Konflik Palestina Vs Israel
Media Israel Mulai Memberontak ke Pemerintahnya Setelah Lama Menutupi Penderitaan Gaza
perubahan sikap media Israel ini dinilai mencerminkan perpecahan yang mendalam mengenai apakah invasi militer IDF ke Gaza harus dihentikan.
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Levi, yang menolak berbicara kepada The Associated Press , disebut sebagai "juru bicara Hamas" oleh seorang analis di Channel 14 yang pro-Netanyahu, dan seorang aktivis sayap kanan menuduhnya "meludahi wajah tentara Israel."
Komentator dari media sayap kanan, termasuk Channel 14 , secara teratur mendukung pembunuhan warga Palestina dan pembongkaran rumah mereka.
Media ini juga kerap menarasikan kalau tidak ada warga sipil tak berdosa di Gaza dan bahwa militer Israel harus bertindak dengan kekuatan yang lebih besar.
Zvi Yehezkeli, koresponden urusan Arab untuk i24 TV Israel, bahkan menyambut baik tewasnya lima jurnalis dalam serangan Israel di sebuah rumah sakit pekan lalu, menuduh mereka—tanpa bukti—bekerja sama dengan Hamas untuk menyebarkan berita palsu yang merugikan Israel.
"Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali," ujarnya.
Militer Israel mengatakan tidak ada satu pun jurnalis, termasuk Mariam Dagga, yang bekerja untuk AP dan penerbitan lainnya, yang dicurigai sebagai anggota Hamas, dan militer Israel membantah telah menargetkan mereka.

Tanda-tanda Perubahan
Meski demikian, liputan media Israel sedikit bergeser dalam beberapa minggu terakhir, beberapa cerita yang lebih panjang tentang warga Palestina muncul di media-media besar Israel.
Jurnalis Israel telah memberikan lebih banyak waktu tayang pada krisis kelaparan yang sebagian dipicu oleh larangan Israel selama 2 1/2 bulan atas semua bantuan kemanusiaan — termasuk makanan dan obat-obatan — awal tahun ini.
Program berita TV arus utama kini menayangkan beberapa wawancara dengan warga Palestina di Gaza.
Namun, liputan berita tersebut masih jauh lebih sedikit daripada fokus pada isu-isu domestik.
Nir Hasson dan rekan-rekannya di surat kabar Haaretz yang berhaluan kiri di Israel telah banyak melaporkan tentang Palestina, baik sebelum maupun selama perang, dalam artikel-artikel yang seringkali mengkritik tindakan Israel.
Namun, hal ini merupakan anomali dalam lanskap media saat ini.
“Setelah 7 Oktober, tidak diragukan lagi ada sesuatu yang rusak, dan menjadi sepenuhnya tidak sah untuk menanggung penderitaan pihak lain,” kata Hasson.
"Tapi saya pikir publik Israel lebih dewasa daripada yang media kira," tambahnya.
"Saya pikir publik punya kemampuan untuk mendengarkan. Saya pikir media terlalu banyak menyensor diri sendiri."
Konflik Palestina Vs Israel
Greta Thunberg Sebut Kapal Pembawa Bantuan Gaza Diserang Drone, Tunisia Membantah |
---|
Tiga Petempur Palestina Serbu Hanggar Tank Israel, Lempar Bom ke Palka, Komandan IDF Tewas |
---|
Netanyahu Usir Warga Kota Gaza, Israel Mau Ratakan Lebih dari 50 Gedung |
---|
Empat Tentara Israel Tewas dalam Serangan Fajar Perlawanan Gaza di Jabalia |
---|
Yaman Melancarkan Serangan Kedua di Bandara Ramon Israel, Sirene Berbunyi di Dimona |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.