Jumat, 19 September 2025

Iran Gelar Perundingan Nuklir dengan Prancis, Jerman, Inggris di Istanbul

Teheran dan tiga negara Eropa bertemu di Istanbul untuk membahas nuklir Iran di tengah ancaman sanksi PBB dan desakan transparansi dari IAEA.

Atta Kenare/AFP
NUKLIR IRAN - Gambar yang diambil pada 10 November 2019 menunjukkan bendera Iran di PLTN Bushehr Iran, selama upacara resmi untuk memulai pekerjaan pada reaktor kedua di fasilitas tersebut. Iran menggelar perundingan nuklir terbuka dengan tiga negara Eropa, Prancis, Jerman, dan Inggris (E3) di Istanbul Turki, pada Jumat (25/7/2025). (Foto Arsip November 2019) 

TRIBUNNEWS.COM - Iran menggelar perundingan nuklir terbuka dengan tiga negara Eropa—Prancis, Jerman, dan Inggris (E3)—di Istanbul, Turki, pada Jumat (25/7/2025).

E3 adalah singkatan dari tiga negara Eropa utama yang terlibat dalam perundingan nuklir dengan Iran, yaitu: Prancis,Jerman, Britania Raya (Inggris).

Mereka sering disebut "E3" dalam konteks diplomasi internasional, terutama terkait perjanjian nuklir Iran (JCPOA – Joint Comprehensive Plan of Action).

Dalam beberapa perundingan, E3 ini kadang bergabung dengan Uni Eropa dan Amerika Serikat, sehingga disebut sebagai E3+EU atau P5+1 (jika ditambah Rusia dan Tiongkok).

Jika disebut hanya E3, berarti hanya tiga negara Eropa tersebut.

Pertemuan Iran dengan tiga negara Eropa berlangsung di tengah tekanan internasional dan ancaman diberlakukannya kembali sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pertemuan ini merupakan yang pertama sejak serangan Israel terhadap fasilitas militer Iran pada pertengahan Juni, yang memicu konflik selama 12 hari dan mendorong Amerika Serikat melancarkan serangan ke situs nuklir utama Iran.

Perang 12 Hari Israel–Iran (13–24 Juni 2025) adalah konflik militer intens yang melibatkan serangan udara, rudal, dan drone antara dua musuh lama di Timur Tengah.

Konflik ini disebut "Operasi Rising Lion" oleh Israel dan "True Promise III" oleh Iran.

Konflik tersebut, turut menggagalkan pembicaraan antara Teheran dan Washington terkait nuklir yang dimulai pada April lalu.

Baca juga: Tanda-Tanda Israel Sedang Siapkan Serangan Baru ke Iran, Ancaman Nuklir Cuma Kedok

Negara-negara Eropa kini mempertimbangkan untuk memicu “mekanisme snapback” berdasarkan kesepakatan nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), yang memungkinkan sanksi PBB diberlakukan kembali jika Iran melanggar ketentuan perjanjian.

Mekanisme tersebut akan berakhir pada Oktober 2025.

JCPOA adalah perjanjian tahun 2015 antara Iran dan enam negara besar (AS, Inggris, Prancis, Rusia, Tiongkok, Jerman) untuk membatasi program nuklir Iran agar tidak berkembang menjadi senjata.

Sebagai imbalan, Iran mendapat pelonggaran sanksi ekonomi dan akses ke pasar internasional.

Namun, setelah AS keluar dari kesepakatan pada 2018, Iran mulai melanggar aturan, dan masa depan perjanjian ini pun menjadi tidak pasti.

Diskusi Serius

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan