Selasa, 26 Agustus 2025

Putri Ariani Raih Golden Buzzer

Mengenal Retinopathy of Prematurity Kondisi yang Dialami Putri Ariani, Bisakah Dicegah? 

Putri Ariani, peraih golden buzzer America's Got Talent mengalami Retinopathy of prematurity (ROP). Ia tak bisa melihat sejak bayi.

YouTube America's Got Talent
Putri Ariani, remaja berusia 17 tahun tengah menjadi trending di Twitter usai tampil di America's Got Talent dan meraih Golden Buzzer. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Nama Putri Ariani tengah trending dan viral di media sosial.

Penampilannya menjadi salah satu kontestan America's Got Talent memukau semua orang, termasuk Simon Cowell.

Baca juga: Putri Ariani Raih Golden Buzzer dari Simon Cowell di Americas Got Talent hingga Dipuji bak Malaikat

Penyanyi berbakat asal Jogja ini menarik simpati banyak pihak.

Selain karena kepiawaianya bernyanyi dan mencipta lagu, penyanyi berusia 17 tahun ini memiliki keterbatasan sebagai tuna netra.

Mengutip Tribun Jogja, ayah Putri Ariani, Ismawan Kurnianto menceritakan bagaimana putri sulungnya itu mengalami kondisi tersebut.

Baca juga: Jalan Hidup Putri Ariani, Bayi Prematur yang Tunanetra Sejak Lahir Melesat ke Americas Got Talent

Putri lahir saat kandungan berusia 6 bulan 18 hari.

Saat itu sang mama kena plasenta pervia. 

Kondisi mengakibatkan mata Putri belum terbentuk sempurna.

Putri Ariani sedang menjadi perhatian masyarakat Indonesia karena mendapatkan Golden Buzzer di America's Got Talent. Ini rekam jejak karirnya.
Putri Ariani sedang menjadi perhatian masyarakat Indonesia karena mendapatkan Golden Buzzer di America's Got Talent. Ini rekam jejak karirnya. (tangkap layar Youtube America's Got Talent)

Akibatnya Putri tidak dapat melihat sejak usia 3 bulan.

Kondisi tersebut dinamakan Retinopathy of prematurity (ROP).

Baca juga: Anaknya Sukses Dapt Golden Buzzer, Ayah Putri Ariani Bingung Jawab Tawaran Sandiaga Uno

Mengutip National Eye Institute, ROP merupakan cacat bawaan yang sering dialami bayi prematur.

Kondisi ini tergolong ringan dan bisa pulih hingga membaik, jika penanganannya dilakukan dengan segera.

Bayi lahir prematur di dalam inkubator.
Bayi lahir prematur di dalam inkubator. (BBC)

Jika tidak tertangani segera, ROP menyebabkan gangguan penglihatan hingga kebutaan.

Retinopathy of prematurity sering dialami bayi dengan kondisi lahir dengan berat kurang dari 3 pon atau 1,3 kg saat lahir.

Retinopathy of prematurity terjadi ketika pembuluh darah abnormal tumbuh di retina, lapisan jaringan peka cahaya di bagian belakang mata Anda.

Penyebab

Meski telah disebutkan bahwa  terjadi ketika bayi dilahirkan terlalu cepat.

Namun, penyebab pasti kondisi tersebut belum diketahui secara pasti hingga saat ini.

Ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan bayi prematur lebih rentan terkena Retinopathy of prematurity yaitu seperti mengutip alodokter:

1. Berat badan lahir rendah

2. Pertumbuhan janin terhambat

3. Hipoksemia atau kekurangan oksigen selama di dalam kandungan

4. Infeksi dalam rahim

Pengobatan 

ROP stadium lanjut yang parah, perlu segera dilakukan untuk menyelamatkan indra penglihatan bayi melalui Terapi laser, Krioterapi, Obat-obatan, Sleral Buckling, maupun Vitrektomi

Pemeriksaan berkala penting dilakukan agar dokter dapat mendeteksi dan mengevaluasi kondisi mata bayi.

Jika tidak maka menyebabkan bayi terkena berbagai penyakit mata, seperti ablasi retina, mata juling, dan glaukoma, di kemudian hari.

Pemeriksaan awal atau skrining untuk mendeteksi ROP biasanya dilakukan ketika bayi terlahir prematur. 

Apabila hasil pemeriksaan dokter menunjukkan bahwa bayi mengalami ROP, dokter dapat menentukan langkah penanganan lebih lanjut untuk mengobati ROP sesuai tingkat keparahan dan kondisi bayi.

Retinopathy of prematurity tidak dapat dikenali secara kasat mata. 

Satu-satunya cara untuk mendeteksi dan mendiagnosis ROP adalah melalui pemeriksaan mata ke dokter. 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan