Minggu, 7 September 2025

Konflik Iran Vs Israel

Israel Dalam Bahaya, Iran Tunjukkan Minat Serius 'Rafale Killer' Jet J-10C yang Siap Dilepas China 

Serangan udara oleh jet tempur yang kerap menjadi andalan Israel bakal bisa dibalas langsung Iran lewat serangan yang sama menggunakan Jet J-10C.

DSA/Tangkap Layar
NAIK DAUN - Jet tempur J-10C milik Pakistan yang tengah naik daun lantaran dilaporkan menembak jatuh jet Rafale India buatan Perancis. J-10 adalah jet buatan China yang disebut-sebut dibantu Israel secara teknis dalam pengembangannya. Iran kini meminati jet tempur ini guna mengimbangi superioritas Israel. 

Langkah ini memiliki implikasi besar.

Kesediaan Beijing untuk berbagi jet tempur canggih tidak hanya menjanjikan solusi langsung bagi Iran untuk mengatasi kekurangan kekuatan udaranya tetapi juga menandakan bahwa China semakin berhasil menggantikan peran Rusia sebagai pemasok utama senjata strategis Teheran.
  
Dalam sebuah pernyataan di Shanghai, Konsul Jenderal Israel, Ravit Baer, ​​​​secara terbuka memperingatkan bahwa "China adalah satu-satunya yang mampu memengaruhi Iran".
Ia menambahkan bahwa “Iran akan runtuh jika Tiongkok berhenti membeli minyaknya.”

Pernyataan ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh ekonomi dan politik Beijing dapat membentuk kembali perilaku geopolitik Teheran — pukulan nyata terhadap memudarnya pengaruh Rusia dalam pembelian senjata Iran.

Sumber-sumber pertahanan mengonfirmasi bahwa minat Iran terhadap J-10C bukan sekadar tindakan 'cadangan' tetapi respons langsung terhadap realitas keamanan yang makin kompleks dengan Israel, Arab Saudi, dan negara-negara Teluk yang berinvestasi besar-besaran pada jet tempur generasi kelima atau generasi 4,5 yang canggih.

Adapun jet J-10C telah terbukti mampu berdiri tegak di tantangan semacam itu.

Kehadiran operasionalnya di Pakistan — tempat 'Vigorous Dragon' dilaporkan terlibat dalam pertempuran udara dengan Rafale, MiG-29, dan Su-30MKI milik India — hanya menambah reputasinya.

Pakistan mengklaim jet J-10C-nya, yang dilengkapi dengan rudal jarak jauh Beyond-Visual-Range (BVR) PL-15E, menembak jatuh beberapa pesawat India bulan lalu — sebuah klaim yang masih dibantah keras oleh New Delhi tetapi cukup untuk meyakinkan para perencana Iran bahwa pesawat itu mampu menyaingi jet Barat dalam situasi pertempuran udara di masa depan.

Di sisi lain, pesawat Su-35 yang diinginkan Teheran masih tertahan di Moskow, di tengah kendala logistik akibat konflik Ukraina.

Situasi ini mendorong Iran lebih dekat ke Beijing — tidak hanya untuk pesawat seperti J-10C tetapi juga untuk sistem canggih lainnya termasuk drone dan sistem pertahanan udara.
 
Baru-baru ini, media Arab melaporkan bahwa Iran telah menerima beberapa baterai sistem rudal permukaan-ke-udara jarak jauh HQ-9B buatan China, yang mencerminkan perubahan besar dalam teknologi pertahanan China setelah pertempuran sengit selama 12 hari dengan Israel dan sekutu utamanya, Amerika Serikat.

Sumber intelijen Arab mengklaim bahwa unit HQ-9B — yang sering dibandingkan atau dikatakan lebih unggul dari sistem S-400 Triumf Rusia — tiba di Iran segera setelah gencatan senjata diumumkan pada tanggal 24 Juni.

"Diketahui bahwa Iran telah membeli sistem pertahanan udara HQ-9B dan telah menerima beberapa baterai yang dibayar dengan minyak," kata sumber intelijen Arab seperti dikutip media regional.

Sebanding F-16 Barat

Pada saat yang sama, J-10C yang diproduksi oleh Chengdu Aircraft Corporation jauh lebih canggih daripada J-10A buatan China.

Desain canard-delta, sistem kendali digital fly-by-wire, dan mesin WS-10B berkekuatan tinggi memberikan pesawat ini kemampuan manuver dan intersepsi yang sebanding dengan F-16 Barat dan Typhoon Eropa.

Namun, kombinasi radar Active Electronically Scanned Array (AESA) dan rudal PL-15E membuat J-10C menjadi senjata yang ditakuti.

Versi domestik PL-15 dikatakan mampu mencapai jangkauan 200–300 km, sementara versi ekspor, PL-15E, masih menawarkan jangkauan 145 km — setara dengan rudal AIM-120 AS terbaru yang dipasok ke Israel dan mitra-mitra Teluknya.
 
Kombinasi ini memungkinkan negara mana pun yang mengoperasikan J-10C untuk memiliki keunggulan jangkauan atas pesawat musuh premium — yang sebelumnya hanya didominasi oleh jet Barat atau model canggih Rusia.

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan