Sabtu, 1 November 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Trump: Gencatan Senjata Masih Berlaku meski Israel Serang Gaza

Presiden AS Donald Trump mengatakan gencatan senjata masih berlaku meski Israel kembali menyerang Jalur Gaza dengan dalih membalas Hamas.

Facebook The White House
PRESIDEN AS TRUMP - Foto diambil dari Facebook The White House, Selasa (21/10/2025) memperlihatkan Presiden AS Donald Trump dalam unggahan pada Kamis (16/10/2025). -- Pada 29 Oktober 2025, Presiden AS Donald Trump mengatakan gencatan senjata masih berlaku meski Israel kembali menyerang Jalur Gaza dengan dalih membalas Hamas. 
Ringkasan Berita:
  • Presiden AS Donald Trump memastikan serangan Israel di Jalur Gaza tidak akan mengancam gencatan senjata.
  • Israel kembali meluncurkan serangan setelah menuduh Hamas melanggar perjanjian.
  • Hamas menemukan dua jenazah tawanan pada Selasa malam.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan gencatan senjata di Jalur Gaza tetap berlaku meski Israel kembali menyerang Jalur Gaza.

Ia memperingatkan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) bahwa mereka akan dihilangkan jika tidak berperilaku dengan benar. Ia juga menuduh Hamas membunuh seorang tentara Israel yang memicu serangan pada Rabu (29/10/2025).

Serangan terbaru Israel di Jalur Gaza menewaskan 41 warga Palestina dan melukai puluhan lainnya.

Sekutu Israel, Trump, membela serangan Israel dengan mengatakan Israel hanya membalas serangan Hamas dan tidak membahayakan gencatan senjata.

"Tidak ada yang akan mengancam gencatan senjata di Gaza," kata Trump kepada wartawan di atas Air Force One dalam perjalanannya ke Korea Selatan dari Jepang, Rabu. 

"Mereka membunuh seorang tentara Israel, jadi Israel merespons. Seharusnya mereka merespons. Ketika itu terjadi, mereka seharusnya merespons," lanjutnya.

Presiden AS mengatakan Hamas hanyalah bagian kecil dari perdamaian di Timur Tengah.

"Hamas hanyalah bagian kecil dari perdamaian di Timur Tengah," ujarnya, seraya menambahkan, "Mereka bilang mereka akan baik-baik saja, dan jika mereka baik-baik saja, mereka akan bahagia, dan jika mereka tidak baik, mereka akan dibubarkan."

Ia mengatakan banyak negara yang ingin terlibat dalam perdamaian di kawasan itu.

“Banyak negara yang bersedia melakukan hal itu,” kata Trump, lalu melanjutkan, "Bahkan Jepang hari ini menyatakan keinginannya untuk terlibat di Timur Tengah."

Trump juga mengatakan proses gencatan senjata sedang berjalan.

Baca juga: Bukan Milik 13 Tawanan, Israel Ancam Hamas Gegara Salah Serahkan Jasad

"Kita memasuki fase kedua," katanya, mengacu pada tahap selanjutnya dari rencana 20 poinnya untuk Gaza, lapor Al Jazeera.

Hamas Menolak Tuduhan Trump dan Israel

Hamas membantah tuduhan Trump dan Israel yang mengatakan mereka menembak tentara Israel di Rafah dan menegaskan kelompoknya tidak melanggar perjanjian.

Hamas menganggap pengeboman Israel di Jalur Gaza merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian Sharm el-Sheikh.

"Hamas menegaskan bahwa mereka tidak memiliki hubungan dengan insiden penembakan di Rafah, dan menegaskan komitmennya terhadap perjanjian gencatan senjata," kata Hamas dalam pernyataannya.

"Pengeboman Israel di berbagai wilayah Jalur Gaza dianggap sebagai 'pelanggaran mencolok terhadap perjanjian yang ditandatangani di Sharm el-Sheikh di bawah naungan Presiden AS Trump'," lanjutnya.

Netanyahu Perintahkan Serangan ke Jalur Gaza

Perdana Menteri Israel Netanyahu memerintahkan serangan Israel terhadap Jalur Gaza setelah menuduh Hamas melanggar perjanjian gencatan senjata tahap pertama.

Netanyahu bersama para pemimpin militer Israel mengadakan rapat pada hari Selasa.

"Perdana Menteri telah menginstruksikan pimpinan militer untuk meluncurkan serangan yang kuat dan segera terhadap Jalur Gaza, menyusul konsultasi keamanan yang diadakannya dengan para kepala militer dan keamanan," bunyi pernyataan Kantor Perdana Menteri Israel.

Hamas Temukan 2 Jenazah Tawanan

Baca juga: Israel Gempur Gaza setelah Tuduh Hamas Langgar Gencatan Senjata dan Rekayasa Penemuan Sandera

Sebelumnya, pada Selasa malam, Hamas melaporkan telah menemukan dua jenazah tawanan Israel di Jalur Gaza, yaitu Amiram Kuper dan Sahar Baruch.

Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, mengatakan mereka menemukan jenazah lainnya namun menunda penyerahannya karena Israel melanggar perjanjian gencatan senjata.

The Jerusalem Post yang mengutip sebuah sumber yang mengatakan Hamas menunda-nunda pengembalian jenazah perwira Israel Hadar Goldin dan Kolonel Assaf Hamami, meskipun mengetahui di mana mereka dimakamkan di Jalur Gaza.

Di sisi lain, keluarga tawanan Israel mengatakan pada hari Senin bahwa Hamas memiliki informasi yang tepat tentang lokasi pemakaman jenazah tawanan yang meninggal di Jalur Gaza, menurut Times of Israel.

Presiden AS Trump mengusulkan proposal gencatan senjata untuk Israel dan Hamas pada akhir September lalu.

Israel dan Hamas sepakat untuk gencatan senjata tahap pertama setelah diskusi yang ditengahi oleh Mesir dan Qatar dengan partisipasi AS dan Turki di Sharm el-Sheikh, Mesir pada 6-10 Oktober.

Namun, kedua pihak saling tuduh atas pelanggaran gencatan senjata yang membahayakan kelanjutan diskusi tahap kedua.

Pada hari Selasa, Israel melancarkan serangan ke Jalur Gaza setelah menuduh Hamas menembak mati tentaranya di Rafah dan pelanggaran karena tidak segera menyerahkan semua jenazah tawanan yang tersisa.

WAFA Agency melaporkan setidaknya 68.531 warga Palestina tewas dan 170.402 lainnya terluka dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023, menurut data per 28 Oktober 2025.

Israel menyalahkan Hamas atas kematian dan kehancuran di Jalur Gaza, menyebutnya sebagai balasan atas Operasi Banjir Al-Aqsa yang diluncurkan Hamas dan faksi perlawanan lainnya pada 7 Oktober 2023.

Pada hari itu, Hamas dan faksi lainnya menangkap 250 orang setelah membobol pertahanan Israel di perbatasan selatan, sebagai perlawanan terhadap pendudukan Israel di Palestina sejak tahun 1948.

Setelah berlakunya gencatan senjata tahap pertama, Hamas membebaskan 20 tawanan Israel yang masih hidup dan wajib menyerahkan 28 jenazah tawanan di Jalur Gaza.

Israel menuduh Hamas lamban menyerahkan semua jenazah tawanan yang masih tersisa di Jalur Gaza.

Setidaknya, Hamas telah menyerahkan 16 dari 28 jenazah tawanan, namun Israel mengatakan hanya 15 jenazah yang terkonfirmasi milik tawanan.

Hamas mengatakan kesulitan untuk mengevakuasi jenazah tawanan dari bawah reruntuhan, dan minggu lalu tim Mesir mengerahkan alat berat dengan didampingi oleh tim Komite Palang Merah Internasional (ICRC) untuk membantu pencarian para jenazah.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved