Konflik Palestina Vs Israel
Ekonomi Israel di Ujung Jurang, Dihantui Krisis dan Defisit jika Netanyahu Gagal Akhiri Perang Gaza
Ekonomi Israel di ambang krisis, terancam defisit besar dan isolasi global jika Netanyahu gagal wujudkan gencatan senjata dan akhiri perang Gaza.
TRIBUNNEWS.COM - Peringatan keras datang dari kalangan ekonomi Israel. Negara itu dinilai berpotensi menghadapi krisis keuangan besar jika Rencana Gencatan Senjata 21 Poin gagal diwujudkan.
Laporan terbaru diungkap Institut Aharon untuk Kebijakan Ekonomi di Universitas Reichman.
Dalam keterangan resmi yang dikutip harian bisnis Calcalist, Selasa (7/1012025), Aharon menegaskan bahwa kegagalan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam merealisasikan Rencana Gencatan Senjata 21 Poin yang digagas Presiden Amerika Serikat Donald Trump berpotensi memperdalam krisis yang kini menghantam Israel.
Peringatan tersebut bukan tanpa dasar. Konflik yang telah berlangsung selama lebih dari dua tahun telah menggerus fondasi ekonomi Israel.
Membuat pengeluaran pertahanan melonjak tajam, sementara sektor produktif seperti industri teknologi, pariwisata, dan perdagangan luar negeri mengalami kemerosotan signifikan, sebagaimana dikutip dari Middle East Monitor.
Israel Disolasi Barat
Tak sampai disitu, apabila kesepakatan damai antara Hamas dan Israel gagal dibuat, hal tersebut tentunya akan membuat Israel kehilangan kepercayaan di mata dunia, banyak negara untuk meninjau ulang hubungan dagang dan bantuan militer kepada Tel Aviv.
Alhasil Israel lambat laun mengalami isolasi global dari negara-negara Barat, sekutu yang selama ini menjadi mitra ekonomi dan politik terdekat.
“Tanpa adanya penghentian konflik yang terencana, Israel akan menghadapi risiko defisit yang membengkak hingga level yang sulit dipulihkan dalam waktu dekat,” tulis laporan Institut Aharon, menyoroti dampak fiskal jangka panjang dari kebijakan perang yang berlarut-larut.
Sejumlah analis hubungan internasional menjelaskan bahwa negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan Prancis kini berada dalam posisi sulit.
Baca juga: Kekuasaan Netanyahu di Ujung Tanduk, Oposisi Satukan Kekuatan Jegal PM Israel Jelang Pemilu 2026
Di satu sisi, mereka merupakan pendukung utama Israel, baik secara militer maupun ekonomi.
Namun disisi lain, meningkatnya tekanan publik internasional terkait krisis kemanusiaan di Gaza membuat para pemimpin Barat harus mempertimbangkan kembali dukungan mereka terhadap Tel Aviv.
Jika Israel benar-benar menghadapi isolasi global dari negara-negara Barat, dampaknya akan sangat luas, dari sisi ekonomi, isolasi akan memukul keras kestabilan finansial Israel.
Negara ini banyak bergantung pada investasi asing, perdagangan ekspor teknologi tinggi, serta kerjasama riset dengan perusahaan dan lembaga Barat.
Jika hubungan ini memburuk, aliran investasi asing langsung (FDI) bisa anjlok, nilai mata uang shekel berpotensi melemah, dan pasar modal Tel Aviv bisa mengalami penurunan tajam.
Sektor teknologi yang menjadi kebanggaan Israel — seperti cybersecurity dan bioteknologi juga akan terpukul akibat menurunnya kerjasama riset internasional dan ekspor produk teknologi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.