Konflik Palestina Vs Israel
Mahmoud Abbas Desak Hamas Segera Serahkan Senjata dan Gaza, Kembali Berkonflik?
Presiden Otoritas Palestina (PA), Mahmoud Abbas dan Hamas tampaknya kembali berkonflik setelah ia meminta Hamas untuk serahkan senjata dan Gaza.
Penulis:
Whiesa Daniswara
Editor:
Pravitri Retno W
"Kami mengutuk keras pernyataan ofensif yang dilontarkan Presiden Abbas dalam pertemuan Dewan Pusat mengenai perlawanan dan para pejuang perlawanan rakyat kami, yang mengabaikan pengorbanan dan perjuangan rakyat kami, serta mengabaikan penderitaan dan pengorbanan yang terus-menerus dilakukan para tawanan," demikian bunyi pernyataan tersebut.
"Kami mengutuk kepemimpinan Otoritas Palestina yang terus-menerus memperjuangkan wacana ini, yang mengkriminalisasi perlawanan dan membebaskan pendudukan dari kejahatan yang telah berlangsung selama puluhan tahun terhadap rakyat kami, terutama perang genosida di Gaza, aneksasi dan Yahudisasi Tepi Barat dan Yerusalem, serta penderitaan berat yang dialami oleh para tahanan kami yang gagah berani."
Gerakan itu juga mendesak Abbas untuk menyampaikan permintaan maaf atas pernyataannya.
"Kami menyerukan kepada Presiden Otoritas Palestina untuk meminta maaf atas pidato yang menyinggung ini dan membatalkan semua langkah yang memperkuat perpecahan dan sejalan dengan keinginan Zionis."
"Kami menyerukan kepadanya untuk kembali merangkul rakyat dan pilihan mereka, serta berhenti menempuh jalan absurd berupa penyerahan diri dan kompromi," lanjutnya.
Perundingan Gencatan Senjata Terancam Gagal
Perundingan gencatan senjata antara Israel dengan Hamas tampaknya terancam gagal.
Terancamnya kegagalan perundingan gencatan senjata tersebut terjadi setelah banyak pihak terpecah mengenai sejauh mana penarikan pasukan Israel dari Gaza.
Perundingan tidak langsung mengenai usulan AS untuk gencatan senjata 60 hari berlanjut sepanjang hari Sabtu (12/7/2025).
Delegasi dari Israel dan Hamas telah berada di Qatar untuk mendorong kesepakatan yang mencakup pembebasan sandera secara bertahap, penarikan pasukan Israel, dan diskusi tentang cara mengakhiri perang.
Baca juga: Gencatan Senjata dengan Hamas Terancam Gagal, Israel Intensifkan Serangan
Pejabat Israel menyalahkan kebuntuan ini pada Hamas, yang menurutnya "tetap keras kepala, berpegang teguh pada posisi yang tidak memungkinkan para mediator untuk mencapai kesepakatan".
Di sisi lain, Hamas sebelumnya menyalahkan tuntutan Israel atas terhambatnya kesepakatan tersebut.
Dilansir Reuters, sebuah sumber Palestina mengatakan Hamas telah menolak peta penarikan yang diusulkan Israel.
Dalam peta tersebut, Israel berencana menarik pasukannya sekitar 40 persen dari wilayah Gaza, termasuk seluruh wilayah selatan Rafah dan wilayah lebih jauh di Gaza utara dan timur.
Dua sumber Israel mengatakan Hamas ingin Israel mundur ke garis yang dipertahankannya dalam gencatan senjata sebelumnya sebelum memperbarui serangannya pada bulan Maret.
Sumber Palestina tersebut mengatakan masalah bantuan dan jaminan berakhirnya perang juga menjadi tantangan.
Krisis ini dapat diselesaikan dengan intervensi AS yang lebih besar, kata sumber tersebut.
Hamas telah lama menuntut kesepakatan untuk mengakhiri perang sebelum membebaskan sandera yang tersisa.
Sementara Israel bersikeras akan mengakhiri pertempuran hanya ketika semua sandera dibebaskan dan Hamas dibubarkan sebagai kekuatan tempur dan pemerintahan di Gaza.
(Tribunnews.com/Whiesa)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.