Konflik Palestina Vs Israel
Analisis: Hanya Netanyahu Sendiri yang Puas dengan Rencana Ambil Alih Gaza
Rencana Netanyahu ambil alih Kota Gaza dikecam militer dan sekutu sayap kanan. Manuver politik untuk mempertahankan kekuasaan?
TRIBUNNEWS.COM - Hampir dua tahun setelah perang di Gaza, kabinet keamanan Israel kembali menyetujui perluasan militer: rencana pengambilalihan Kota Gaza.
Rencana tersebut, yang didorong langsung oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, telah memicu gelombang kritik dari berbagai pihak.
Pada Jumat (8/8/2025), Kabinet Keamanan Israel menyetujui rencana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengambil alih Kota Gaza secara militer.
Keputusan ini diumumkan melalui akun resmi kantor Netanyahu dan menjadi langkah besar dalam eskalasi konflik Israel–Palestina.
“Ini bukan pendudukan. Kami tidak ingin memerintah Gaza, tapi mengendalikan keamanan dan memastikan Hamas tidak kembali berkuasa.”
Netanyahu juga menyebut bahwa Israel akan menyerahkan Gaza kepada “pasukan Arab yang bisa memerintah dengan benar tanpa mengancam kami”
Benjamin Netanyahu, yang akrab disapa Bibi, adalah Perdana Menteri Israel yang lahir pada 21 Oktober 1949 di Tel Aviv, Israel.
Netanyahu menempuh pendidikan di Massachusetts Institute of Technology (MIT) dengan meraih gelar B.Sc. di bidang Arsitektur dan MBA dari MIT Sloan School of Management.
Ia juga mengikuti studi tambahan di Harvard dan MIT dalam ilmu politik.
Dalam kepemimpinannya, Netanyahu memimpin serangan besar-besaran ke Gaza sejak Oktober 2023, dengan alasan bahwa Israel “tidak punya pilihan selain mengalahkan Hamas”.
Ia membantah tuduhan adanya kelaparan di Gaza, menyebutnya sebagai “kampanye kebohongan global”.
Baca juga: Wacana Relokasi Warga Gaza ke RI, Amnesty: Seolah Ingin Dukung Pendudukan Ilegal Israel di Palestina
Kebijakannya menuai kritik, termasuk dari sejumlah jenderal Angkatan Pertahanan Israel (IDF) yang menentang rencana pendudukan penuh Gaza.
Di tengah situasi ini, Netanyahu juga diketahui berkomunikasi langsung dengan Presiden AS Donald Trump untuk membahas rencana “operasi cepat” di wilayah tersebut.
Semata demi Kelangsungan Kekuasaan Benjamin Netanyahu
Analis menilai, langkah mengambil alih Gaza lebih merupakan manuver politik untuk kelangsungan kekuasaan Netanyahu daripada strategi militer yang matang.
Manuver politik adalah istilah yang merujuk pada tindakan atau strategi yang dilakukan oleh aktor politik—baik individu maupun kelompok—untuk mencapai tujuan atau kepentingan politik tertentu.
Konflik Palestina Vs Israel
| Indonesia Bakal Kirim 20 Ribu TNI ke Gaza, MUI: Jangan Sampai Masuk Jebakan Amerika Serikat |
|---|
| Rusia Tolak Ikut Campur, Sebut Resolusi Gaza Versi AS 'Jebakan Berbahaya' bagi Masa Depan Palestina |
|---|
| Apa Tugas Pasukan Stabilisasi Internasional di Gaza setelah Disahkan oleh PBB? |
|---|
| PBB Setujui Resolusi AS untuk Kirim Pasukan Internasional ke Gaza, Ini Daftar Negara yang Terlibat |
|---|
| Israel Ajukan Banding untuk Batalkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu |
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.