Janda Jamal Khashoggi Tanggapi Pernyataan Trump yang Pasang Badan untuk MBS
Janda Jamal Khashoggi kecam pernyataan Donald Trump yang bela Mohammed bin Salman dan menolak temuan intelijen AS soal pembunuhan suaminya.
Ringkasan Berita:
- Janda Jamal Khashoggi, Hanan Elatr-Khashoggi, mengecam Donald Trump karena kembali membela Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) terkait pembunuhan suaminya.
- Ia kecewa karena Trump meremehkan temuan intelijen AS dan menyebut Khashoggi “kontroversial”.
- Hanan menegaskan pembunuhan itu menghancurkan hidupnya, menuntut keadilan, meminta kompensasi dari MBS, serta ingin jenazah suaminya dikembalikan.
- Ia juga siap bertemu Trump untuk meluruskan siapa Khashoggi sebenarnya.
TRIBUNNEWS.COM – Janda jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi, Hanan Elatr Khashoggi berkomentar atas pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump atas pembunuhan suaminya.
Diketahui, Donald Trump membela Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) dalam kasus pembunuhan Jamal Khashoggi.
Jamal Khashoggi adalah seorang jurnalis dan kolumnis Arab Saudi yang kritis terhadap pemerintah negaranya, terutama terhadap Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Kolumnis The Washington Post dan kritikus keras kerajaan Arab Saudi itu dibunuh oleh agen Saudi di Konsulat Arab Saudi yang berada di Istanbul, Turki pada 2 Oktober 2018
Sky News melaporkan bahwa Hanan merasa 'kecewa' setelah Trump meremehkan temuan intelijen AS dan menyebut Khashoggi sebagai sosok yang sangat kontroversial saat ditanya wartawan di Gedung Putih.
Badan intelijen AS menyimpulkan bahwa operasi itu dilakukan atas perintah MBS. Putra mahkota membantah memerintahkan pembunuhan tersebut.
Akan tetapi, ia mengakui tanggung jawab sebagai penguasa de facto Riyadh.
MBS ke AS, Kasus Jamal Khashoggi Tersorot Lagi
Kunjungan MBS ke Gedung Putih pada Selasa (18/11/2025) menjadi yang pertama dalam tujuh tahun.
Trump kembali menepis temuan intelijen AS.
“Laporan tersebut tidak benar,” ujar Trump, sebagaimana dikutip dari BBC International.
Baca juga: Trump Pasang Badan, Klaim MBS Tak Tahu Apa-apa soal Pembunuhan Jurnalis Khashoggi
“Hal-hal terjadi… dia (MBS) tidak tahu apa-apa soal itu.”
Dia juga menegur wartawan yang menyinggung pembunuhan Khashoggi.
Sebagai bentuk dukungan, Trump menyebut MBS sebagai sosok yang dihormati, seolah menegaskan bahwa pemimpin seperti itu tidak mungkin terlibat.
Di sisi lain, dirinya memuji catatan hak asasi manusia Arab Saudi tanpa memberikan rincian.
Padahal kelompok HAM menilai otoritas Saudi masih menekan pembela HAM, jurnalis, hingga pembangkang politik.
Tidak Ada Keadilan
Dalam wawancara bersama Sky News, Hanan menyebut pernyataan Trump sebagai tamparan bagi keluarga korban.
“Tidak ada keadilan yang ditegakkan,” ujarnya.
Ia menegaskan suaminya bukan sosok kontroversial seperti yang digambarkan Trump.
Katanya, sekalipun demikian, “itu bukan alasan untuk menculik, menyiksa, atau membunuhnya.”
Hanan menyebut pembunuhan itu telah “menghancurkan hidupnya”.
Ia meminta kompensasi dari MBS.
Hanan juga ingin jenazah suaminya dikembalikan agar dapat dimakamkan secara layak.
Merespons pembelaan Trump terhadap MBS, Hanan menegaskan siap bertemu langsung dengan presiden AS untuk menjelaskan siapa Jamal Khashoggi sebenarnya.
“Dia harus bertemu saya," katanya.
“Dia (Jaman Khasoggi) seorang profesional, pria hebat, dan sangat berani,” katanya.
Baca juga: Kemarahan Muncul setelah AS Tetapkan MBS Kebal Atas Kematian Jamal Khashoggi
Dalam wawancara terpisah, Raw Story melaporkan bahwa Hanan menuntut MBS bertanggung jawab.
“Putra mahkota mengatakan dia menyesal, jadi dia harus menemui saya, meminta maaf, dan memberi kompensasi atas pembunuhan suami saya,” tegasnya.
Laporan intelijen AS pada masa pemerintahan Trump sebelumnya menyimpulkan bahwa pembunuhan itu dilakukan atas perintah MBS.
Kronologi Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi
Pembunuhan Jamal Khashoggi pada 2018 menjadi salah satu skandal diplomatik paling mengguncang dunia.
Isu ini kembali mencuat setelah kunjungan MBS ke Amerika Serikat memicu lagi pertanyaan soal siapa yang memerintahkan operasi tersebut.
Khashoggi datang ke Konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018 untuk mengurus dokumen pernikahan.
Dia tak pernah terlihat keluar lagi.
Pihak Turki menyimpulkan Khashoggi dibunuh oleh tim yang dikirim dari Arab Saudi.
Otoritas Turki merilis rekaman dan sejumlah bukti lain yang menguatkan dugaan keterlibatan agen Saudi.
Laporan intelijen AS pada 2021 turut menyatakan bahwa operasi tersebut dijalankan oleh unit khusus Saudi dan diduga mendapat restu dari lingkar kekuasaan tertinggi.
Meski demikian, pemerintah Saudi membantah bahwa MBS memerintahkan pembunuhan itu.
Otoritas Saudi menyebut pelakunya sebagai “agen nakal” yang bertindak tanpa instruksi resmi.
Kasus ini memicu kecaman keras di berbagai negara.
Beberapa pemerintahan Barat menghentikan penjualan senjata ke Riyadh, sementara kelompok HAM menuntut investigasi independen.
Baca juga: AS Lindungi Pangeran MBS dari Gugatan atas Pembunuhan Jurnalis Jamal Khashoggi
Setelah sempat menyangkal, Arab Saudi akhirnya mengakui Khashoggi tewas di dalam konsulat dan menggelar persidangan tertutup yang dikritik karena minim transparansi.
Pada 2019, delapan orang dijatuhi hukuman atas keterlibatan mereka.
Walau sudah ada vonis, pembunuhan Khashoggi tetap membayangi hubungan AS–Saudi.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
| Trump Bela Putra Mahkota Arab Saudi dari Tuduhan Pembunuhan Khashoggi |
|
|---|
| Cristiano Ronaldo Bertemu Donald Trump di Gedung Putih, CR7 Sampaikan Pesan Khusus |
|
|---|
| 5 Hal tentang Penjualan F-35 ke Arab Saudi, Berpotensi Menggeser Keseimbangan di Asia Barat |
|
|---|
| Indonesia Bakal Kirim 20 Ribu TNI ke Gaza, MUI: Jangan Sampai Masuk Jebakan Amerika Serikat |
|
|---|
| Trump Tebar Ancaman ke Kartel Meksiko, Klaim Tahu Tiap Alamat Gembong Narkoba |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/DONALD-TRUMP-DAN-MOHAMMAD-BIN-SALMAN-19112025.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.