Selasa, 26 Agustus 2025

Texas Diterjang Banjir Dahsyat, 43 Orang Tewas Termasuk 15 Anak, 27 Gadis Masih Hilang

Banjir bandang di Texas tewaskan 43 orang termasuk 15 anak. Tim penyelamat cari 27 gadis yang hilang dari perkemahan musim panas.

Tangkap layar YouTube AFP News Agency
BANJIR DI TEXAS. Gambar tangkap layar YouTube AFP News Agency, Minggu (6/7/2025, Banjir dahsyat melanda Texas: tepian Sungai Guadalupe jebol. 

TRIBUNNEWS.COM - Banjir bandang melanda Kerr County, Texas, Amerika Serikat (AS) sejak Jumat (4/7/2025) dini hari.

Air meluap sekitar pukul 04.00-05.00 waktu setempat setelah wilayah tersebut diguyur hujan ekstrem.

Ketinggian air Sungai Guadalupe tiba-tiba naik hingga puluhan kaki.

Texas yang masih berjuang memulihkan diri dari terjangan banjir bandang mencatat sedikitnya 43 orang tewas, termasuk 15 anak-anak.

Pihak berwenang mengatakan pencarian terus dilakukan untuk puluhan orang yang hilang, termasuk 27 gadis dari perkemahan musim panas di sepanjang Sungai Guadalupe.

The Guardian melaporkan Sheriff Kerr County, Larry Leitha, mengonfirmasi bahwa di antara korban tewas terdapat 28 orang dewasa dan 15 anak-anak.

Sebagian korban belum berhasil diidentifikasi.

Reuters mencatat hujan deras sebelum fajar pada 4 Juli 2025 menyebabkan Sungai Guadalupe naik setinggi 26 kaki (8 meter) hanya dalam 45 menit.

Aliran air yang sangat deras menghanyutkan rumah, kendaraan dan perkemahan musim panas khusus perempuan yang saat itu dihuni sekitar 750 peserta.

BBC melaporkan lebih dari 850 orang berhasil diselamatkan, banyak di antaranya berpegangan pada pohon untuk bertahan hidup.

Gubernur Texas Greg Abbott telah menandatangani deklarasi bencana yang diperluas untuk mendukung operasi pencarian dan penyelamatan.

Baca juga: Banjir Bandang Terjang 4 Kecamatan di Bantaeng Sulawesi Selatan, 1.295 KK Terdampak

Menurut Suspilne, tim penyelamat menggunakan helikopter dan drone untuk mencari para korban.

Operasi ini tetap pada tahap pencarian dan penyelamatan, bukan pemulihan, dengan harapan menemukan orang-orang yang selamat.

Associated Press menuliskan salah satu korban adalah Renee Smajstrla, 9 tahun, yang dipastikan meninggal oleh pihak keluarga.

Pamannya, Shawn Salta, mengungkapkan duka di media sosial, menyebut Renee sempat menikmati masa kecilnya bersama teman-temannya sebelum tragedi terjadi.

National Weather Service (NWS) mengeluarkan peringatan banjir bandang untuk sejumlah wilayah Texas bagian tengah, memperingatkan situasi “sangat berbahaya” dengan potensi hujan deras lanjutan.

BBC mengutip Letnan Gubernur Dan Patrick yang mengatakan beberapa orang yang hilang mungkin terjebak di tempat tinggi atau tak bisa berkomunikasi.

The Guardian juga menyoroti kritik terhadap kurangnya sistem peringatan dini di beberapa wilayah.

Hakim Rob Kelly, pejabat utama Kerr County, mengakui “kami tidak punya sistem peringatan” saat ditanya kenapa evakuasi tak dilakukan lebih awal.

Di sisi lain, ahli meteorologi Avery Tomasco membela NWS.

BBC melaporkan Tomasco menyebut peringatan banjir bandang sudah dikeluarkan hingga 12 jam sebelumnya, termasuk peringatan lebih spesifik untuk area Hunt dan Ingram tiga jam sebelum sungai mulai naik.

Tanggapan Presiden Trump

Reuters memberitakan Presiden AS Donald Trump mengatakan pemerintahannya bekerja sama erat dengan pemerintah negara bagian.

Melalui platform Truth Social, Trump dan Ibu Negara Melania menyampaikan doa bagi para korban.

Menteri Keamanan Dalam Negeri Christie Noem mengatakan pemerintah federal meminta bantuan Penjaga Pantai untuk mendukung pencarian.

Namun mantan Direktur NOAA Rick Spinrad memperingatkan pemangkasan ribuan staf di Badan Cuaca Nasional di era Trump bisa menghambat kemampuan prakiraan cuaca dan respons darurat.

Baca juga: Banjir Bandang di Texas, 24 Orang Tewas, Puluhan Anak Perempuan Hilang Saat Berkemah

Intensitas hujan ekstrem di wilayah itu telah meningkat 20 persen sejak 1900, dan diperkirakan naik 10 persen lagi dalam dekade berikutnya akibat krisis iklim.

Sungai-sungai yang biasanya tenang di Texas Hill Country berubah menjadi arus deras mematikan karena tanah perbukitan yang tipis tak mampu menyerap air.

(Tribunnews.com/ Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan