Konflik Palestina Vs Israel
Alasan Trump Usulkan Gencatan Senjata 60 Hari di Gaza, Demi Netanyahu Tak Digulingkan?
Inilah alasan mengapa Presiden AS Donald Trump hanya memberlakukan gencatan senjata 60 hari di Gaza bukan secara permanen.
Penulis:
Whiesa Daniswara
Editor:
Nanda Lusiana Saputri
Usulan tersebut melibatkan gencatan senjata selama 60 hari dan pembebasan separuh sandera yang ditahan Hamas dengan imbalan tahanan Palestina dan sisa-sisa warga Palestina lainnya; Hamas akan membebaskan sandera yang tersisa sebagai bagian dari kesepakatan yang menjamin berakhirnya perang.
Sebuah sumber yang dekat dengan Hamas mengatakan para pemimpinnya diperkirakan akan memperdebatkan usulan tersebut dan mencari klarifikasi dari para mediator sebelum memberikan tanggapan resmi.
Netanyahu Kunjungi Gedung Putih
Pengumuman Trump soal Israel menerima gencatan senjata dilakukan beberapa hari menjelang Netanyahu berkunjung ke Gedung Putih pada Senin (7/7/2025) mendatang.
Menjelang kunjungannya ke Gedung Putih, Netanyahu menghadapi keputusan penting di persimpangan dua konflik yang sangat berbeda.
Yakni konflik yang tepat dan singkat, yang lain brutal dan berlarut-larut
Pemimpin Israel yang telah lama menjabat itu telah mengadakan dua pertemuan tingkat tinggi tentang Gaza minggu ini dan diperkirakan akan mengadakan pertemuan lainnya pada hari Kamis, menurut seorang pejabat Israel.
Namun, pemerintah belum memutuskan bagaimana melanjutkan di Gaza, kata seorang sumber yang mengetahui diskusi tersebut.
Pilihan itu bermuara pada apakah akan mengejar kesepakatan gencatan senjata atau mengintensifkan pemboman militer di daerah Gaza, sementara Israel mencoba meningkatkan tekanan pada Hamas.
Mengutip CNN, awal minggu ini, militer Israel merekomendasikan untuk menempuh jalur diplomatik di jalur tersebut setelah lebih dari 20 bulan pertempuran dan tersingkirnya sebagian besar pimpinan senior Hamas.
Baca juga: Hamas Terbuka untuk Gencatan Senjata, tapi Tolak Tawaran Trump: Kami Ingin Perang Berakhir Total
Pada hari Selasa, seorang pejabat militer mengatakan Israel belum sepenuhnya mencapai semua tujuan perangnya.
Tetapi karena pasukan Hamas telah menyusut dan bersembunyi, menjadi lebih sulit untuk secara efektif menargetkan sisa-sisa kelompok militan tersebut.
"Sekarang lebih sulit untuk mencapai tujuan taktis," kata pejabat itu.
Militer dapat terus berupaya menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas, imbuh mereka, tetapi kesepakatan politik juga dapat efektif.
Anggota sayap kanan pemerintahan Netanyahu menuntut intensifikasi kampanye Israel.
"Tidak ada kesepakatan. Tidak ada mitra. Tidak ada mediator. Hanya ada hasil yang jelas: penghancuran Hamas dan pengembalian para sandera dari posisi yang kuat," kata Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.