Presiden Taiwan Pilih Sushi, Kirim Sinyal Kuat Dukungan untuk Jepang di Tengah Tekanan Tiongkok
Presiden Taiwan posting sushi Jepang sebagai dukungan simbolis di tengah ketegangan Tiongkok-Jepang. AS siap bela Tokyo, ekonomi terancam dampak besar
Analis perjalanan udara Hanming Li memperkirakan sekitar 500.000 tiket dibatalkan antara 15 hingga 17 November 2025.
Akibatnya kerugian dilaporkan membengkak hingga miliaran yuan karena 70 persen pemesanan yang dibatalkan adalah tiket pulang pergi.
AS Ikut Buka Suara
Menurut data UN COMTRADE, China adalah pasar ekspor terbesar kedua bagi Jepang setelah Amerika Serikat (AS), dengan nilai pembelian mencapai sekitar 125 miliar dolar sepanjang 2024, terutama untuk mesin industri, semikonduktor, dan kendaraan bermotor.
Posisi ini membuat Jepang sangat rentan jika Beijing menutup akses pasar.
Korea Selatan, pasar ekspor terbesar ketiga bagi Jepang, hanya menyerap 46 miliar pada tahun lalu.
Dengan diberlakukannya larangan, kemungkinan Jepang akan terkena dampak yang luar biasa. Bahkan para pejabat Jepang dan analis menilai krisis ini tidak akan mudah diatasi.
Joseph Kraft, analis keuangan dan politik di Rorschach Advisory, Tokyo, mengatakan komentar Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi telah meningkatkan ketegangan ke level tinggi, sehingga sulit bagi China untuk mundur.
Satu-satunya jalan, menurut Kraft, adalah menjalankan strategi jangka panjang dan menunggu hingga China merasakan dampaknya pula.
Situasi ini menegaskan betapa rapuhnya hubungan perdagangan regional dan bagaimana faktor politik dapat mempengaruhi ekonomi global, terutama bagi negara-negara dengan ketergantungan tinggi pada pasar China.
Sementara itu merespon ketegangan perdagangan yang terjadi, Pemerintah Amerika Serikat dibawah pimpinan Donald Trump menegaskan dukungan terhadap Jepang.
Melalui Duta Besar Amerika Serikat untuk Jepang, George Glass, Trump menyatakan bahwa Washington siap membela Tokyo.
Menurutnya, paksaan menjadi kebiasaan sulit dihilangkan bagi Beijing, dan Amerika Serikat siap mendukung Jepang seperti halnya saat larangan makanan laut sebelumnya.
Pernyataan itu disampaikan setelah laporan muncul mengenai kemungkinan China melarang seluruh impor hasil laut Jepang, langkah yang bisa memberi tekanan besar bagi ekonomi Jepang.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.