Penyebab dan Gejala Anemia, Bisa Menyerang Balita sampai Lansia
Anemia merupakan suatu kondisi tubuh yang ditandai oleh kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari normal.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Choirul Arifin
Secara klinis penderita anemia ditandai dengan “pucat” pada muka, kelopak mata, bibir, kulit, kuku dan telapak tangan.
Baca juga: Waspada Anemia Defisiensi Besi
Pencegahan Anemia
Upaya pencegahan anemia dan penanggulangan anemia dilakukan dengan memberikan asupan zat besi yang cukup ke dalam tubuh untuk meningkatkan pembentukan hemoglobin sebagai berikut:
• Meningkatkan asupan makanan sumber zat besi
Makanan yang kaya sumber zat besi dari hewani contohnya hati, ikan, daging dan unggas, sedangkan dari nabati yaitu sayuran berwarna hijau tua dan kacang-kacangan.
Untuk meningkatkan penyerapan zat besi dari sumber nabati perlu mengonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C, seperti jeruk, jambu.
Penyerapan zat besi dapat dihambat oleh zat lain, seperti tanin, fosfor, serat, kalsium, dan fitat.
• Suplementasi zat besi
Keadaan dimana zat besi dari makanan tidak mencukupi kebutuhan terhadap zat besi, perlu didapat dari suplementasi zat besi.
Pemberian suplementasi zat besi secara rutin selama jangka waktu tertentu bertujuan untuk meningkatkan kadar hemoglobin secara cepat, dan perlu dilanjutkan untuk meningkatkan simpanan zat besi di dalam tubuh.
• Hindari mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) bersamaan dengan:
1. Teh dan kopi karena mengandung senyawa fitat dan tanin yang dapat mengikat zat besi menjadi senyawa yang kompleks sehingga tidak dapat diserap.
2. Tablet Kalsium (kalk) dosis yang tinggi, dapat menghambat penyerapan zat besi.
Obat sakit maag yang berfungsi melapisi permukaan lambung sehingga penyerapan zat besi terhambat. Penyerapan zat besi akan semakin terhambat jika menggunakan obat maag yang mengandung kalsium.
Sumber: Kementeriam Kesehatan RI dan Bio Farma