Rabu, 29 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Band Radiohead Ogah Manggung di Israel Gara-gara Rezim Netanyahu

Band Radiohead tidak ingin tampil di Israel gara-gara rezim Netanyahu ternyata mengawasinya selama konser di Tel Aviv tahun 2017 lalu.

Facebook Thom Yorke
RADIOHEAD - Tangkapan layar Facebook Thom Yorke, Senin (27/10/2025), memperlihatkan postingan foto anggota band asal Inggris, Radiohead, pada Minggu (26/10/2025). -- Vokalis Radiohead, Thom Yorke mengatakan band-nya tidak ingin tampil di Israel karena rezim Netanyahu. 
Ringkasan Berita:
  • Vokalis Radiohead, Thom Yorke, mengatakan band-nya tidak akan tampil di bawah pengawasan rezim Netanyahu di Israel.
  • BDS Movement mendesak Radiohead untuk memboikot Israel, permintaan yang ditolak oleh band asal Inggris itu.
  • Gitaris Radiohead, Jonny Greenwood, menjalin kerja sama dengan artis Israel, Dudu Tassa.

TRIBUNNEWS.COM - Thom Yorke, vokalis band asal Inggris, Radiohead, mengungkapkan bahwa band-nya tidak akan tampil di Israel lagi selama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu masih berkuasa.

Pernyataan Thom Yorke muncul setelah delapan tahun yang lalu band tersebut diawasi pejabat Israel ketika manggung di Tel Aviv pada tahun 2017.

Thom Yorke mengatakan ia sama sekali tidak akan tampil di Israel, dalam wawancara yang dilakukan sebelum gencatan senjata Israel dan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dimulai pada 10 Oktober lalu.

"Saya tidak ingin berada 5.000 mil di dekat rezim Netanyahu, tetapi Jonny punya akar di sana," katanya kepada The Sunday Times, merujuk pada gitaris utama Radiohead, Jonny Greenwood.

Thom Yorke berpendapat kondisi politik saat ini, terutama terkait dengan pemerintahan Netanyahu dan konflik Israel-Palestina, membuatnya tidak ingin untuk melakukan konser di Israel.

Dalam wawancara itu, Thom Yorke mengenang konsernya di Israel pada tahun 2017, yang membuatnya terkejut karena kehadiran pejabat Israel.

“Saya sedang berada di hotel ketika seorang pria, yang jelas punya koneksi tinggi (dengan pemerintah Israel), menghampiri saya untuk mengucapkan terima kasih," katanya, dikutip dari The Independent.

Vokalis Radiohead itu terkejut karena konsernya dijadikan simbol politik oleh pihak tertentu di Israel, hal yang membuatnya merasa tidak nyaman.

Tahun lalu, Thom Yorke melepas gitarnya dan meninggalkan panggung selama konser solonya di Melbourne, Australia, setelah dicemooh oleh seorang pengunjuk rasa pro-Palestina.

Pada Mei lalu, Thom Yorke merilis pernyataan di Instagram yang menanggapi insiden tersebut.

"Seseorang berteriak kepada saya dari kegelapan tahun lalu… sepertinya bukan saat yang tepat untuk membahas bencana kemanusiaan yang sedang terjadi di Gaza. Setelah itu, saya masih terkejut karena diamnya saya ternyata dianggap sebagai keterlibatan.” tulisnya di Instagram.

Baca juga: Netanyahu Mau Israel yang Tentukan Negara Mana Saja yang Boleh Kirim Tentara ke Gaza

Gitaris Radiohead Berkolaborasi dengan Artis Israel

Sementara itu, Jonny Greenwood mengatakan kepada surat kabar itu bahwa ia dengan sopan tidak setuju dengan pernyataan Thom Yorke.

"Saya berpendapat bahwa pemerintah lebih cenderung menggunakan boikot dan berkata, 'Semua orang membenci kita — kita harus melakukan apa yang kita inginkan.' Yang jauh lebih berbahaya," kata Jonny Greenwood kepada The Sunday Times.

Ia mengatakan satu-satunya hal yang membuatnya malu adalah menyeret rekan-rekan bandnya ke dalam "kekacauan" ini.

"Tapi saya tidak malu bekerja dengan musisi Arab dan Yahudi. Saya tidak bisa meminta maaf untuk itu," lanjutnya.

Jonny Greenwood menikah dengan Sharona Katan, seorang seniman Israel, dan tinggal sebagian waktu di Israel.

Selain itu, Greenwood juga punya kolaborasi musik dengan penyanyi Israel Dudu Tassa, yang menghasilkan proyek bernama "Dudu Tassa & Jonny Greenwood".

BDS Movement Desak Radiohead Boikot Israel

Sekitar sembilan tahun yang lalu, Radiohead menggelar tur dunia "A Moon Shaped Pool" pada tahun 2016-2018.

Ketika Radiohead akan tampil di Tel Aviv pada Juli 2017, organisasi Boycott, Divestment, and Sanctions (BDS)Movement mendesak band itu untuk memboikot Israel atas agresinya terhadap warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

Thom Yorke menanggapi permintaan BDS Movement pada saat itu dengan mengatakan Radiohead tidak setuju dengan tekanan tersebut.

"Mereka (BDS) berasumsi kami tidak tahu apa-apa tentang apa yang sedang terjadi di sana," katanya kepada majalah Rolling Stone pada saat itu.

Vokalis Radiohead itu percaya pada diplomasi bukan pemboikotan total.

“Bermain di sebuah negara tidak berarti kami mendukung pemerintahnya. Kami pernah tampil di Amerika Serikat saat pemerintahan Trump — apakah itu berarti kami mendukung Trump? Tentu tidak," lanjutnya.

Thom Yorke menegaskan bahwa beberapa teman dekat dan keluarga band tersebut adalah warga Israel yang menentang kebijakan pemerintahan Netanyahu.

Setelah vakum selama tujuh tahun, Thom Yorke kembali menggelar konser bersama band-nya di Inggris dan Eropa pada bulan November dan Desember tahun ini.

Beberapa kota yang akan dikunjungi Radiohead yaitu Madrid, Bologna, O2 London, Kopenhagen, dan Berlin.

BDS Movement kembali menyerukan kepada Radiohead untuk memboikot artis Israel yang tampil di konsernya.

"Bahkan ketika genosida Israel terhadap warga Palestina di Gaza mencapai fase terbarunya, paling brutal, dan bejat, yaitu kelaparan yang ditimbulkan, Radiohead terus berdiam diri," kata BDS Movement pada 30 September lalu.

"Sementara seorang anggota (Radiohead) berulang kali mengabaikan protes kami, (dan malah) melakukan aksinya di dekat lokasi genosida yang disiarkan langsung, bersama seorang artis Israel yang menghibur pasukan Israel yang melakukan genosida," lanjutnya, dikutip dari NME.

Organisasi tersebut menuding gitaris utama Radiohead, Jonny Greenwood, yang asyik berkolaborasi dengan artis Israel, Dudu Tassa, di tengah agresi Zionis yang masih berlangsung.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved