Konflik Palestina Vs Israel
Analisis: Hanya Netanyahu Sendiri yang Puas dengan Rencana Ambil Alih Gaza
Rencana Netanyahu ambil alih Kota Gaza dikecam militer dan sekutu sayap kanan. Manuver politik untuk mempertahankan kekuasaan?
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Garudea Prabawati
212 orang tewas akibat kelaparan, termasuk 98 anak-anak, sejak awal 20252.
Dalam lima minggu terakhir saja, 82 orang dewasa dan 93 anak-anak meninggal karena kekurangan gizi.
WHO menyebut Gaza berada di jalur bencana kelaparan yang “sepenuhnya bisa dicegah”
Blokade total oleh Israel sejak Oktober 2023, menghentikan pasokan makanan, air, listrik, bahan bakar, dan obat-obatan.
Pembatasan ketat terhadap bantuan kemanusiaan, termasuk penahanan ribuan truk bantuan di perbatasan.
Ekspor Militer Jerman Ditangguhkan
Dampak dari keputusan kabinet ini segera terasa, dengan Jerman—sekutu strategis Israel—mengumumkan penangguhan sebagian ekspor militernya, membuka jalan bagi negara-negara Uni Eropa lainnya untuk menurunkan hubungan.
Baca juga: Netanyahu Telepon Trump, Bicarakan Operasi Cepat Israel di Jalur Gaza
Analisis dari lawan politik dan pengamat menyimpulkan bahwa keputusan Netanyahu saat ini tidak didasarkan pada nasihat militer atau keinginan rakyat, melainkan didorong oleh keharusan untuk kelangsungan politiknya.
Dengan memperpanjang perang, ia memberi dirinya waktu untuk menghindari dua pilihan sulit: gencatan senjata sejati yang dapat menyelamatkan sandera, atau eskalasi militer penuh yang dapat memuaskan koalisinya tetapi sangat berbahaya.
Pada akhirnya, rencana ini tidak memuaskan siapa pun—baik sekutu internasional, pimpinan militer, publik, maupun mitra koalisi sayap kanannya.
Lebih dari sekadar strategi militer, langkah ini dilihat sebagai manuver politik Netanyahu untuk memperpanjang perang demi melestarikan kekuasaan, mengorbankan penduduk Gaza dan para sandera Israel.
Netanyahu Bela Rencana Ambil Alih Kota Gaza
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membela rencana pengambilalihan militer Israel atas Kota Gaza, Al Jazeera melaporkan.
Pernyataan itu disampaikan dalam konferensi pers untuk media internasional pada Minggu (10/8/2025).
Netanyahu mengatakan operasi tersebut adalah cara tercepat untuk mengakhiri perang.
Ia menyebut Kota Gaza dan kamp-kamp pusat di daerah kantong itu sebagai “dua benteng tersisa” Hamas.
Netanyahu membantah adanya krisis kelaparan di Gaza.
Sumber: TribunSolo.com
Konflik Palestina Vs Israel
MUI Kecam Serangan Israel Tewaskan 5 Wartawan di Gaza, Soroti Ancaman Kebebasan Pers Global |
---|
Kecam Israel, Ratusan Nelayan di Togeo Sulawesi Selatan Konvoi Perahu Bela Palestina Bertajuk IPC |
---|
Wacana Relokasi Warga Gaza ke RI, Amnesty: Seolah Ingin Dukung Pendudukan Ilegal Israel di Palestina |
---|
Israel Bunuh 5 Jurnalis Al Jazeera, Arab Saudi, UEA, dan Qatar Meradang |
---|
Daftar Negara yang Akan dan Telah Akui Negara Palestina, Terbaru Australia |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.