Rabu, 17 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Negara-Negara Teluk Akan Aktifkan Mekanisme Pertahanan Mirip NATO

Buntut serangan Israel terhadap Qatar minggu lalu, negara Teluk kini akan mengaktifkan mekanisme pertahanan seperti NATO.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Bobby Wiratama
GCC/gcc-sg.org
NEGARA TELUK BERSATU - Foto yang dirilis GCC di situs resminya, menampilkan (dari kiri ke kanan): Sekretaris Jenderal Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) Jassim al-Budaiwi; Putra Mahkota Kuwait Sheikh Sabah Khaled al-Hamad al-Sabah; Emir Qatar Tamim bin Hamad al-Thani; Wakil Perdana Menteri Oman untuk Urusan Pertahanan Shihab bin Tarik Al Said; Putra Mahkota Mohammed bin Salman dari Arab Saudi; Perwakilan pribadi Raja Bahrain, Abdulla bin Hamad al-Khalifa; dan Wakil Presiden sekaligus Wakil Perdana Menteri UEA Sheikh Mansour bin Zayed al-Nahyan, saat menghadiri pertemuan puncak darurat Arab-Islam di Doha, 15 September 2025. Buntut serangan Israel terhadap Qatar minggu lalu, negara Teluk kini akan mengaktifkan mekanisme pertahanan seperti NATO. 

Situasi ini juga diperburuk oleh gejolak di dalam negeri akibat genosida Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 64.900 warga Palestina.

Tentang Negara-Negara Teluk dan GCC

Sebutan "negara Teluk" merujuk pada negara-negara yang terletak di kawasan Teluk Persia atau Teluk Arab.

Biasanya istilah ini mengacu pada enam anggota Gulf Cooperation Council (GCC):

  1. Arab Saudi
  2. Uni Emirat Arab (UEA)
  3. Qatar
  4. Kuwait
  5. Bahrain
  6. Oman

Mengutip Britannica, GCC didirikan di Riyadh, Arab Saudi, pada Mei 1981.

Tujuannya adalah memperkuat persatuan antar anggota berdasarkan kepentingan bersama, serta kesamaan identitas politik dan budaya yang berakar pada tradisi Arab dan Islam.

Kepemimpinan dewan GCC dirotasi setiap tahun.

Salah satu pasal terpenting dalam piagam GCC adalah Pasal 4, yang menegaskan bahwa aliansi ini dibentuk untuk memperkuat hubungan antarnegara anggota dan mendorong kerja sama di berbagai bidang.

GCC juga memiliki dewan perencanaan pertahanan yang mengoordinasikan kerja sama militer antaranggota.

Secara umum, perjanjian GCC berfokus pada koordinasi keamanan dan ekonomi.

Dalam bidang keamanan, kebijakan penting antara lain pembentukan Pasukan Perisai Semenanjung pada 1984, sebuah angkatan militer gabungan yang berbasis di Arab Saudi, serta penandatanganan pakta pembagian intelijen pada 2004.

Sementara itu, koordinasi ekonomi mencakup upaya menuju integrasi, meskipun implementasinya sering kali tidak seefektif kerja sama di bidang kebijakan.

KTT Arab-Islam di Qatar

Baca juga: 79 Negara Anggota Liga Arab dan OKI Bersatu di Doha, Kecam Serangan Israel ke Qatar

Dilansir Al Jazeera, pertemuan darurat tingkat tinggi negara-negara Arab-Islam diadakan di Doha, Qatar pada hari Senin (15/9/2025) menyusul serangan Israel pada 9 September yang menewaskan enam orang.

Pertemuan ini dihadiri oleh Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam  atau OKI.

Sebagai informasi, Liga Arab adalah forum regional beranggotakan 22 negara untuk mengoordinasikan kebijakan di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan, serta untuk menjaga kemerdekaan dan kedaulatan mereka, mengutip Investopedia

Liga Arab menyediakan platform untuk dialog, kerja sama, dan penyelesaian sengketa di antara negara-negara Arab, dengan tujuan keseluruhan untuk memperkuat hubungan dan memajukan kepentingan bersama Arab di panggung global.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan