Konflik Cina dan AS
China Gunakan HIMARS 'KW' Mirip Buatan AS Jadi Target dalam Latihan Militer, Bersiap Serang Taiwan?
Latihan militer China yang meniru sistem HIMARS buatan AS telah memicu kekhawatiran baru kalau China bersiap menyerbu Taiwan
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
"Pembangunan target "HIMARS palsu" oleh Beijing merupakan pengakuan jelas bahwa peluncur ini mampu mengganggu operasi militer lintas selat apa pun," kata ulasan DSA.
China Bersiap Menghadapi Modernisasi Militer Taiwan
Bagi China, menetralisir HIMARS merupakan prioritas untuk mencegah Taiwan memperoleh keuntungan asimetris.
PLA telah meningkatkan patroli udara dan laut di sekitar Taiwan sambil mengembangkan taktik untuk mendeteksi, melacak, dan menghancurkan peluncur bergerak.
Penggunaan replika HIMARS yang dipanaskan menunjukkan kalau China sedang melatih drone pengintai, satelit, dan sensor inframerah untuk mengidentifikasi dan menyerang aset tersebut dalam kondisi pertempuran hampir nyata.
Dalam skenario invasi, HIMARS diperkirakan akan memfokuskan serangan pada area persiapan, pelabuhan penempatan, dan jembatan yang penting bagi operasi amfibi dan udara PLA.
Dengan mensimulasikan HIMARS, Tiongkok pada dasarnya berlatih untuk "jam-jam pertama" konflik Taiwan, di mana upaya untuk meredam serangan presisi akan menjadi prioritas.
Memperkuat Strategi A2/AD
Doktrin operasional PLA berpusat pada A2/AD yang bertujuan untuk membatasi akses Amerika Serikat dan sekutunya ke perairan dan wilayah udara di Laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur.
Namun, HIMARS menghadirkan tantangan unik karena mobilitasnya yang tinggi dan kemampuan penyebarannya yang cepat, yang memungkinkan unit-unit kecil untuk menyerang dari jarak jauh sebelum direlokasi.
Dengan melakukan latihan penanggulangan target HIMARS, Tiongkok menyempurnakan kemampuannya untuk menggabungkan aset pengawasan dengan sistem serangan jarak jauh seperti rudal hipersonik DF-17, artileri roket PCL-191, dan drone kamikaze.
Rantai serangan terpadu ini penting dalam skenario apa pun yang melibatkan pasukan Amerika atau sekutunya yang mengerahkan HIMARS guna mendukung Taiwan atau mitra regional lainnya.
Latihan ini memberi kesan bahwa Beijing ingin mencegah lawan-lawannya menikmati "payung serangan presisi" yang sulit dihancurkan.
Pelajaran dari Perang Ukraina
Perang di Ukraina telah menjadi medan pertempuran nyata yang membuktikan efektivitas HIMARS dalam mengubah lanskap pertempuran.
Penggunaan HIMARS oleh Ukraina menghancurkan pusat komando dan rantai pasokan Rusia, memaksa Moskow untuk menyesuaikan strateginya dengan penempatan unit, kamuflase, dan peperangan elektronik.
China belajar banyak dari pengalaman ini, termasuk kelemahan Rusia dalam melawan HIMARS.
Pelatihan PLA kini diperkirakan melibatkan pemalsuan GPS, pengacauan elektronik, penggunaan umpan dan siklus deteksi serangan cepat untuk melemahkan dampak HIMARS.
Konflik Cina dan AS
Kronologi Penemuan Jenazah Penyanyi Lawas Yetty Wijaya, Ditemukan Sudah Tak Bernyawa di Rumah |
---|
Masih Pemulihan Pasca-operasi Lambung, Penyebab Lisa Mariana Belum Rampung Diperiksa KPK |
---|
Tujuh Film Indonesia Terlaris Bioskop Tahun 2025, Mira Lesmana: Sineas Harus Peka pada Pasar |
---|
Promo Alfamart, Superindo, dan Indomaret 27 Agustus 2025: Minyak Goreng 2L Rp37.800, Popok Rp42.900 |
---|
Prabowo Terkesan Lihat Dokter yang Pilih Mengabdi di Indonesia Meski Gaji Luar Negeri Lebih Besar |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.