Minggu, 9 November 2025

Donald Trump Pimpin Amerika Serikat

Donald Trump Perintahkan Pentagon Uji Coba Senjata Nuklir, Tak Mau Kalah dari Rusia dan China

Melihat Rusia dan China melakukan uji coba senjata nuklir, Donald Trump tidak tinggal diam, langsung memerintahkan Pentagon untuk melakukan yang sama

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
Tangkap layar YouTube CNBC-TV18
PERTEMUAN TRUMP-XI - Tangkap layar YouTube CNBC-TV18, menampilkan pertemuan antara Donald Trump dan Xi Jinping di Busan, Korea Selatan pada 30 Oktober 2025. Keduanya akan membahas masalah perdagangan. 
Ringkasan Berita:
  • Melihat Rusia dan China melakukan uji coba senjata nuklir, Donald Trump tidak tinggal diam
  • Trump langsung memerintahkan Pentagon untuk melakukan uji coba nuklir.
  • Perintah itu diucapkan hanya satu jam sebelum pertemuannya dengan Presiden China.


TRIBUNNEWS.COM –
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menginstruksikan Departemen Pertahanan AS (Pentagon) untuk mulai melakukan pengujian senjata nuklir pada tingkat yang setara dengan China dan Rusia.

Dalam unggahan di platform Truth Social pada Kamis (30/10/2025) pagi, Trump menulis:

“Amerika Serikat memiliki lebih banyak senjata nuklir daripada negara lain.

Hal ini telah dicapai, termasuk pembaruan dan renovasi menyeluruh senjata yang ada, selama masa jabatan pertama saya.

Karena daya rusaknya yang luar biasa, saya SANGAT TIDAK SUKA melakukannya, tetapi tidak punya pilihan!

Rusia berada di posisi kedua, dan China di posisi ketiga, tetapi akan menyamainya dalam 5 tahun.

Karena negara-negara lain sedang menguji program, saya telah menginstruksikan Departemen Pertahanan untuk mulai menguji senjata nuklir kami secara setara.

Proses tersebut akan segera dimulai. Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini!
PRESIDEN DONALD J. TRUMP”

Unggahan itu muncul sekitar satu jam sebelum Trump dijadwalkan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Busan, Korea Selatan pada Kamis pagi dalam upaya mencapai gencatan perang dagang, lapor The Guardian.

Pernyataan Trump juga muncul setelah ia mengecam uji coba rudal jelajah bertenaga nuklir Rusia sebagai sesuatu yang “tidak pantas.”

Kremlin menyatakan bahwa Presiden Vladimir Putin mengumumkan keberhasilan uji coba rudal jelajah Burevestnik yang menurutnya merupakan bagian dari upaya “memastikan keamanan nasional.”

Sebelumnya, dalam unggahan pada Rabu, Trump kembali menegaskan klaim bahwa AS memiliki lebih banyak senjata nuklir daripada negara lain — sebuah pernyataan yang tidak akurat secara faktual.

Baca juga: Trump Tanggapi Uji Coba Rudal Nuklir Rusia: Kami Punya Kapal Selam Nuklir Diparkir di Dekat Mereka

Data yang tersedia menunjukkan bahwa Rusia saat ini tercatat memiliki jumlah hulu ledak nuklir terkonfirmasi lebih banyak, lebih dari 5.500 hulu ledak, sementara Amerika Serikat memiliki sekitar 5.044 hulu ledak menurut Kampanye Internasional untuk Menghapuskan Senjata Nuklir (ICAN).

Uji coba nuklir terakhir yang dilakukan AS, dengan nama sandi "Divider", tercatat pada 23 September 1992 di lokasi yang kini disebut Situs Keamanan Nasional Nevada.

Pada tahun yang sama, Presiden George H.W. Bush mengumumkan moratorium uji coba nuklir bawah tanah.

Selama masa jabatan pertamanya, Trump pernah mendorong upaya peningkatan kapabilitas nuklir AS, termasuk wacana memperluas persenjataan, lapor NBC News pada waktu itu. 

Sementara itu, mantan penasihat keamanan nasional Trump, Robert C. O’Brien, pada Juni tahun lalu juga mendorong uji coba senjata nuklir apabila Trump kembali terpilih, dilansir The Hill.

Dalam sebuah esai untuk Foreign Affairs yang terbit Juni lalu, O’Brien menulis bahwa Amerika perlu mengembalikan uji coba senjata nuklir untuk menguji keandalan dan keamanan di dunia nyata serta melanjutkan produksi bahan fisil utama senjata nuklir jika China dan Rusia tidak beritikad baik dalam perundingan pengendalian senjata.

Pertemuan Trump dan Xi Jinping

Menurut pantauan Tribunnews pada Kamis (30/10/2025) pukul 09.11 WIB, Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping telah duduk bertatap muka di pangkalan militer Korea Selatan di Busan untuk membahas isu perang dagang.

Kedua pemimpin tersebut tampak berjabat tangan sebelum memulai pembicaraan.

Dalam sambutan singkat kepada pers saat berjabat tangan, Trump mengatakan bahwa ia memiliki hubungan yang baik dengan Xi Jinping.

“Kita akan mengadakan pertemuan yang sangat sukses, saya yakin,” kata Trump, seperti dilansir CBS News.

Baca juga: Apa Itu Gelar Mugunghwa? Titel Prestisius untuk Trump dari Korea Selatan

“Tapi dia negosiator yang sangat tangguh — itu tidak bagus.”

“Kita akan, saya harap, mencapai kesepakatan. Saya rasa kita akan mencapai kesepakatan yang baik bagi keduanya. Dunia sedang memperhatikan, dan saya rasa kita akan mencapai sesuatu yang sangat menggembirakan bagi semua orang.”

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved