Konflik Palestina Vs Israel
AS Cabut Visa Mahmoud Abbas Jelang Sidang PBB, Palestina Kecewa dan Desak Pembatalan
Menjelang dimulainya Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Amerika Serikat mencabut visa Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Penulis:
Farrah Putri Affifah
Editor:
Ayu Miftakhul Husna
"Ada orang-orang di dalam pemerintahan Trump yang bekerja sama erat dengan pemerintah sayap kanan Israel dan tujuan mereka hanyalah menyingkirkan gerakan pembebasan Palestina dari agenda internasional," ujarnya.
“Mereka tidak mengakui hak rakyat Palestina untuk bernegara, dan mereka berdua berusaha mencegahnya di Palestina dan sekarang mereka mencoba menyingkirkannya dari agenda internasional di New York," tambahnya.
Uni Eropa juga mengecam langkah ini.
Kepala Kebijakan Luar Negeri UE, Kaja Kallas, mendesak AS mempertimbangkan kembali keputusannya, mengingat perjanjian yang mengikat negara tuan rumah PBB untuk menjamin akses delegasi negara anggota.
Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noël Barrot menyatakan bahwa Markas Besar PBB adalah tempat netral yang harus terbuka bagi semua pihak.
Sementara itu, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez menyampaikan dukungan tegasnya kepada Palestina dan mengutuk pencabutan visa yang dianggapnya "tidak adil".
Ia menegaskan bahwa Palestina berhak menyuarakan pendapatnya di forum internasional seperti PBB.
Situasi Terkini di Gaza
Keputusan pencabutan visa ini diambil di tengah eskalasi kekerasan yang terus memburuk di wilayah Palestina, khususnya di Jalur Gaza.
Militer Israel telah menyatakan kota terbesar di Gaza sebagai zona pertempuran, mengklaim bahwa wilayah tersebut tetap menjadi basis bagi kelompok Hamas.
Serangan udara dan operasi militer Israel telah menyebabkan kerusakan luas dan jatuhnya korban jiwa di kalangan warga sipil Palestina.
Israel telah membunuh lebih dari 63.400 warga Palestina di Gaza sejak Oktober 2023.
Menurut data kementerian, serangan Israel sejak Oktober 2023 telah menewaskan sedikitnya 17.000 siswa sekolah dan lebih dari 1.200 mahasiswa di Gaza.
Di sisi lain, kekerasan juga meningkat di Tepi Barat, dengan konflik yang melibatkan militer Israel dan pemukim yang sering menimbulkan korban di pihak warga Palestina.
Situasi ini memicu kecaman global dan dorongan untuk segera menghentikan serangan militer agar dialog damai dapat kembali dibuka.
Juru bicara kepresidenan Palestina, Nabil Abu Rudeineh, menyerukan pengakhiran serangan Israel dan menekankan bahwa eskalasi kekerasan hanya akan memperpanjang penderitaan dan menghambat solusi damai yang sudah lama dicari.
(Tribunnews.com/Farra)
Artikel Lain Terkait Mahmoud Abbas, Amerika Serikat dan Konflik Palestina vs Israel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.