Selasa, 14 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Tangis Bahagia Warga Palestina Sambut Tahanan yang Dibebaskan Israel, tapi Akui Masih Berduka

Warga Palestina yang gembira bergegas memeluk tahanan yang dibebaskan berdasarkan perjanjian gencatan senjata.

Penulis: Nuryanti
Editor: Tiara Shelavie
Tangkapan layar YouTube The Guardian
GENCATAN SENJATA - Tangkapan layar YouTube The Guardian pada Kamis (9/10/2025) memperlihatkan perayaan yang berlangsung di Gaza setelah Donald Trump mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menyetujui "tahap pertama" dari rencana perdamaian Gaza. Warga Palestina yang gembira bergegas memeluk tahanan yang dibebaskan berdasarkan perjanjian gencatan senjata. 
Ringkasan Berita:
  • Tahanan Palestina dibebaskan Israel setelah Hamas membebaskan 20 sandera yang masih hidup.
  • Ribuan orang berkumpul menunggu kedatangan para tahanan Palestina yang dibebaskan.
  • Beberapa orang mengibarkan bendera Palestina dan yang lainnya memegang foto kerabat mereka.

TRIBUNNEWS.COM - Gencatan senjata di Gaza telah dimulai untuk mengakhiri perang antara Israel dan kelompok militan Hamas.

Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyebabkan 250 lainnya disandera.

Lalu, perang di Gaza telah menewaskan lebih dari 67.000 warga Palestina.

Kini para tahanan Palestina dibebaskan Israel setelah Hamas membebaskan 20 sandera hidup terakhir yang disandera selama serangan 7 Oktober 2023.

Warga Palestina yang gembira bergegas memeluk tahanan yang dibebaskan berdasarkan perjanjian gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat (AS), saat mereka tiba dengan bus ke Tepi Barat dan Gaza yang diduduki, Senin (13/10/2025).

Berdasarkan kesepakatan tersebut, Israel akan membebaskan 250 warga Palestina yang dihukum karena pembunuhan dan kejahatan berat lainnya, serta 1.700 warga Palestina yang ditahan di Gaza sejak perang dimulai, 22 anak di bawah umur Palestina, dan jenazah 360 militan.

Beberapa ribu orang berkumpul di dalam dan di sekitar Rumah Sakit Nasser di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, menunggu kedatangan para tahanan yang dibebaskan.

Beberapa orang mengibarkan bendera Palestina dan yang lainnya memegang foto kerabat mereka.

Menahan tangis, seorang perempuan yang meminta untuk diidentifikasi sebagai Um Ahmed mengatakan, meskipun dia gembira atas pembebasan itu, dia masih memiliki "perasaan campur aduk" tentang hari itu.

"Saya bahagia untuk putra-putra kami yang dibebaskan, tetapi kami masih berduka atas semua orang yang telah terbunuh oleh pendudukan, dan semua kehancuran yang terjadi di Gaza kami," katanya kepada Reuters, Senin.

Hamas Terbitkan Daftar Lebih dari 1.900 Tahanan

Pada Senin, Hamas menerbitkan daftar lebih dari 1.900 tahanan Palestina yang dikatakan akan dibebaskan dalam gencatan senjata perang Israel-Hamas.

Hamas juga merilis daftar 20 sandera hidup yang akan dibebaskan sebagai bagian dari gencatan senjata.

Baca juga: Hamas Bebaskan Semua Sandera Israel yang Masih Hidup, Trump Sebut 2 Tahun Perang Gaza Sudah Berakhir

Stasiun-stasiun TV besar Israel menayangkan siaran khusus semalaman menjelang pembebasan para sandera karena antisipasi semakin meningkat.

Orang-orang mulai berkumpul di dekat layar lebar di Hostages Square di Tel Aviv sebelum fajar.

"Ini sangat menggembirakan," kata Meir Kaller, yang menghabiskan malam tanpa tidur di sana, dikutip dari Arab News.

Di sisi lain, militer Israel telah ditarik dari sebagian besar Kota Gaza, kota Khan Younis di selatan, dan wilayah lainnya.

Pasukan masih berada di sebagian besar kota Rafah di selatan, kota-kota di ujung utara Gaza, dan jalur lebar di sepanjang perbatasan Gaza dengan Israel.

Berdasarkan rencana AS, sebuah badan internasional akan memerintah Gaza, mengawasi para teknokrat Palestina yang menjalankan urusan sehari-hari.

Hamas mengatakan bahwa pemerintahan Gaza harus dibentuk di antara warga Palestina.

Rencana tersebut menyerukan pasukan keamanan internasional yang dipimpin Arab di Gaza, bersama dengan polisi Palestina yang dilatih oleh Mesir dan Yordania.

Dikatakan bahwa pasukan Israel akan meninggalkan daerah-daerah tersebut saat pasukan tersebut dikerahkan.

Sekitar 200 tentara AS sekarang berada di Israel untuk memantau gencatan senjata.

Trump Nyatakan Perang Gaza Sudah Berakhir

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang membantu menengahi gencatan senjata, menyatakan perang di Gaza telah berakhir.

Militer Israel mengatakan telah menerima 13 sandera yang tersisa setelah kelompok pertama yang terdiri dari tujuh orang tiba pada Senin.

Pengumuman ini memicu sorak-sorai, pelukan, dan tangisan di antara ribuan orang yang menunggu di Hostage Square di Tel Aviv.

Baca juga: Trump Beri Restu Hamas untuk Jaga Keamanan Gaza setelah Geng Mulai Bermunculan

PERDAMAIAN DI GAZA - Tangkapan layar menunjukkan konferensi pers yang dilakukan Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setelah mengadakan pertemuan di Gedung Putih untuk membahas mengakhiri perang di Gaza, Senin (29/9/2025).
PERDAMAIAN DI GAZA - Tangkapan layar menunjukkan konferensi pers yang dilakukan Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setelah mengadakan pertemuan di Gedung Putih untuk membahas mengakhiri perang di Gaza, Senin (29/9/2025). (YouTube Associated Press)

Donald Trump disambut bak pahlawan di Israel, di mana ia berpidato di Knesset sebelum terbang ke Mesir untuk menghadiri pertemuan puncak yang bertujuan membangun kondisi untuk perdamaian abadi di Gaza.

"Ini hari yang luar biasa. Ini adalah awal yang baru," kata Trump, Senin, dilansir Al Arabiya.

Ketika ditanya apakah perang Gaza selama dua tahun telah berakhir, Trump berkata: "Ya."

Pada Senin sore waktu setempat, Trump menuju Mesir, di mana ia dan Presiden Mesir Abdel-Fattah el-Sissi akan memimpin pertemuan puncak dengan para pemimpin dari lebih dari 20 negara mengenai masa depan Gaza dan Timur Tengah yang lebih luas.

Mahmoud Abbas, pemimpin Otoritas Palestina yang diakui secara internasional, akan hadir, menurut seorang hakim dan penasihat Abbas, Mahmoud al-Habbash.

Baca juga: Soroti KTT Perdamaian Gaza, Din Syamsuddin: Jangan Terjebak Skenario Pihak yang Terlibat Genosida

Kepresidenan Mesir mengatakan, Netanyahu juga akan hadir, tetapi kantor pemimpin Israel kemudian mengatakan dia tidak akan hadir karena hari libur Yahudi.

Rencana tersebut membayangkan peran Otoritas Palestina di masa depan — sesuatu yang telah lama ditentang Netanyahu.

Namun, rencana ini mengharuskan otoritas tersebut, yang mengelola sebagian wilayah Tepi Barat, untuk menjalani program reformasi menyeluruh yang bisa memakan waktu bertahun-tahun.

Rencana tersebut juga menyerukan pembentukan pasukan keamanan internasional yang dipimpin Arab di Gaza, bersama dengan polisi Palestina yang dilatih oleh Mesir dan Yordania.

Disebutkan pula bahwa pasukan Israel akan meninggalkan wilayah tersebut saat pasukan tersebut dikerahkan.

Sekitar 200 tentara AS kini berada di Israel untuk memantau gencatan senjata.

Rencana itu juga menyebutkan kemungkinan berdirinya negara Palestina di masa depan, hal lain yang tidak mungkin bagi Netanyahu.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved