Kamis, 11 September 2025

Orangtua Kerap Tidak Sadar Anak Alami Anemia, Ketahui Gejala dan Pencegahannya 

Orangtua perlu khawatir jika anak menunjukkan tanda-tanda seperti lesu, lemas dan mungkin berdampak pada penurunan nilai sekolah.Ini tanda anemia.

freepik
Ilustrasi anak lesu. Orangtua perlu khawatir jika anak menunjukkan tanda-tanda seperti lesu, lemas dan mungkin berdampak pada penurunan nilai sekolah.Ini tanda anemia. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Indonesia termasuk dalam lima negara dengan prevalensi anemia tertinggi di Asia Tenggara.   

Tingginya kasus anemia disebabkan karena seringkali anemia terjadi tanpa gejala. 

Baca juga: Satu dari Tiga Anak Alami Anemia, Jika Dibiarkan Bisa Ganggu Perkembangan Otak Anak

Hal ini diungkapkan oleh Presiden Indonesian Nutrition Association (INA) Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK(K).

"Kadang orangtua tidak tahu ini sudah bergejala. Cuma rasanya baik-baik saja,"ungkapnya pada Media Gathering Bersama Cegah, Optimalkan Kognitif Generasi Maju, diselenggarakan Danone Indonesia dan PT Sarihusada Generasi Mahardhika, Kamis (31/8/2023).

Di sisi lain, orangtua kurang memahami pentingnya skrining anemia melalui pemeriksaan kadar Hemoglobin (Hb) darah.

Sehingga orangtua terkadang menghiraukan risiko si Kecil menderita anemia

Lantas apa saja tanda-tanda yang perlu diwaspadai orangtua sebagai anemia

Menurut dr Luci, orangtua perlu khawatir jika anak menunjukkan tanda-tanda seperti lesu, lemas dan mungkin berdampak pada penurunan nilai sekolah.. 

"Meski lesu sedikit, lemas sedikit, nilai kurang bagus, lesu, lelah, disuruh belajar malas,dan (suka) tidur. Oleh sebab itu dianjurkan skrining. Untuk mencari ada masalah atau tidak," tegasnya. 


Anemia pada Anak Dapat Dicegah

Anemia menjadi salah satu faktor risiko yang dapat menghambat perkembangan otak anak. 

Dr Luci mengungkapkan jika sebagian besar kasus anemia disebabkan karena kekurangan zat besi.

Padahal zat besi merupakan salah satu nutrisi penting dalam asupan makanan harian anak. 

Kondisi ini juga makin diperparah dengan kurangnya konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia yang hanya mencapai 43 persen di bandingkan konsumsi protein nabati (57 persen).  

Padahal faktanya, kandungan zat besi dalam protein hewani lebih tinggi dibandingkan dalam protein nabati.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan