Selasa, 28 Oktober 2025

14 Tahun Menghilang, Jenazah Anak Korban Tsunami Jepang Ditemukan 100 Km dari Rumahnya

Pada 16 Oktober, tepat 14 tahun setelah kepergiannya, jenazah Natsuse dikembalikan kepada orangtuanya dan kakaknya, Daiya

Editor: Eko Sutriyanto
ffn.jp
PENEMUAN JENAZAH - Natsuse Yamane dan Chiyumi. Setelah 14 tahun penantian, keluarga di Jepang akhirnya menerima kembali tulang jenazah putri kecil mereka yang hilang dalam bencana gempa dan tsunami Tohoku pada 2011.  Jenazah Natsuse Yamane, gadis yang saat itu berusia enam tahun yang hilang saat bencana, ditemukan sekitar 100 kilometer dari rumahnya di Prefektur Iwate. 
Ringkasan Berita:
  • Natsuse Yamane yang berusia enam tahun hilang saat bencana gempa dan tsunami Tohoku pada 2011
  • Selama berbulan-bulan, keluarga Yamane mencari keberadaan Natsuse ke berbagai tempat, mulai dari pusat pengungsian hingga kamar mayat sementara.
  • Sisa jenazah itu sebenarnya ditemukan sejak Februari 2023 oleh seorang pekerja konstruksi sukarelawan yang sedang membersihkan garis pantai
 

 

TRIBUNNEWS.COM, JEPANG - Setelah 14 tahun penantian, keluarga di Jepang akhirnya menerima kembali tulang jenazah putri kecil mereka yang hilang dalam bencana gempa dan tsunami Tohoku pada 2011. 

Jenazah Natsuse Yamane, gadis yang saat itu berusia enam tahun yang hilang saat bencana, ditemukan sekitar 100 kilometer dari rumahnya di Prefektur Iwate.

Diketahui pada 11 Maret 2011, gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 mengguncang pantai timur laut Jepang dan memicu tsunami besar yang menelan ribuan korban jiwa.

Saat itu, Natsuse sedang berada di rumah bersama neneknya di Kota Yamada, Prefektur Iwate.

Dikutip dari SCMP, ibu Natsuse Yamane, Chiyumi Yamane mengenang detik-detik putrinya terseret gelombang tsunami dalam perjalanan menuju pusat pengungsian. 

Sang nenek berhasil diselamatkan, namun Natsuse menjadi salah satu dari sekitar 2.500 orang yang dilaporkan hilang.

Selama berbulan-bulan, keluarga Yamane mencari keberadaan Natsuse ke berbagai tempat, mulai dari pusat pengungsian hingga kamar mayat sementara.

Baca juga: Gempa Jepang: Bagaimana Membuat Bangunan Lebih Tahan Gempa?

Enam bulan kemudian, dengan berat hati, mereka menghentikan pencarian dan melaporkan kematiannya secara resmi.

Meski demikian, setiap bulan Juni, keluarga tetap memperingati ulang tahunnya dengan meletakkan kue di altar rumah mereka.

Harapan yang nyaris padam itu kembali menyala pada Oktober 2025.

Chiyumi (49) dan suaminya, Tomonori Yamane (52), menerima telepon dari pihak berwenang di Kota Minami-Sanriku, Prefektur Miyagi  sekitar 100 kilometer dari tempat Natsuse menghilang.

Mereka diberitahu bahwa sisa-sisa jenazah, termasuk sebagian tulang rahang dengan beberapa gigi, telah ditemukan di daerah tersebut.

Sisa jenazah itu sebenarnya ditemukan sejak Februari 2023 oleh seorang pekerja konstruksi sukarelawan yang sedang membersihkan garis pantai.

Usai dilakukan pemeriksaan DNA oleh Kepolisian Prefektur Miyagi, pada 9 Oktober 2025 hasilnya memastikan jenazah tersebut adalah milik Natsuse Yamane.

Pada 16 Oktober, tepat 14 tahun setelah kepergiannya, jenazah Natsuse dikembalikan kepada orangtuanya dan kakaknya, Daiya (26).

Sambil menahan tangis, Chiyumi mengaku merasa seperti mendengar kembali suara putrinya yang dulu sering memanggilnya “mama” — salah satu dari sedikit kata yang bisa diucapkan Natsuse kecil yang hidup dengan autisme.

“Rasanya seperti kami berempat kembali hidup bersama lagi,” katanya haru.

Tomonori, sang ayah, menambahkan bahwa mereka tak sabar untuk menyambutnya pulang dan mempersembahkan kue kesukaannya.

Sementara sang nenek, yang selama ini menanggung rasa bersalah karena kehilangan pegangan tangan cucunya di tengah kekacauan tsunami, juga menangis lega setelah mendengar kabar penemuan itu.

“Terima kasih sudah kembali kepada kami. Kamu sudah berjuang keras,” ujar Chiyumi lirih.

Kisah penemuan ini mengundang simpati luas di dunia maya.

Seorang warganet menulis, Rasanya hampir ajaib bagaimana pekerja konstruksi itu menemukan tulang dan gigi kecil di antara puing-puing pantai. Seolah-olah gadis kecil itu benar-benar ingin pulang

Yang lain menambahkan, "Dia akhirnya kembali ke rumah ketika usianya genap dewasa — seakan menunjukkan bakti kepada orangtuanya,” tulisnya. (scmp)

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved