Konflik Palestina Vs Israel
Netanyahu Minta Palang Merah Kirim Bantuan ke Sandera Israel, Hamas Beri 1 Syarat
Perdana Menteri Israel Netanyahu minta Palang Merah Internasional (ICRC) mengirim bantuan ke sandera di Jalur Gaza, Hamas memberikan satu syarat.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
Situasi di Jalur Gaza semakin memburuk ketika Israel menerapkan blokade total, melarang masuknya bantuan kemanusiaan yang telah menumpuk di perbatasan.
Israel menyalahkan Hamas atas memburuknya situasi di Jalur Gaza sebagai akibat dari Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023.
Kelompok perlawanan Palestina menahan sekitar 250 orang dari perbatasan Israel, termasuk anggota militer selama Operasi Banjir Al-Aqsa.
Hamas mengatakan pada awal operasinya bahwa serangan tersebut bertujuan untuk melawan rencana Israel yang ingin melanggengkan pendudukannya di Palestina sejak pendirian Israel pada tahun 1948 dan mengambil alih kompleks Masjid Al-Aqsa.
Israel mengatakan per 22 Juni 2025, 50 sandera masih ditawan di Gaza, dari jumlah tersebut, 49 orang ditahan pada 7 Oktober 2023 dan satu sandera (Hadar Goldin) telah ditawan di Gaza sejak 2014.
Israel dan Hamas melakukan pertukaran tahanan terakhir kali pada Januari dan Februari lalu, melalui gencatan senjata tahap pertama yang berlangsung selama enam minggu dan dimulai pada 19 Januari 2025.
Selama pertukarna tersebut, Hamas membebaskan 33 sandera Israel dan Israel membebaskan ribuan warga Palestina dari penjara.
Israel dan Hamas belum menyepakati perjanjian gencatan senjata tahap kedua karena perundingan yang ditengahi oleh Mesir dan Qatar masih berjalan alot dan lamban.
Sejak Oktober 2023, Israel hanya mengizinkan sejumlah kecil bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, sementara pengeboman terus berlanjut dan memperburuk situasi termasuk menyebabkan kelaparan massal yang parah di wilayah tersebut.
Selama blokade tersebut, Israel melarang bantuan memasuki Gaza termasuk keperluan medis, pangan, hingga memutus pasokan listrik ke Jalur Gaza.
Pemblokiran tersebut juga berdampak pada kondisi para tahanan di Jalur Gaza.
Sementara itu, Israel mengklaim blokade di Jalur Gaza dibutuhkan untuk menekan Hamas agar menyerah.
Blokade total sempat dilakukan pada awal pecahnya konflik, namun karena tekanan internasional, Israel mengizinkan sebagian kecil bantuan untuk memasuki Gaza melalui perbatasan Sinai (Mesir) ke Rafah (Jalur Gaza selatan), di sisi Palestina yang dikuasai oleh Israel, serta penyeberangan Kerem Shalom di perbatasan Mesir, Gaza dan Israel.
Setelah gencatan senjata tahap pertama yang gagal dilanjutkan segera setelah itu berakhir, Israel kembali melakukan blokade total pada 2 Maret 2025 hingga pada 25 Juli 2025, Israel mengizinkan masuknya sebagian kecil bantuan ke Jalur Gaza.
Setidaknya 60.839 warga Palestina telah tewas dalam perang genosida Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023, kata Kementerian Kesehatan pada hari Minggu.
Selain itu, 119 jenazah dibawa ke rumah sakit dalam 24 jam terakhir, sementara 866 orang terluka, sehingga jumlah korban luka menjadi 149.588 dalam serangan Israel, lapor Anadolu Agency.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.