Konflik Palestina Vs Israel
Di Tengah Gencatan Senjata Israel Masih Gempur Gaza, Trump Santai: Tak Membahayakan
Presiden AS, Donald Trump menganggap santai serangan Israel di Jalur Gaza di tengah perjanjian gencatan senjata yang masih berlangsung.
Ringkasan Berita:
- Israel masih terus melakukan serangan udara ke wilayah Jalur Gaza di tengah perjanjian gencatan senjata dengan Hamas.
- Menurut Israel, serangan tersebut dilakukan setelah menuduh Hamas melanggar perjanjian gencatan senjata.
- Menanggapi serangan Israel di Gaza, Presiden AS Donald Trump menanggapi santai dan menyebut tindakan Israel tidak membahayakan.
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) masih melakukan serangkaian serangan ke Jalur Gaza di tengah perjanjian gencatan senjata.
Serangan IDF di Jalur Gaza ini, menurut mereka, merupakan respons langsung terhadap pelanggaran gencatan senjata yang terus menerus dilakukan oleh Hamas.
Salah seorang sumber mengatakan kepada The Jerusalem Post, serangan tersebut saat ini dalam masa "mendekati penyelesaian".
"Kami telah menghantam puluhan sasaran dan melaksanakan sejumlah eliminasi terarah terhadap Hamas," kata sumber anonim tersebut.
Ia menekankan, Israel bertindak dengan penuh perhitungan.
"Ini adalah keputusan kami; kami menyerang setiap target dalam daftar," tambahnya.
Meskipun fase respons saat ini diklaim hampir selesai, sumber yang sama juga mengindikasikan Israel tengah merencanakan langkah-langkah tambahan dalam menghadapi pelanggaran yang masih terjadi.
Hal ini menandakan eskalasi ketegangan antara kedua belah pihak di wilayah Gaza berpotensi berlanjut.
Operasi ini menunjukkan tekad Israel untuk membalas setiap tindakan yang dianggap merusak perjanjian jeda kemanusiaan atau gencatan senjata, sekaligus menjaga keamanan perbatasan mereka.
Trump Santai Tanggapi Serangan Israel di Gaza
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan tanggapan santai terkait serangan Israel di Gaza.
Baca juga: Israel Persiapkan Perang Skala Besar Lawan Kelompok Hizbullah di Lebanon
Menurut Trump, serangan Israel di Jalur Gaza "tidak ada yang akan membahayakan" gencatan senjata.
Serangan yang diluncurkan Israel ke Jalur Gaza dilakukan setelah Tel Aviv menuduh Hamas melanggar perjanjian damai.
Tudingan pelanggaran gencatan senjata tersebut dibantah keras oleh kelompok militan Hamas.
Sementara itu, Badan Pertahanan Sipil Gaza melaporkan serangan Israel yang terjadi pada Selasa (28/10/2025) telah menewaskan sedikitnya 38 orang.
Dikutip dari The Hindu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan "serangan yang kuat" ke Gaza setelah Menteri Pertahanannya menuduh Hamas menyerang pasukan Israel di lapangan.
Namun, Hamas menegaskan pejuangnya "tidak ada hubungannya dengan insiden penembakan di Rafah" dan mengukuhkan komitmen mereka terhadap gencatan senjata yang ditengahi AS.
Dari atas pesawat kepresidenan Air Force One, Presiden Trump membela tindakan Israel.
"Mereka membunuh seorang tentara Israel. Jadi, pihak Israel membalas. Dan mereka memang seharusnya membalas," kata Trump kepada wartawan.
Meskipun demikian, ia menekankan "tidak ada yang akan membahayakan" kesepakatan damai tersebut.
Wakil Presiden AS, JD Vance menambahkan gencatan senjata masih berlaku meskipun ada "pertempuran kecil."
Di sisi lain, laporan dari Gaza menyebutkan setidaknya tiga serangan udara telah dilancarkan Israel, salah satunya bahkan mengenai halaman belakang Rumah Sakit Al-Shifa.
Serangan lain di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah dilaporkan telah menewaskan empat anak.
Eskalasi terbaru ini segera memicu ketegangan dalam masalah sandera.
Hamas mengumumkan penundaan penyerahan jenazah sandera yang seharusnya dilakukan pada hari Selasa, dengan alasan "eskalasi Israel akan menghambat pencarian, penggalian, dan pemulihan jenazah" di tengah reruntuhan.
Baca juga: Israel Gempur Gaza setelah Tuduh Hamas Langgar Gencatan Senjata dan Rekayasa Penemuan Sandera
Perselisihan mengenai sisa jenazah sandera kini menjadi ancaman serius bagi kelangsungan gencatan senjata.
Israel menuduh Hamas mengingkari janji karena menahan jenazah sandera.
Di sisi lain, Hamas berpendapat mereka memerlukan waktu untuk menemukan sisa-sisa jasad yang terkubur di Gaza akibat perang.
(Tribunnews.com/Whiesa)
 
							 
							 
							 
			![[FULL] Ulah Israel Buat Gencatan Senjata Gaza Rapuh, Pakar Desak AS: Trump Harus Menekan Netanyahu](https://img.youtube.com/vi/BwX4ebwTZ84/mqdefault.jpg) 
				
			 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.