Selasa, 11 November 2025

Badai Super Fung-Wong Hantam Filipina Malam Ini, Lanjutan Topan Kalmaegi yang Tewaskan 224 Jiwa

Dikutip dari Reuters, Badai Super Fung-Wong ini diprediksi akan mulai menghantam wilayah pulau utama Luzon, Filipina pada Minggu malam ini (9/11/2025)

Penulis: Bobby W
Editor: Endra Kurniawan
Tangkap Layar zoom.earth
BADAI FUNG WONG - Tangkap layar zoom.earth terkait Badai Super Fung-Wong yang diprediksi akan menghantam wilayah Filipina, pada Minggu malam ini (9/11/2025). 

Badai Super Fung-Wong ini sendiri dikhawatirkan memperparah tekanan pada respons bencana, terutama karena pemerintah masih fokus membantu korban Kalmaegi.

Meski demikian, Pejabat pertahanan sipil Filipina Raffy Alejandro menyatakan optimisme untuk menghindari korban jiwa.

keyakinan ini didasari Alejandro dengan pengerahan militer tang telah mengalihkan sekitar 2.000 personel dari pelatihan lapangan guna memperkuat bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana.

Sejarah Badai Fung-Wong

Nama Fung-Wong (berasal dari bahasa Kanton yang berarti "burung phoenix") telah digunakan oleh Komite Typhoon Wilayah Asia Timur Laut (ESCAP/WMO) sejak 1999 untuk menyebut siklon tropis di Pasifik Barat.

Badai Fung-Wong sendiri biasanya terbentuk di wilayah dekat Kepulauan Mariana, bergerak ke barat-laut menuju Filipina atau Taiwan, lalu berbelok ke utara mengikuti arus atmosfer global.

Berikut kronologi perkembangan sejarahnya dari tahun ke tahun:

  • Badai Fung-Wong 2008: Mencapai intensitas kategori 4 dengan kecepatan angin 215 km/jam, menghantam Taiwan dan Provinsi Fujian, Tiongkok. Banjir bandang akibat badai ini merusak 1,2 juta hektare lahan pertanian dan menyebabkan kerugian US$1,2 miliar.
  • Badai Fung-Wong 2014 : Memiliki kecepatan angin 185 km/jam, menyebabkan longsor di Luzon yang menewaskan 25 orang dan memaksa evakuasi 100.000 warga. Badai ini juga memicu krisis pangan akibat gagal panen.
  • Badai Fung-Wong 2020: Berkecepatan 165 km/jam, mengakibatkan banjir rob di Manila dan kerusakan infrastruktur senilai US$300 juta. Fenomena ini dipengaruhi oleh La Niña yang memperkuat curah hujan.

Pada 2025, Fung-Wong menjadi yang terkuat dalam satu dekade terakhir akibat pemanasan global yang memperpanjang musim badai dan meningkatkan suhu permukaan laut.

Data Badan Meteorologi Filipina (PAGASA) mencatat, frekuensi badai di wilayah ini naik 15 persen sejak 2010, dengan pola pergerakan semakin tak terprediksi.

Kini, Fung-Wong 2025 tidak hanya menguji kapasitas respons bencana Filipina, tetapi juga menjadi contoh nyata eskalasi risiko iklim di kawasan kepulauan.

(Tribunnews.com/Bobby)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved