Jumat, 12 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Media Israel Mulai Memberontak ke Pemerintahnya Setelah Lama Menutupi Penderitaan Gaza

perubahan sikap media Israel ini dinilai mencerminkan perpecahan yang mendalam mengenai apakah invasi militer IDF ke Gaza harus dihentikan.

MNA
PERANG GENOSIDA - Seorang warga Palestina berjalan di jalanan berdebu dengan latar belakang kehancuran Gaza karena bombardemen buta Israel selama satu tahun sejak 7 Oktober 2023. Selama dua tahun konflik, Israel dianggap melancarkan perang Genosida di Gaza. 

Israel telah membunuh lebih dari 64.300 warga Palestina di Gaza sejak Oktober 2023.

Serangan genosida tersebut telah menghancurkan wilayah kantong Palestina tersebut, yang terancam kelaparan, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Kementerian tersebut merupakan bagian dari pemerintahan yang dipimpin Hamas dan dikelola oleh para profesional medis.

Angka-angkanya dianggap andal oleh badan-badan PBB dan banyak pakar independen.

Israel membantah angka-angka tersebut tetapi belum memberikan datanya sendiri.

"Selama sebagian besar perang, media Israel sangat sedikit melaporkan penderitaan di Gaza, kelaparan, atau kehancuran," kata Raviv Drucker, seorang pembawa berita terkemuka Israel.

"Kalaupun mereka melaporkannya, itu hanya dari perspektif Israel," jelasnya, dalam hal seberapa efektif media Israel dalam "menghancurkan Hamas".

DIBUNUH ISRAEL - Foto file yang menunjukkan para pelayat menghadiri pemakaman anggota pers yang tewas dalam serangan Israel, di Rumah Sakit al-Awda di kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tengah, pada 26 Desember 2024.
 (Photo by Eyad BABA / AFP)
DIBUNUH ISRAEL - Foto file yang menunjukkan para pelayat menghadiri pemakaman anggota pers yang tewas dalam serangan Israel, di Rumah Sakit al-Awda di kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tengah, pada 26 Desember 2024. (Photo by Eyad BABA / AFP) (AFP/EYAD BABA)

Tak Ada Jurnalis dari Luar, Jurnalis Gaza Adalah 'Anggota Hamas'

Israel telah melarang wartawan internasional dari Gaza sejak dimulainya perang, di luar kunjungan yang diselenggarakan oleh militer.

Komite Perlindungan Jurnalis yang bermarkas di Amerika Serikat (AS) mengatakan ini adalah zona perang paling mematikan bagi wartawan yang pernah didokumentasikan kelompok tersebut.

Setidaknya 249 wartawan tewas dalam tembakan gencar Israel.

"Ini perang yang aneh, karena ini abad ke-21, dan semua orang punya ponsel untuk menyiarkan," kata Drucker.

"Tapi tidak ada seorang pun di lapangan, jadi kita tidak bisa bilang, 'Ada seseorang di lapangan yang saya percaya.'"

Beberapa penyiar berita Israel yang menyoroti bencana kemanusiaan justru menghadapi reaksi keras dari kalangan mereka sendiri.

Yonit Levi, seorang pembawa berita terkemuka Israel, membuat komentar yang tidak biasa dalam sebuah laporan pada bulan Juli tentang liputan media internasional tentang kelaparan tersebut.

"Mungkin sudah waktunya untuk memahami bahwa ini bukan kegagalan diplomasi publik, melainkan kegagalan moral, dan untuk memulai dari sana," ujarnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan