Tak Hanya Kim Jong Un, Putin Sapu Bersih DNA, Bawa Urin dan Feses Saat Lawatan ke Luar Negeri
Putin dilaporkan rutin menghapus jejak DNA, bahkan membawa urin dan fesesnya saat lawatan luar negeri demi cegah bocornya rahasia medis
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Garudea Prabawati
Dalam dunia intelijen, data biologis seorang pemimpin negara dianggap sebagai aset strategis.
Dengan menganalisis jejak DNA, lawan politik atau negara asing berpotensi mengetahui penyakit, kelemahan fisik, bahkan kerentanan medis yang bisa dimanfaatkan untuk tujuan politik maupun diplomatik.
Oleh karena itu, Kremlin menerapkan aturan ketat untuk memastikan tidak ada residu biologis Putin yang tertinggal di negara yang ia kunjungi.
Mengingat beberapa tahun terakhir spekulasi mengenai kesehatan presiden Rusia memang terus berkembang. Beberapa kali Putin terlihat tidak stabil ketika tampil di depan publik.
Pada November lalu, ia tertangkap kamera menghentakkan kaki berulang kali saat konferensi pers di Astana, Kazakhstan. Gambar tersebut segera memicu dugaan adanya gangguan neurologis, termasuk kemungkinan penyakit Parkinson.
Pada kesempatan lain, tepatnya pada 2023, Putin terlihat gelisah dan terus bergeser di kursinya saat bertemu Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.
Momen itu kembali memperkuat rumor yang beredar luas di berbagai kanal media internasional.
Kremlin sendiri secara konsisten membantah kabar mengenai kondisi kesehatan Putin, menegaskan bahwa sang presiden tetap dalam keadaan bugar dan mampu menjalankan tugasnya.
Namun, praktik protokol ketat ini justru memperkuat asumsi publik bahwa ada sesuatu yang ingin ditutupi.
Para analis menilai, meski langkah ini memang wajar dalam standar keamanan tingkat tinggi, kebijakan membawa kembali limbah biologis pemimpin negara adalah indikasi kuat tentang betapa sensitifnya isu kesehatan bagi Kremlin.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.