Jumat, 21 November 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

 AS Siap Serahkan Krimea–Donbas ke Rusia, Trump Klaim Langkah Itu Jadi Kartu Damai Perang Ukraina

AS disebut siap serahkan Krimea–Donbas ke Rusia. Trump klaim langkah kontroversial itu bisa jadi “kartu damai” untuk akhiri perang Ukraina.

Facebook The White House
TRUMP DAN NETANYAHU - Tangkapan layar The White House pada Jumat (11/7/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan) dan Presiden AS Donald Trump (kiri) berfoto di Gedung Putih, pada hari Senin (7/7/2025). AS disebut siap serahkan Krimea–Donbas ke Rusia. Trump klaim langkah kontroversial itu bisa jadi “kartu damai” untuk akhiri perang Ukraina. 

Ringkasan Berita:
  • AS di bawah Trump dikabarkan menyiapkan proposal damai yang mencakup penyerahan Krimea dan Donbas kepada Rusia, dengan imbalan jaminan keamanan bagi Ukraina.
  • Trump memilih kedua wilayah itu karena sudah lama berada di bawah kontrol Rusia dan dianggap “realitas di lapangan” yang sulit diubah.
  • Rencana ini menuai kritik karena dinilai melegitimasi agresi Rusia dan berpotensi melemahkan prinsip hukum internasional.

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintahan Donald Trump diam-diam tengah menyiapkan proposal yang berisi penyerahan Krimea dan Donbas sebagai wilayah sah Rusia.

Isu itu mencuat usai setelah media Axios mengungkap bahwa Trump tengah menyiapkan proposal damai yang berpotensi mengubah peta geopolitik global.

Termasuk ketentuan bahwa Ukraina harus melepaskan sebagian wilayah tertentu sebagai bagian dari kesepakatan perdamaian

Hal tersebut juga turut dikonfirmasi langsung oleh seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, yang mengungkap bahwa Trump tengah mempersiapkan pengakuan resmi kedaulatan Rusia atas Krimea dan Donbas.

Sebagai gantinya, Washington menjanjikan jaminan keamanan bagi Ukraina dan sejumlah negara Eropa.

Tak dirinci apa alasan Trump menyerahkan Krimea–Donbas ke Rusia, para analis menilai dengan memberi Rusia legitimasi atas Krimea dan sebagian Donbas, AS bisa mendorong Rusia untuk menghentikan agresi dan memasuki kesepakatan perdamaian.

Rencana Trump mencerminkan pendekatan geopolitik yang pragmatis dan transaksional.

Alih-alih berpegang pada prinsip normatif bahwa perbatasan tidak boleh ditentukan melalui agresi militer, Trump tampak bersedia “menukar” pengakuan teritorial dengan jaminan keamanan untuk Ukraina.

Zona Demiliterisasi dan Pembatasan Militer Ukraina

Untuk menyukseskan rencana ini, Trump kabarnya akan melibatkan negara-negara lain dalam rencana ini seperti Qatar dan Turki agar kesepakatan lebih diterima secara multilateral, bukan hanya sebagai keputusan bilateral AS–Rusia.

Dipilihnya kedua wilayah itu bukan tanpa alasan, Sumber-sumber yang memahami rancangan proposal menyebut bahwa alasan utama Trump memilih Krimea dan Donbas karena kedua wilayah tersebut sudah berada di bawah kontrol Rusia dalam jangka panjang.

Baca juga: Diintai Kapal Rusia, Inggris Siap Eskalasi setelah Pilotnya Disorot Laser

Mengutip media lokal Tass, Krimea dicaplok Rusia sejak 2014, dan Rusia telah membangun pemerintahan, infrastruktur, serta kehadiran militer besar di sana.

Semenatra wilayah Donbas yang terdiri dari Donetsk dan Luhansk telah dikuasai separatis pro-Rusia sejak 2014 dan kemudian dianeksasi Rusia pada 2022.

Bagi Trump, kondisi ini menunjukkan “realitas di lapangan” yang sulit diubah melalui operasi militer.

Dengan kata lain, wilayah tersebut dianggap sudah terlepas dari Ukraina secara de facto.

Sehingga menyerahkannya dalam proses negosiasi dipandang lebih realistis daripada terus mempertahankannya sebagai bagian dari tuntutan diplomasi Kyiv.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved