Sabtu, 6 September 2025

Mengintip Senjata dan Perangkat Militer China yang Dipamerkan saat Parade, Apa Kata Pakar?

Intip deretan senjata dan perangkat militer yang dipamerkan China dalam parade militer hari ini, apa kata pakar?

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
Tangkap layar CCTV
SENJATA BARU - Kolase tangkap layar CCTV 3 September 2025, menampilan senjata dan perangkat militer China yang dipamerkan selama parade. Ini daftar senjata lainnya. 

Truk ini mampu menampung daya listrik ekstra untuk mengatasi masalah kekurangan energi pada senjata laser generasi sebelumnya.

Senjata laser termasuk dalam kategori “senjata energi terarah” bersama sistem gelombang mikro berdaya tinggi.

Alih-alih menggunakan proyektil, senjata ini mengandalkan energi elektromagnetik untuk melumpuhkan target, baik melalui panas ekstrem, gangguan sistem kelistrikan internal, atau membutakan sensor seperti optik dan radar.

Menurut analis, senjata energi terarah sangat efektif melawan kawanan drone.

Gelombang mikro dapat menargetkan banyak objek sekaligus, sementara laser hanya menargetkan satu sasaran dalam satu waktu.

Keunggulan lainnya, biaya satu tembakan laser jauh lebih murah dibandingkan peluru atau rudal, serta tidak memerlukan pasokan proyektil logam berat.

5. Rudal Balistik Antarbenua DF-61

SENJATA BARU - Tangkap layar CCTV 3 September 2025, menampilan rudal balistik antarbenua (ICBM) DF-61 yang dipamerkan selama parade. Ini daftar senjata lainnya.
SENJATA BARU - Tangkap layar CCTV 3 September 2025, menampilan rudal balistik antarbenua (ICBM) DF-61 yang dipamerkan selama parade. Ini daftar senjata lainnya. (Tangkap layar CCTV)

China juga memamerkan rudal balistik antarbenua (ICBM) terbarunya, DF-61, yang disebut-sebut sebagai senjata strategis paling canggih saat ini.

Rudal raksasa ini dibawa menggunakan platform bergerak beroda delapan dan kemunculannya pertama kali terungkap lewat unggahan media sosial sebelum parade, mengejutkan banyak analis pertahanan.

DF-61 dipamerkan bersama JL-1 (rudal balistik berbasis udara), JL-3 (rudal balistik kapal selam), dan versi terbaru DF-31 (ICBM berbasis darat).

Sebagai catatan, nama DF-61 sebenarnya pernah digunakan pada 1970-an untuk rudal berbahan bakar cair.

Namun, program tersebut dibatalkan pada 1978 menurut Institut Penelitian Perdamaian dan Kebijakan Keamanan Jerman.

Kata Pakar

“China menunjukkan kemampuannya mengembangkan teknologi militer canggih secara mandiri, mengerahkan secara operasional, dan melakukannya lebih cepat dibandingkan Barat,” kata Malcolm Davis, analis senior strategi pertahanan di Australian Strategic Policy Institute, mengutip CNN International.

“Selain itu, China juga melakukannya dalam volume yang lebih besar."

"Jumlah senjata yang dikerahkan adalah kekhawatiran nyata bagi negara-negara Barat.”

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan