Senin, 18 Agustus 2025

Varian Baru Virus HIV Ditemukan, Berpotensi Lebih Menular dan Lebih Menyebabkan Penyakit Parah

Varian baru virus HIV ditemukan oleh para ilmuwan dari Universitas Oxford, diduga lebih menular dan menyebabkan penyakit parah.

Freepik
Ilustrasi virus HIV. Varian baru virus HIV ditemukan oleh para ilmuwan dari Universitas Oxford, diduga lebih menular dan menyebabkan penyakit parah. 

TRIBUNNEWS.COM - Pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa mutasi pada virus dapat mengubah daya penularan patogen dan tingkat keparahan penyakit secara signifikan.

Kini, penelitian baru dari Universitas Oxford menemukan varian baru HIV, virus yang menyebabkan penyakit AIDS.

Varian baru itu berpotensi lebih menular dan dapat mempengaruhi sistem kekebalan secara lebih serius.

Sejauh ini, 109 orang yang sebagian besar tinggal di Belanda menderita HIV varian tersebut.

Dikutip dari Healthline, berikut hal-hal yang perlu diketahui tentang varian baru HIV "VB".

Varian VB Menyebabkan Munculnya Penyakit 2 Kali Lebih Cepat

Varian baru virus HIV, yang disebut varian VB, dapat merusak sistem kekebalan.

VB melemahkan kemampuan orang untuk melawan infeksi dan penyakit jauh lebih cepat daripada jenis HIV sebelumnya, kata para ilmuwan.

Ini juga berarti bahwa orang yang tertular varian baru dapat terjangkit AIDS lebih cepat.

Para peneliti juga menemukan bahwa VB memiliki viral load (jumlah virus yang terdeteksi dalam darah) 3,5 hingga 5,5 kali lebih tinggi daripada jenis saat ini, yang menunjukkan bahwa virus itu juga bisa lebih menular.

Baca juga: Varian Baru HIV yang “Sangat Mematikan” Ditemukan di Belanda

Baca juga: Ilmuwan Afsel Akan Pelajari Kaitan antara Varian Covid-19 dengan HIV yang Tidak Diobati

Ilustrasi HIV
Ilustrasi HIV (Freepik)

Kerusakan Sistem Imun Dapat Terjadi 2 Kali Lebih Cepat

Penurunan sel CD4+T (tanda rusaknya kekebalan akibat HIV) terjadi dua kali lebih cepat pada orang dengan varian VB, kata para peneliti.

"Pada saat mereka didiagnosis, orang-orang ini rentan untuk mengembangkan AIDS dalam waktu 2 sampai 3 tahun," tulis para penulis penelitian.

Dengan tidak adanya pengobatan, jumlah CD4 yang sangat rendah dengan konsekuensi klinis jangka panjang diperkirakan akan terjadi 9 bulan setelah diagnosis rata-rata untuk orang berusia 30-an dengan varian VB, kata mereka.

"Kemampuan varian VB untuk melakukan penularan, merusak sistem kekebalan, dan menghentikan pengobatan adalah pengingat seberapa pintar virus berkembang dari waktu ke waktu," kata Anthony J. Santella, DrPH, MCHES, profesor Administrasi dan Kebijakan Kesehatan di University of New Haven.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan