Senin, 13 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Gaza Bergemuruh: Warga Sujud Syukur Setelah Kesepakatan Damai Hamas -Israel Diumumkan

Warga Gaza gemakan takbir usai kesepakatan damai Hamas–Israel ditekan, menandai harapan baru setelah 2 tahun warga menderita akibat perang

Telegram Brigade Al-Qassam
WARGA GAZA - Foto ini diambil dari publikasi Telegram Brigade Al-Qassam (sayap militer gerakan Hamas) pada Kamis (20/2/2025), memperlihatkan warga Gaza. Mereka gemakan takbir usai kesepakatan damai Hamas–Israel ditekan, menandai harapan baru setelah 2 tahun warga menderita akibat perang 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara resmi mengumumkan bahwa Hamas dan Israel telah menyepakati proposal perdamaian di Gaza, menandai langkah bersejarah setelah dua tahun konflik yang menelan puluhan ribu korban jiwa.

Dalam pernyataannya di Washington, Trump menyebut bahwa kesepakatan tersebut merupakan hasil negosiasi panjang yang digelar di Sharm El Sheikh, Mesir, dengan melibatkan perwakilan dari Qatar dan Mesir sebagai mediator utama.

“Ini bukan sekadar gencatan senjata, ini adalah awal dari perdamaian sejati di Timur Tengah,” ujar Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih.

Kabar itu sontak disambut dengan euforia di Jalur Gaza, wilayah yang dua tahun terakhir porak-poranda akibat perang tanpa henti antara Hamas dengan Israel.

Di jalanan Gaza ribuan warga tampak bertumpahan sambil bersorak, mengumandangkan takbir.

Dalam salah satu rekaman yang diunggah jurnalis Palestina Saeed Mohamed melalui akun Instagram-nya, tampak kerumunan besar pria dan wanita menari mengikuti musik di luar Rumah Sakit al-Aqsa di pusat kota Deir al-Balah.

Mereka bersiul, bertepuk tangan, dan meneriakkan “Allahu Akbar!” sambil mengibarkan bendera Palestina di tengah reruntuhan bangunan yang masih berdebu akibat perang.

Hal serupa juga terjadi di Khan Younis, di mana kerumunan berkumpul di depan Rumah Sakit Nasser, menari dan bersorak dalam kegelapan menjelang fajar.

Bagi warga Gaza, kesepakatan ini bagai secercah cahaya di tengah kegelapan.

“Ini momen bersejarah yang telah lama kami tunggu setelah dua tahun pembunuhan dan genosida,” kata Khaled Shaat, warga Khan Younis, dikutip Reuters.

Baca juga: Warga Gaza Ragukan Rencana Gencatan Senjata Trump, Harapan dan Rasa Putus Asa Bercampur

Warga Masih Waspada, Takut Gencatan Senjata Kembali Gagal

Namun di tengah gegap gempita perayaan atas kabar gencatan senjata antara Hamas dan Israel, sebagian warga Gaza memilih untuk tetap waspada dan berhati-hati.

Mereka khawatir kesepakatan yang diumumkan dengan penuh optimisme itu akan berakhir seperti perjanjian damai sebelumnya, runtuh dalam ledakan dan darah.

Kekhawatiran warga bukan tanpa alasan. Pasalnya dalam dua tahun terakhir, Gaza telah menjadi saksi dari rangkaian gencatan senjata yang rapuh.

Pada 2024 silam misalnya, gencatan senjata yang dimediasi Mesir dan Qatar hanya bertahan selama delapan hari sebelum kedua pihak kembali saling serang. 

Selain itu, banyak warga merasa tidak ada jaminan keamanan yang nyata dari pihak internasional untuk memastikan perjanjian kali ini ditegakkan sepenuhnya.

Pengalaman pahit itulah yang membuat banyak warga sulit mempercayai bahwa kali ini keadaan akan benar-benar berubah.

Terlebih kondisi di lapangan pun belum menunjukkan tanda-tanda stabil. Militer Israel (IDF) masih mempertahankan pasukannya di beberapa titik perbatasan Gaza dan mengeluarkan peringatan agar warga tidak kembali ke wilayah utara. Langkah ini memperkuat persepsi bahwa situasi masih jauh dari aman.

Tel Aviv Sambut Gencatan Senjata

Bukan hanya warga Gaza yang bersukacita atas tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

Di berbagai kota Israel, mulai dari Tel Aviv hingga Haifa, ribuan warga turun ke jalan, menyambut kabar perdamaian yang diumumkan langsung oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Mesir, Rabu (8/10/2025) malam.

Sorak gembira terdengar di Lapangan Habima, Tel Aviv, tempat keluarga para sandera berkumpul sejak berbulan-bulan menuntut pemerintah segera menyelesaikan negosiasi. 

Mereka berpelukan, menyalakan lilin, dan menyanyikan lagu kebangsaan “Hatikvah” dengan mata berkaca-kaca.

“Ini adalah hari yang kami tunggu sejak dua tahun lalu,” ujar Yael Ben-David, ibu dari salah satu sandera yang ditahan Hamas, seperti dikutip BBC International.

“Saya tidak tahu apakah saya bisa tidur malam ini, saya hanya ingin memeluk anak saya lagi.” tegasnya.

Isi Kesepakatan Gencatan Senjata Tahap Pertama

Dalam keterangan resminya, Trump mengungkap bahwa tahap pertama kesepakatan difokuskan pada pembebasan sandera yang masih hidup.

Dari 48 sandera yang tersisa di Gaza, sekitar 20 diyakini masih hidup, sementara sisanya telah dikonfirmasi meninggal.

Selain itu, Hamas juga diwajibkan memberikan informasi mengenai kondisi dan lokasi sandera yang telah tewas selama masa penahanan di Gaza, serta mengumpulkan jenazah sandera untuk dikembalikan ke Israel.

Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan sekitar 2.000 tahanan Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak yang ditahan sejak 7 Oktober 2023.

Langkah ini dianggap sebagai bentuk kompromi besar dari pihak Israel setelah tekanan kuat dari komunitas internasional yang mendesak adanya kemajuan nyata menuju perdamaian.

Tak hanya itu, dalam setiap pembebasan sandera, Israel juga akan menyerahkan jenazah 15 warga Gaza yang sebelumnya masih ditahan di fasilitas militer.

Mekanisme tersebut dirancang sebagai bentuk penghormatan terhadap korban sipil dan untuk memperkuat kepercayaan antara kedua pihak di tengah situasi politik yang rapuh.

Berdasarkan laporan Reuters, pertukaran sandera antara Hamas dan Israel bisa dimulai paling cepat hari Sabtu (11/10/2025).

Tepatnya setelah kesepakatan gencatan senjata dan persetujuan kabinet Israel selesai ditandatangani, selanjutnya militer Israel akan menarik pasukannya ke garis yang disepakati dalam 24 jam. 

Dilanjutkan dengan penghitung mundur 72 jam untuk Hamas mengembalikan sandera hidup dan jenazah mereka.

(Tribunnews.com / Namira)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved