Senin, 18 Agustus 2025

Varian Baru Virus HIV Ditemukan, Berpotensi Lebih Menular dan Lebih Menyebabkan Penyakit Parah

Varian baru virus HIV ditemukan oleh para ilmuwan dari Universitas Oxford, diduga lebih menular dan menyebabkan penyakit parah.

Freepik
Ilustrasi virus HIV. Varian baru virus HIV ditemukan oleh para ilmuwan dari Universitas Oxford, diduga lebih menular dan menyebabkan penyakit parah. 

Pengujian sebagai Alat Penting Melawan HIV

Ditanya apa ada pengaruh munculnya varian baru terhadap pengujian untuk populasi berisiko, William A. Haseltine, PhD, ketua dan presiden badan kesehatan global ACCESS Health International, mengatakan itu tergantung pada perilaku orang.

"Saya belajar di awal perjalanan AIDS bahwa perilaku manusia jauh lebih bervariasi daripada yang saya pikirkan," kata Haseltine, yang telah menulis banyak buku, termasuk Variants: The Shape-Shifting Challenge of COVID-19.

"Itu tergantung pada aktivitas Anda, dan berapa banyak pasangan yang Anda miliki," katanya.

Ia menambahkan bahwa orang yang memiliki banyak pasangan harus menjalani tes HIV lebih sering.

Peter Pitts, mantan komisaris asosiasi FDA dan presiden Pusat Kedokteran untuk Kepentingan Umum, mengatakan dia tidak berpikir VB adalah penyebab kekhawatiran.

"Saya pikir itu adalah alasan untuk fokus baru," katanya.

"Kami benar-benar mampu menggeser HIV, AIDS, dari penyakit mematikan ke penyakit kronis."

"Pertempuran melawan virus tidak pernah berakhir," lanjutnya.

"Saya berpikir dari perspektif kesehatan masyarakat, kita harus fokus pada perawatan profilaksis."

Pitts menambahkan bahwa menurutnya salah satu pelajaran dari COVID-19 adalah bahwa pengujian adalah "senjata yang tidak dihargai untuk melawan virus".

"Hal ini harusnya mengingatkan kita bahwa dengan menguji lebih teratur, kita dapat mengembangkan tes baru, lebih canggih, dan lebih murah."

Pengujian dan Perawatan Saat Ini Masih Diterapkan untuk Mengendalikan Penyakit

Dr. Carl Fichtenbaum, profesor kedokteran klinis di Divisi Penyakit Menular di Fakultas Kedokteran Universitas Cincinnati, mengatakan kepada Healthline bahwa selama beberapa dekade, beberapa orang lebih cepat sakit daripada yang lain.

"Jumlah virus yang diukur dalam setetes darah adalah pengganti perkembangan penyakit. Semakin tinggi jumlahnya, semakin besar kemungkinan seseorang akan berkembang dan menjadi sakit," kata Fichtenbaum kepada Healthline.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan