Presiden Taiwan Pilih Sushi, Kirim Sinyal Kuat Dukungan untuk Jepang di Tengah Tekanan Tiongkok
Presiden Taiwan posting sushi Jepang sebagai dukungan simbolis di tengah ketegangan Tiongkok-Jepang. AS siap bela Tokyo, ekonomi terancam dampak besar
Ringkasan Berita:
- Presiden Taiwan, Lai Ching-te, memposting foto sushi khas Jepang sebagai bentuk dukungan dan menegaskan kemandirian Taiwan di tengah ketegangan regional.
- Menteri Luar Negeri Lin Chia-lung mendorong warga Taiwan mendukung Jepang, sementara Tiongkok membalas dengan larangan impor makanan laut dan pembatalan 500 ribu tiket pesawat.
- Amerika Serikat siap mendukung Jepang, namun analis menilai krisis ini sulit diatasi dan berpotensi menimbulkan dampak ekonomi besar.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Taiwan, Lai Ching-te, menunjukkan dukungannya terhadap pemerintah Jepang dengan cara yang unik namun simbolis yakni mengunggah menu makan siang sushi khas Jepang.
Dalam unggahan media sosialnya, Lai terlihat menikmati ikan ekor kuning dari Kagoshima dan kerang dari Hokkaido, disertai sup miso.
"Makan siang hari ini adalah sushi dan sup miso," tulisnya di Facebook dan Instagram, serta menggunakan kata yang sama dalam bahasa Jepang di akun X miliknya.
Diunggahnya postingan tersebut Presiden Lai menegaskan sikap Taiwan yang mandiri dan siap memperkuat ikatan dengan Jepang, meskipun berada di bawah bayang-bayang ketegangan regional yang semakin meningkat.
Menteri Luar Negeri Taiwan, Lin Chia-lung, menegaskan di parlemen bahwa paksaan ekonomi dan intimidasi militer oleh Tiongkok sudah terlalu banyak.
"Pada titik kritis ini, kita harus mendukung Jepang dalam menstabilkan situasi dan menghentikan perilaku intimidasi komunis Tiongkok," ujarnya, mengutip dari CNA.
Ia juga mendorong warga Taiwan untuk lebih sering mengunjungi Jepang dan membeli produk Jepang sebagai bentuk solidaritas.
Adapun ketegangan antara Jepang dengan Tiongkok meningkat setelah Perdana Menteri baru, Sanae Takaichi, menyatakan bahwa serangan Tiongkok terhadap Taiwan yang mengancam kelangsungan hidup Jepang dapat memicu respons militer.
Namun pernyataan tersebut memicu reaksi keras Beijing, yang menganggap Taiwan sebagai bagian wilayahnya.
Membalas kecaman dari PM Takaichi, China kini mulai melakukan tindakan ekstrim, merilis larangan impor makanan laut Jepang.
Pemberlakuan kembali larangan ini akan menjadi pukulan berat bagi banyak perusahaan yang ingin kembali memasuki pasar yang sebelumnya menyumbang lebih dari seperlima dari seluruh ekspor makanan laut Jepang.
Baca juga: Pejabat Jepang Membungkuk, Pejabat China Memasukkan Tangan ke Saku, Momen Dua Pejabat Viral
500 Ribu Tiket Pesawat Dibatalkan
Sebelum China memberlakukan larangan impor makanan laut, negara tirai bambu ini telah lebih dulu menyerukan warganya untuk tidak mengunjungi Jepang dan mempertimbangkan kembali rencana studi di Jepang.
Imbas larangan itu, setidaknya tujuh maskapai penerbangan China, termasuk tiga maskapai milik negara, kompak menawarkan pembatalan gratis bagi penumpang yang memesan tiket ke Jepang.
Adalah maskapai China Sichuan Airlines yang membatalkan penerbangan Chengdu (Tiongkok) - Sapporo (Jepang) hingga akhir Maret.
Sementara Spring Airlines menghentikan sejumlah penerbangan lain dengan alasan "perencanaan perusahaan".
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.