Senin, 17 November 2025

Ledakan di Kantor Polisi Jammu & Kashmir India Tewaskan 9 Orang, Ada Kaitan dengan Insiden Red Fort

Ledakan berasal dari tumpukan bahan peledak hasil rampasan operasi penangkapan teroris terkait insiden di Red Fort beberapa waktu lalu.

Penulis: Bobby W
Editor: Suci BangunDS
Tangkap layar Youtube NDTV
LEDAKAN KASHMIR INDIA - Tangkap layar Youtube NDTV terkait Suasana mencekam setelah ledakan besar menimpa sebuah kantor polisi Nowgam di Jammu dan Kashmir pada Jumat malam (15/11/2025). Ledakan berasal dari tumpukan bahan peledak hasil rampasan operasi penangkapan teroris terkait insiden di Red Fort, beberapa waktu lalu. 

Ledakan Senin malam di luar Benteng Merah bersejarah Delhi merupakan ledakan pertama di kota berpenduduk lebih dari 30 juta jiwa sejak 2011.

Otoritas India menyelidiki kasus ini berdasarkan undang-undang anti-terorisme ketat dan menyatakan semua aspek sedang ditelusuri. Hingga kini, belum ada tersangka yang ditetapkan atau penangkapan terkait ledakan tersebut.

Sumber Ledakan Berasal dari Operasi di Jammu dan Kashmir

LEDAKAN MOBIL INDIA - Tangkap layar YouTube Global News, memperlihatkan situasi di dekat Red Fort India pascaledakan yang menewaskan sedikitnya 8 orang, Senin (10/11/2025). Polisi masih menyelidiki kejadian ini.
LEDAKAN MOBIL INDIA - Tangkap layar YouTube Global News, memperlihatkan situasi di dekat Red Fort India pascaledakan yang menewaskan sedikitnya 8 orang, Senin (10/11/2025). Polisi masih menyelidiki kejadian ini. (Tangkap layar YouTube Global News)

Adapun tumpukkan bahan peledak yang  menyebabkan kejadian fatal di Kepolisian Jammu dan Kashmir ini didapatkan setelah kepolisian wilayah federal Jammu dan Kashmir mengumumkan penangkapan tujuh pria

Penangkapan ini sendiri dilakukan beberapa jam sebelum ledakan besar terjadi di Benteng Merah, Delhi.

Penggerebekan dilakukan di Kashmir serta negara bagian Haryana dan Uttar Pradesh yang berbatasan dengan Delhi.

Dalam operasi tersebut, polisi menyita dua pistol, dua senapan serbu, dan 2.900 kilogram bahan peledak.

Kepolisian Jammu dan Kashmir menyebutkan, hasil investigasi mereka mengungkap ekosistem teroris yang dibangun oleh kalangan profesional.

"Jaringan ini melibatkan tenaga terdidik dan mahasiswa yang terpapar radikalisme serta berkomunikasi dengan aktor asing dari Pakistan dan negara lain." ungkap pihak Kepolisian Kashmir.

Pihak Kepolisian Jammu dan Kashmir juga menambahkan para tersangka terkait dengan kelompok militan Pakistan Jaish-e-Mohammed dan Ansar Ghazwat-ul-Hind.

Kementerian Luar Negeri Pakistan belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar. India menuduh Pakistan mendukung militan Islamis di Kashmir—wilayah Himalaya yang saling diklaim kedua negara—namun Islamabad membantah tuduhan tersebut.

Puluhan ribu orang tewas dalam pemberontakan anti-India di Kashmir sejak 1989, meski kekerasan telah berkurang dalam beberapa tahun terakhir.

Pada April 2025, 26 orang tewas dalam serangan terhadap wisatawan Hindu di Kashmir. New Delhi menyalahkan "teroris Islamis" yang didukung Pakistan, tuduhan yang dibantah Islamabad. Krisis tersebut memicu konflik militer terburuk antara kedua rival nuklir dalam beberapa dekade sebelum gencatan senjata dicapai setelah empat hari.

Kepolisian sedang menyelidiki kemungkinan keterkaitan antara pengemudi mobil yang meledak dengan ketujuh tersangka yang ditangkap, demikian tiga sumber yang tidak berhak mengomentari isu sensitif ini.

Investigasi fokus pada dugaan bahwa pengemudi tersebut adalah seorang dokter sekaligus rekan salah satu tersangka.

Pasca-ledakan Delhi, kepolisian Jammu dan Kashmir terus melakukan penggerebekan di ratusan lokasi di wilayah Himalaya tersebut dan menahan sekitar 500 orang. 

Sumber kepolisian Jammu dan Kashmir menyatakan mayoritas telah dibebaskan setelah diperiksa.

(Tribunnews.com/Bobby)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved