Konflik Rusia Vs Ukraina
Rencana Gila Rusia Bangun Terowongan di Selat Bering Antara Siberia dan Alaska
Wacana pembangunan terowongan di Selat Bering antara Rusia dan Alaska disebut sebagai rencana yang tak realistis, utopis,dan gila.
Rencana Gila Rusia Bangun Terowongan di Selat Bering Antara Siberia dan Alaska
TRIBUNNEWS.COM - Andrei Viktorovich Malgin seorang jurnalis, kritikus sastra, penerbit, blogger, dan pengusaha asal Rusia tergelitik untuk mengkritisi rencana pembangunan terowongan di Selat Bering, Pasifik Utara.
Lewat sebuah tulisan ringan namun menohok, pria kelahiran 20 April 1958 di Sevastopol, yang saat itu merupakan bagian dari Uni Soviet tersebut, menulis kritiknya dalam sebuah kolom di TMT, Minggu (26/10/2025).
Baca juga: NATO: Rusia Sedang Bangun Markas Nuklir Terbesar di Dunia di Kutub Utara yang Mengarah ke Amerika
Malgin memang seorang junalis. Dia memulai karier jurnalistiknya sejak masa sekolah menengah dengan menulis untuk surat kabar Komsomolskaya Pravda, khususnya di rubrik "Scarlet Sails" yang dipimpin oleh Yuri Shchekochikhin, yang kemudian menjadi mentornya dalam dunia jurnalistik.
Selain aktif sebagai jurnalis, Malgin juga dikenal sebagai kritikus sastra dan pernah menjadi penerbit.
Ia juga aktif menulis blog dan dikenal karena pandangannya yang kritis terhadap berbagai isu sosial dan politik di Rusia, termasuk yang terbaru, wacana pembangunan terowongan di Selat Bering, rencana yang dia sebut sebagai utopis dan gila.
Berikut tulisannya:
Baru saja Presiden Donald Trump dan Vladimir Putin menutup telepon, utusan khusus Rusia, Kirill Dmitriev, mengumumkan rencana ambisius: Rusia akan membangun terowongan di bawah Selat Bering, yang menghubungkan Chukotka dengan Alaska.
(sebagai konteks, Presiden AS, Donald Trump dan Presiden Rusia, Vladimir Putin melakukan pembicaraan lewat telepon untuk membahas pertemuan yang membahas perdamaian Perang Ukraina yang belakangan urung terjadi).
Terowongan itu akan disebut "Terowongan Trump-Putin".
Sehari kemudian, terungkap kalau entitas bisnis Dmitriev telah mengerjakan studi kelayakan selama enam bulan dan bahwa ide tersebut diduga berasal dari seorang pejabat Soviet selama pembicaraan antara Khrushchev dengan Kennedy.
Menurut Dmitriev, teknologi modern yang dikembangkan oleh Boring Company milik Elon Musk (milik Elon Musk) konon memungkinkan pelaksanaan proyek ini dengan biaya di bawah $8 miliar (setara Rp 132,9 Triliun) — sepertiga biaya jembatan Selat Kerch ke Krimea.
Ia menulis bahwa dengan rekayasa mutakhir, konstruksi dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari delapan tahun.
Sebuah terowongan di bawah Selat Bering dapat "membuka prospek baru bagi perdagangan internasional dan memperkuat hubungan ekonomi antara Rusia dan Amerika Utara," ujar Dmitriev.
Konflik Rusia Vs Ukraina
| Perwira RAF: Jet Tempur Generasi Kelima Seperti F-35 Kini Jadi Standar Minimum Perang Udara Modern |
|---|
| Putin Balas Ancaman Trump, Tegaskan: Tak Ada Sanksi yang Bisa Jatuhkan Rusia |
|---|
| Putin Tegaskan Rusia Tak akan Tunduk pada Tekanan AS meski Disanksi Trump, Peringatkan soal Rudal |
|---|
| Apa Itu Tembok Drone NATO yang Disebut Menteri Pertahanan Jerman Tak Akan Menghentikan Rusia? |
|---|
| Putin Unjuk Gigi, Pamer Kekuatan Rudal Nuklir Yars, Sineva, dan Tu-95MS Usai Disanksi Trump |
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.