Indonesia Masuk Tiga Besar Negara Pembajak Manga Jepang
Laporan ABJ mengungkap pembajakan manga Jepang merugikan industri hingga triliunan yen. Indonesia, Jepang, dan AS jadi penyumbang terbesar
Ringkasan Berita:
- Laporan Authorized Books of Japan (ABJ) mencatat Indonesia sebagai salah satu dari tiga besar negara pembajak manga Jepang, dengan kerugian mencapai 92,3 miliar yen
- Bersama Jepang dan Amerika Serikat, ketiganya menyumbang 36 persen dari total kerugian global akibat situs bajakan yang menyalin dan menyebarkan manga tanpa izin
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO — Indonesia tercatat sebagai salah satu dari tiga negara penyumbang terbesar pembajakan manga Jepang di dunia.
Berdasarkan laporan Authorized Books of Japan (ABJ) per Juni 2025, aktivitas pembajakan tersebut menyebabkan kerugian besar bagi industri penerbitan Jepang, mencapai 92,3 miliar yen.
Selain Indonesia, dua negara lain yang turut menyumbang kerugian terbesar adalah Jepang sendiri dengan 83,4 miliar yen dan Amerika Serikat sebesar 79,1 miliar yen.
Ketiganya menyumbang 36?ri total kerugian global akibat pembajakan manga Jepang.
Menurut survei ABJ—organisasi antipembajakan yang beranggotakan lebih dari 100 perusahaan penerbitan dan operator telekomunikasi Jepang, termasuk Kodansha, Shogakukan, dan LINE Yahoo Japan—kerugian akibat akses ke situs bajakan diperkirakan mencapai 8,5 triliun yen per tahun.
“Jumlah itu setara dengan 12 kali nilai pasar komik di Jepang,” ungkap laporan ABJ di Tokyo.
Baca juga: Pemprov Jakarta Pesan Kereta MRT dari Jepang Senilai Rp1,83 Triliun
Survei ABJ Ungkap 913 Situs Bajakan Manga
Investigasi ABJ dilakukan terhadap 913 situs bajakan yang mempublikasikan manga, novel, dan karya sastra Jepang tanpa izin.
Hasilnya, situs-situs tersebut diakses dari 123 negara dengan total 2,8 miliar kunjungan dan 700 juta jam waktu baca hanya dalam satu bulan.
ABJ memperkirakan, jika setiap kunjungan selama 30 menit dianggap membaca satu buku senilai 500 yen, maka potensi kerugian dari aktivitas “hanya membaca” mencapai 704,8 miliar yen per bulan, atau setara 8,5 triliun yen per tahun.
Bahasa Inggris Dominan di Situs Bajakan
Laporan ABJ juga mencatat bahwa sebagian besar situs bajakan menggunakan bahasa Inggris, diikuti oleh Jepang, Mandarin, Vietnam, Spanyol, dan Rusia.
Fenomena ini menunjukkan tingginya minat pembaca manga lintas negara, terutama di kawasan Asia dan Amerika Serikat, namun disertai lemahnya regulasi antipembajakan di beberapa negara.
Ketua Departemen Hubungan Masyarakat ABJ, Atsushi Ito dari Shueisha, mengatakan bahwa fenomena ini menjadi ancaman serius bagi industri kreatif Jepang.
“Fenomena ‘hanya membaca’ di situs bajakan sebenarnya jauh lebih serius dari yang diperkirakan,” ujarnya.
ABJ mengimbau masyarakat dunia, termasuk Indonesia, untuk mengakses manga secara legal melalui platform resmi demi mendukung keberlanjutan industri kreatif Jepang.
| 4 Pujian Relawan Jokowi untuk Proyek Whoosh: Sebut Karya Terbaik, Monumental, hingga Prestisius |   | 
|---|
| Terjemahan Lirik Lagu Quick! Love! - Reality Club: Mom Keeps Asking About Us |   | 
|---|
| Identitas 2 Korban Tewas Kecelakaan Bus di Jembatan Suramadu |   | 
|---|
| Kata Enzo Maresca tentang Kartu Merah Liam Delap saat Chelsea Tekuk Wolves |   | 
|---|
| Kata Hakan Calhanoglu Saat Menendang Penalti, Hanya Fokus ke Bola |   | 
|---|
 
							 
							 
							 
			 
				
			 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.