Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1.321: Putin Ancam AS soal Rudal Tomahawk

Perang Rusia-Ukraina hari ke-1.321, Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan AS jika mereka mengirim rudal Tomahawk ke Ukraina.

Foto: Mikhail Sinitsyn, TASS/Kremlin
PUTIN - Foto diunduh dari Kantor Presiden Rusia, Selasa (23/9/2025), memperlihatkan Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan kunjungan ke Pabrik Motovilikha pada 19 September 2025. Pada 5 Oktober 2025, Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan AS jika mereka mengirim rudal Tomahawk ke Ukraina, bahwa itu bisa merusak hubungan kedua negara. 

Setelah bertemu dengan Presiden Ceko, Petr Pavel, Babis mengatakan bahwa melabelinya sebagai calon pembuat onar adalah "tidak adil". 

Babis, pria kelahiran Slovakia berusia 71 tahun, menekankan bahwa ia pro-Eropa dan ingin "Eropa berfungsi dengan baik". 

"Setiap tahun, kami mengirimkan €2,5 miliar dari anggaran ke Brussel. Dan tentu saja Brussel membantu Ukraina. Jadi saya pikir kami siap," kata Babis. 

Ia juga mengatakan kepada media Ukraina bahwa Ukraina "tidak siap untuk Uni Eropa" dan bahwa "kita harus mengakhiri perang terlebih dahulu". 

Babis mengatakan ia siap untuk membahas hal ini dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy.

Para Diplomat AS: Korea Utara dan Kuba Bantu Rusia

Menurut laporan Reuters, para diplomat Amerika Serikat akan memberi tahu negara-negara anggota PBB bahwa pemerintah Kuba diduga ikut mendukung invasi Rusia ke Ukraina dengan mengirim hingga 5.000 warganya untuk bertempur bersama pasukan Rusia.

Reuters mengutip dokumen internal dari Kementerian Luar Negeri AS, yang menyebut bahwa pemerintahan Donald Trump sedang menggerakkan para diplomatnya untuk melobi negara lain agar menolak resolusi PBB yang menyerukan Amerika mencabut embargo ekonomi terhadap Kuba yang sudah berlangsung puluhan tahun.

Dalam beberapa minggu terakhir, pejabat Ukraina juga memperingatkan anggota parlemen AS mengenai meningkatnya jumlah tentara bayaran asal Kuba yang direkrut oleh Rusia untuk berperang di Ukraina.

Isi dokumen itu menyebut, “Setelah Korea Utara, Kuba menjadi negara penyumbang pasukan asing terbesar bagi agresi Rusia, dengan perkiraan 1.000 hingga 5.000 warga Kuba bertempur di Ukraina.”

Sementara itu, perwakilan Kuba di PBB belum memberikan tanggapan atas laporan tersebut. 

Departemen Luar Negeri AS juga enggan membeberkan lebih jauh soal keberadaan pejuang Kuba ini. Namun, seorang juru bicara mengatakan kepada Reuters bahwa pemerintah Kuba telah gagal melindungi rakyatnya agar tidak dimanfaatkan sebagai alat dalam perang Rusia-Ukraina.

Zelensky: Barat Tak Beri Reaksi Nyata

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuduh Barat "tidak memberikan reaksi nyata" terhadap meningkatnya kampanye pengeboman Rusia setelah serangan besar-besaran pada hari Minggu menewaskan enam orang dan melukai 18 orang.

The Guardian melaporkan bahwa kota Lviv di bagian barat, yang biasanya dianggap sebagai salah satu kota teraman di negara itu, mengalami pemboman paling berkelanjutan dan serius sejak dimulainya invasi Rusia.

Pada hari Minggu, Zelenskyy kembali menegaskan seruannya kepada mitra-mitra Barat Kyiv untuk mengirimkan pertahanan udara tambahan guna memerangi "teror udara" Rusia.

"Hari ini, Rusia kembali menyerang infrastruktur kami, segala sesuatu yang menjamin kehidupan normal rakyat. Kami membutuhkan perlindungan lebih, implementasi cepat dari semua perjanjian pertahanan, terutama pertahanan udara, agar teror udara ini tidak ada gunanya," ujarnya.

Prancis Selidiki Pembunuhan Jurnalisnya di Ukraina

Jaksa Prancis membuka penyelidikan atas kejahatan perang setelah jurnalis foto Prancis, Antoni Lallican, 37 tahun, tewas akibat serangan drone di wilayah Donbas, Ukraina timur. 

Ia berada bersama unit Ukraina di sekitar garis depan ketika serangan itu terjadi.

Seorang jurnalis Ukraina, Georgiy Ivanchenko, terluka dalam insiden yang sama. 

Prancis dan Ukraina langsung menuduh Rusia sebagai pelaku. 

Penyelidikan akan dilakukan oleh kantor khusus di Prancis yang menangani kejahatan terhadap kemanusiaan. 

Organisasi jurnalis mengutuk serangan ini dan menuntut agar pertanggungjawaban dituntaskan.

Ukraina Beri Bantuan kepada Guru di Garis Depan

Guru-guru yang mengajar di wilayah garis depan Ukraina akan mendapatkan tunjangan bulanan sebesar 4.000 hryvnia setelah pajak.

Kabar ini diumumkan oleh Perdana Menteri Pertama Ukraina, Yulia Svyrydenko, melalui akun Telegram resminya pada 5 Oktober.

Menurut penjelasannya, tunjangan ini akan diberikan kepada sekitar 25.000 guru yang bekerja di 84 komunitas yang berada di wilayah Dnipropetrovsk, Donetsk, Zaporizhia, Luhansk, Mykolaiv, Sumy, Kharkiv, Kherson, dan Chernihiv — daerah-daerah yang masih terdampak langsung oleh perang.

Dana bantuan tersebut akan mulai dicairkan pada bulan Oktober, dan mencakup pembayaran untuk periode mulai 1 September tahun ini.

Svyrydenko juga menyampaikan bahwa dalam anggaran negara tahun 2026, pemerintah telah merencanakan kenaikan gaji guru hingga 50 persen.

Ia menegaskan komitmen pemerintah untuk terus memberikan dukungan kepada para tenaga pendidik, hal ini disampaikannya dalam pertemuan dengan peserta ajang penghargaan nasional Global Teacher Prize Ukraina.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved