Susu Berbakteri
47 Merk Susu Formula Bebas Bakteri Sakazakii
Kementerian Kesehatan, Badan POM, dan IPB mengumumkan bahwa 47 merek susu formula yang diteliti tidak mengandung Bakteri Sakazakii.
Penulis:
Srihandriatmo Malau
Editor:
Anita K Wardhani

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Andri Malau
TRIBUNNEWS,COM, JAKARTA - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan, Badan POM, dan Institut Pertanian Bogor (IPB) mengumumkan bahwa 47 merek susu formula yang diteliti tidak mengandung bakteri E,. Sakazakii.
"Semuanya adalah hasil survei semua nama dan jenis susu formula bayi yang beredar di Indonesia 2011 tidak ditemukan Enterobacter sakazakii, Hasilnya kita simpulkan tidak ada perbedaan, semuanya itu negatif. ," ujar Kepala Badan Litbang Kementerian Kesehatan Trihono, dalam konferensi pers bersama di Kantor kementerian Kominfo, Jakarta, Jumat (8/7/2011).
Disebutkan bahwa penelitian ini dilakukan 3 lembaga, yakni Kementerian Kesehatan, Badan POM dan IPB. Penelitian ini sendiri berbeda dari penelitian yang pernah dilakukan oleh para peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) menemukan adanya kontaminasi Enterobacter Sakazakii sebesar 22,73 persen dari 22 sampel susu formula yang beredar tahun 2003 hingga 2006.
Seperti dijelaskan Trihono, penelitian ini sendiri sifatnya surveillance, berbeda dengan IPB yang saat 2006 meneliti sifatnya isolat.
Tujuan penelitian ini sendiri untuk mendapatkan informasi cemaran mikroba e.sakazakii yang semua nama dan jenis susu formula bayi yang beredar di Indonesia tahun 2011. Sampel susu yang diteliti sendiri adalah nama dan jenis susu yang beredar di Indonesia tahun 2011 baik yang diproduksi di dalam negeri maupun impor.
Metode penelitian 3 lembaga ini sendiri diambil atas susu formula bayi yang beredar sebanyak 3 47 nama (merk). Tiap nama diambil 2 bets, dan masing-masing bets diambil 3 sampel. Sampel susu formula ini sendiri diambil berdasarkan 7 region, Sumatera, Jawa-Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Maluku Utara, dan Papua.
Dalam penelitian, sampel yang diteliti, nama susu formula tersebut ditutup (dilakban) dan diganti dengan kode.
Masing-masing sampel diambil 2 batch dan diperiksa di dua laboratorium yang berbeda. Sedangkan 1 sampel lainnya disimpan untuk mengantisipasi hasil uji yang berbeda.