Jumat, 21 November 2025

Trump Pasang Badan, Klaim MBS 'Tak Tahu Apa-apa' soal Pembunuhan Jurnalis Khashoggi

Trump pasang badan untuk MbS, menyebut sang putra mahkota ‘tak tahu apa-apa’ soal pembunuhan Khashoggi kasus yang terus membayangi hubungan AS–Saudi.

Editor: Nuryanti
Tangkap layar YouTube The White House
TRUMP DAN MBS - Tangkap layar YouTube The White House, memperlihatkan pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) di Riyadh. Trump pasang badan untuk MbS, menyebut sang putra mahkota ‘tak tahu apa-apa’ soal pembunuhan Khashoggi kasus yang terus membayangi hubungan AS–Saudi. 
Ringkasan Berita:
  • Dalam konferensi pers di Gedung Putih, Trump menegaskan bahwa MBS “tidak tahu apa-apa” soal pembunuhan Jamal Khashoggi.
  • Khashoggi, jurnalis Washington Post yang kritis terhadap pemerintah Saudi, dibunuh di Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018. Investigasi Turki dan intelijen AS menyimpulkan operasi dilakukan agen Saudi, sementara Riyadh menyebutnya aksi “agen nakal”.
  • Pembelaan Trump dinilai kelompok HAM dapat melemahkan upaya mengungkap aktor utama di balik pembunuhan tersebut.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan tegas membela Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), terkait kasus pembunuhan Jamal Khashoggi pada 2018 silam.

Jamal Khashoggi adalah jurnalis senior Arab Saudi yang vokal terhadap kebijakan MBS.

Dalam konferensi pers di Gedung Putih, Trump menegaskan bahwa MBS “tidak tahu apa-apa” soal operasi yang menewaskan jurnalis Washington Post tersebut.

Pernyataan itu dilontarkan ketika Trump mendampingi MBS dalam kunjungan perdana Putra Mahkota Arab Saudi itu sejak kasus Khashoggi mengguncang dunia pada 2018, hingga sempat membuat hubungan AS dan Saudi renggang.

Usai selesai menggelar pertemuan strategis guna meningkatkan investasi Arab Saudi di AS senilai 1 triliun dolar AS, Trump yang muncul di konferensi pers menegaskan bahwa pihaknya membela MBS.

Trump membantah laporan intelijen AS tahun 2021 yang menyimpulkan bahwa MBS menyetujui operasi pembunuhan Khashoggi.

Ia mengatakan bahwa MbS tidak mengetahui apapun terkait operasi pembunuhan Khashoggi, meskipun laporan intelijen AS tahun 2021 menyimpulkan sebaliknya.

“Laporan tersebut tidak benar,” ujar Trump, sebagaimana dikutip dari BBC International.

“Dia tidak tahu apa-apa,” tegas Trump.

Bahkan sebagai bentuk dukungan, Trump menyebut MBS sebagai sosok yang dihormati, seolah menegaskan bahwa pemimpin seperti itu tidak mungkin terlibat.

Baca juga: Spesifikasi Jet Tempur F-35: Pesawat Siluman AS yang Siap Diborong Pangeran MBS

Kronologi Kasus Khashoggi

Kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018 menjadi salah satu tragedi diplomatik terbesar dunia modern.

Peristiwa itu kembali menjadi sorotan setelah kunjungan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), ke Amerika Serikat memunculkan kembali pertanyaan mengenai siapa yang bertanggung jawab dalam operasi tersebut.

Jamal Khashoggi, adalah wartawan junior Washington Post yang dikenal kritis terhadap kebijakan pemerintah Saudi.

Sebelum insiden pembunuhan terjadi Khashoggi sempat memasuki Konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018 untuk mengurus dokumen pernikahannya.

Namun setelah itu aa tidak pernah keluar lagi. Otoritas Turki kemudian menyimpulkan bahwa Khashoggi dibunuh di dalam gedung tersebut oleh tim yang berasal dari Arab Saudi.

Penyelidikan intensif dilakukan pemerintah Turki, yang merilis rekaman dan bukti lain terkait keterlibatan agen Saudi.

Laporan intelijen Amerika Serikat yang dipublikasikan pada 2021 juga menyimpulkan bahwa operasi tersebut dijalankan oleh tim khusus Saudi dan diduga mendapat persetujuan dari tingkat tertinggi pemerintahan Riyadh.

Akan tetapi, pemerintah Saudi dengan tegas membantah keterlibatan langsung MbS dan menyebut pembunuhan itu sebagai tindakan “agen nakal” yang bertindak di luar instruksi resmi.

Kasus ini memicu kecaman global. Sejumlah negara Barat menghentikan penjualan senjata ke Arab Saudi, sementara organisasi hak asasi manusia menuntut adanya penyelidikan independen.

Tekanan internasional memaksa Riyadh mengakui bahwa pembunuhan itu memang terjadi di dalam konsulat, setelah sebelumnya sempat membantah.

Arab Saudi kemudian menggelar persidangan secara tertutup yang menuai kritik karena dinilai tidak transparan.

Pada 2019, pengadilan Saudi menjatuhkan hukuman kepada delapan terdakwa yang dinyatakan terlibat dalam operasi tersebut.

Meski sudah ada vonis dan Trump berusaha menutup perdebatan, kasus Khashoggi tetap menjadi bayang-bayang dalam hubungan AS–Saudi.

Kelompok HAM dan komunitas internasional menilai pembelaan Trump berpotensi melemahkan upaya akuntabilitas atas pembunuhan jurnalis tersebut.

Mengingat hasil laporan intelijen AS dan investigasi Turki menunjukkan dugaan kuat bahwa pembunuhan Khashoggi tidak mungkin dilakukan tanpa restu tingkat tinggi pemerintah Saudi.

(Tribunnews.com / Namira)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved