Rabu, 10 September 2025

Cegah Stunting

Tiga Upaya Cegah Stunting: Vaksinasi, Nutrisi dan Deteksi Dini

Mencegah lebih baik daripada mengobati juga berlaku pada  stunting yang menjadi permasalahan utama di Indonesia.

SURYA/PURWANTO
Balita mendapatkan tambahan gizi makanan di Pos Kesehatan Kelurahan Bandungrejosari, Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (10/8/2023). Sebanyak 43 balita beresiko stunting mendapatkan tambahan gizi makanan. Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P3AP2KB) Kota Malang menyebut terdapat 1.950 orang yang menjadi pendamping keluarga untuk membantu mencegah dan menurunkan angka stunting di Kota Malang yang terdiri dari bidan, kader keluarga berencana dan kader PKK. SURYA/PURWANTO 

Diketahui hasil survei Status Gizi Indonesia (SGI) 2021 menunjukkan 1 dari 4 anak Indonesia mengalami stunting dan 1 dari 10 anak mengalami gizi kurang.

Anak yang tidak mendapatkan asupan gizin yang baik sangat berisiko mengalami stunting.

Gizi yang baik merupakan pondisi yang penting bagi anak yang harus dipenuhi agar anak tumbuh maksimal.

Istilah Isi Piringku dengan gizi seimbang perlu diperkenalkan dan dibiasakan dalam sehari-hari. 

Dalam masa pertumbuhan, anak-anak harus memperbanyak sumber protein, di samping tetap membiasakan mengonsumsi buah dan sayur.

Dalam satu porsi makan, setengah piring diisi oleh sayur dan buah, setengahnya lagi diisi dengan sumber protein (baik nabati maupun hewani) dengan proporsi lebih banyak daripada karbohidrat.

Ibu-ibu disarankan membuat MPASI yang dapat memenuhi gizi harian anak.

3. Pantau Tumbuh Kembang untuk Deteksi Dini

Sejalan dengan Dr. Bernie, Direktur Eksekutif International Pediatric Association (IPA) Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A, (K), FAAP, FRCPI (Hon.) menambahkan, stunting adalah permasalahan kompleks yang indikatornya harus ditinjau secara komprehensif dengan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak. 

Berdasarkan program intervensi Percepatan Penurunan Stunting yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan RI, data di tahun 2021 menunjukkan ada 6,5 juta dari 22 juta balita tidak dipantau tumbuh kembangnya secara rutin.
Selain, nutrisi, vaksinasi, dan hal lainnya, deteksi dini juga menjadi faktor penting untuk dilakukan para orang tua. 

"Semoga di masa mendatang, tidak hanya pencegahan tetapi juga deteksi dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan bisa dipermudah melalui teknologi untuk memantau kesehatan anak yang holistik," tutur dia.

Digital parenting aplikasi mitra IDAI dan Kemenkes ini terus mengembangkan ekosistemnya dengan mengembangkan fitur aplikasi terbaru seperti Booking Vaksin.
   
“Didukung oleh edukasi menyeluruh dan pemahaman tentang pentingnya vaksin, program seperti Parenthood Institute pastinya akan menjadi katalis yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan kita bersama meningkatkan kualitas kesehatan anak dan keluarga dengan merata di Indonesia," tutur CEO PrimaKu Muhammad Indraputra, CFA .

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan