times of Israel, Pengacara Netanyahu, Amit Hadad mengatakan bahwa perdana menteri membutuhkan jeda dua minggu setelah berperang melawan Iran yang baru berakhir pada Selasa (24/6/2025).

Baca juga: Trump Sudah seperti Pengacara Netanyahu, Kecam Jaksa Israel sampai Buat Pernyataan Tak Masuk Akal

Netanyahu, kata Hadad, ingin mengabdikan waktunya pada "masalah diplomatik, nasional, dan keamanan tingkat pertama".

Menurut Hadad, isu-isu yang dibahas meliputi “pengelolaan perang di Gaza dan penanganan masalah sandera”.

Kejaksaan Israel mencatat bahwa pihaknya telah melakukan penyesuaian untuk mengakomodasi kewajiban Netanyahu dengan lebih baik.

Hal tersebut termasuk dengan mengizinkannya bersaksi dua kali seminggu, bukan tiga kali seminggu.

"Oleh karena itu, jaksa menolak permintaan tersebut," ujar kejaksaan Israel.

Netanyahu diadili dalam tiga kasus korupsi, menghadapi tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.

Ia membantah melakukan kesalahan dan mengatakan semua tuduhan itu dibuat-buat dalam kudeta politik yang dipimpin oleh polisi dan jaksa penuntut negara.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan