Kamis, 25 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Pengakuan Barat Membingungkan Israel dan Mengacaukan Perhitungan Netanyahu

Pengakuan Barat membingungkan Israel dan mengacaukan perhitungan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Editor: Muhammad Barir
Laman resmi pemerintah Inggris
PALESTINA DIAKUI - Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengumumkan Inggris resmi mengakui Palestina pada hari Minggu, (21/9/2025). 


Namun, ia menekankan bahwa pertanyaan yang lebih penting adalah bagaimana pengakuan ini akan terwujud di lapangan, dan apakah pengakuan tersebut akan disertai dengan sanksi terhadap pelanggaran hukum internasional oleh Israel dan negosiasi serius dengan Otoritas Palestina terkait reformasi dan pemilu.

 


Tekanan masyarakat dan dimensi hukum

Leslie juga mencatat bahwa tekanan publik di Inggris meningkat terhadap pemerintah agar tidak memberikan pengecualian kepada Israel dan mengambil langkah-langkah praktis seperti mengenakan sanksi pada produk-produk permukiman, serupa dengan yang dikenakan pada Rusia atas aneksasinya atas wilayah Ukraina.

Ia menganggap pengakuan Barat atas Palestina menjadi indikasi dimulainya fase baru akuntabilitas, karena Israel tidak lagi dapat dibiarkan melanggar hukum internasional tanpa hukuman.

Ia menambahkan bahwa pembedaan antara Otoritas Palestina dan Hamas sangatlah penting, sekaligus mengkritik retorika Netanyahu dan para menterinya yang menyamakan kedua pihak tersebut. 

Ia yakin bahwa kebingungan ini bertujuan untuk menghalangi solusi politik apa pun, sementara Otoritas Palestina telah mengakui Israel dan mengupayakan perdamaian.


Trump antara tekanan dan peluang

Mengenai Presiden AS Donald Trump, Leslie yakin posisinya masih belum dapat diprediksi. 

Meskipun ia menyatakan ketidakpuasannya dengan pengakuan Inggris, pragmatismenya mungkin mendorongnya untuk memanfaatkan gelombang tersebut sebagai peluang, terutama mengingat ambisinya untuk memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian .

Ia menekankan bahwa tersebarnya pengakuan di kalangan sekutu Washington dapat memaksanya untuk mengevaluasi kembali posisinya, terutama jika tekanan Saudi dan Teluk ke arah ini meningkat.

Pembacaan ini beririsan dengan upaya Trump untuk mengadakan pertemuan puncak AS-Arab-Islam di New York , dalam upaya untuk menggambarkan dirinya sebagai pembawa damai, bahkan jika inisiatif tersebut muncul sebagai reaksi terhadap proses pengakuan Eropa.

Gelombang pengakuan Barat terhadap negara Palestina menempatkan Israel dalam isolasi yang semakin meningkat dan menghadirkan dilema bagi pemerintahan Trump: bersekutu sepenuhnya dengan Netanyahu dalam menghadapi tren internasional yang berkembang, atau mencoba memanfaatkan momen ini untuk mengubah citranya sebagai perantara perdamaian global.

Pernyataan Charlotte Leslie mengungkap semakin meningkatnya kesadaran Eropa bahwa permainan telah benar-benar berubah, dan mengabaikan masalah Palestina bukan lagi suatu pilihan.

Pertanyaannya sekarang bukanlah apakah pengakuan akan mengubah aturan main, melainkan bagaimana dan kapan pengakuan ini akan diterjemahkan menjadi tindakan praktis yang memulihkan harapan bagi solusi dua negara dan sekaligus mengekang ekstremisme dan ekspansionisme.

 


Empat negara Barat besar secara resmi mengakui negara Palestina.

Empat negara Barat utama mengumumkan pengakuan resmi mereka terhadap Negara Palestina pada hari Minggu, sementara negara-negara lain, yang dipimpin oleh Prancis, diperkirakan akan mengumumkan pengakuan mereka terhadap negara Palestina di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York pada hari Senin.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan